29. 👻

11.5K 649 14
                                    

20 tahun kemudian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

20 tahun kemudian

Seorang pria keluar dari mobil menatap rumah sederhana namun tetap terlihat asri, mata pria itu berkaca-kaca menghirup udara segar setelah 20 tahun lamanya mendekam di dalam penjara, dada pria itu sesak mengingat kejahatan yang pernah dia lakukan pada pemilik rumah di hadapannya, setelah pulih Juwita mengunjunginya di kantor polisi menyampaikan pesan terakhir dari tante Rianti meminta cowok itu menerima peninggalan satu-satunya.

Karena itu cowok itu bertekad setelah keluar akan menetap di rumah peninggalan tante Rianti, cowok itu tertegun setelah membuka pagar pintu rumah tiba-tiba terbuka lebar menampilkan wajah-wajah yang begitu dia rindukan menyambut kepulangan cowok itu.

"SELAMAT DATANG NATHAN".

Teriakan kompak dari teras rumah membuat air mata cowok itu keluar membasahi pipi terisak pelan melangkah masuk menatap orang tuanya yang sudah menua berada paling depan, cowok itu berhambur kedalam pelukan terisak, kedua orang tua cowok itu juga terlihat menangis menatap wajah tirus anaknya.

"Nathan"

Cowok itu menoleh menatap Kayla, mata gadis itu sudah berkaca-kaca memeluk Nathan, "Nat, lo akan jadi om", lirihnya di dalam pelukan membuat cowok itu membelalak menatap Daffa yang terlihat tersenyum malu di sana.

"Selamat Kay, Daffa baik sama lo kan selama ini ? Dia tidak pernah menyakiti lo kan ?", tanyanya lembut, tidak ada lagi nada sinis.

"Tentulah, gue sayang sama Kayla", celetuk Daffa.

Barra dan Azri kompak memberi bogeman keras di punggung cowok itu sampai meringis, Nathan terkekeh menaikan alis melirik, "Gandy mana ?", tanyanya sedikit bingung.

"Di jepang Nat, biasa istrinya hamil, ngidamnya mau ketemu Itachi", celetuk Azri asal.

"Bacot lo Az", umpatan dari gerbang membuat mereka kompak menoleh, Nathan membelalak penuh haru di sana Gandy terlihat begitu tampan dengan jas yang dia gunakan, memapah perempuan yang terlihat begitu cantik dengan perut membuncit besar.

Nathan berlari menubruk tubuh Gandy terisak pelan, "Nat, lepasin sialan, gue masih normal, istri gue lebih cantik dari lo", ujar Gandy asal membuat Nathan melepas pelukan mencibir pelan menoleh menatap Juwita yang terlihat menangis haru di samping keduanya.

"Gan, izin ya gue mau meluk Juwita", ujar Nathan, namun belum sempat memeluk, Juwita lebih dulu maju berhamburan kedalam pelukan cowok itu, Gandy membelalak tidak terima, mencuatkan bibir penuh kekesalan tawa pecah dari teras rumah, sudah tahu gimana Gandy jika menyangkut Juwita, dulu waktu masih kuliah pernah sekali Gandy melewatkan rapat di kantor hanya karena melihat postingan Barra memperlihatkan Juwita duduk dengan cowok korea.

Barra dan Juwita kuliah di tempat yang sama, saat itu Gandy tanpa pikir panjang memesan tiket terbang ke korea hari itu juga, Barra sampai melongo dengan tingkah bucin sahabatnya itu.

Suasana meriah di dalam rumah, semuanya mengobrol satu sama lain Nathan menatap ke atas tepat di lantai dua membelalak melihat kemunculan tante Rianti, Laila, dan seorang anak kecil yang begitu mirip dengan dia, air mata Nathan kembali jatuh tanpa sadar ketiga sosok di sana tersenyum cerah melambaikan tangan perlahan menghilang.

"Makasi sudah kembali menjadi Nathan yang dulu".

Bisikan samar terdengar membuat hati cowok itu tertohok.

"Aaarrrhhhh"

Semua tersentak melihat Juwita yang tiba-tiba memegang perut kesakitan Gandy mendekat memeluk istrinya, "Gan, bawa ke rumah sakit cepat kemungkinan istri kamu mau melahirkan", ujar mama Nathan.

Gandy menganggukan kepala mengangkat tubuh Juwita, "hikss sakit", tangis Juwita pecah merasakan sakit yang luar biasa di area perut, "sayang tahan ya", ujar Gandy lembut masuk kedalam mobil.

Nathan mengambil alih kemudi membawa kerumah sakit, "sakit", lirih Juwita mengigit bibir bawah, "tahan sayang sebentar lagi kita sampai, kamu tahan ya, jangan gigit bibirnya, ini kamu gigit tangan aku saja", ujar Gandy menyodorkan tangan agar Juwita berhenti mengigit bibir.

Mobil berhenti Gandy bergegas masuk kedalam rumah sakit menggendong juwita, suster datang membawa brangkas meletakan Juwita yang semakin merintih kesakitan, Gandy ikut masuk kedalam ruangan persalinan menahan air mata melihat bertapa kesakitannya gadis yang dia cintai, para sahabat dan orang tua menunggu di depan dengan perasaan cemas.

"Aaaa sakittt hiks", isak Juwita, mencengkram tangan Gandy kuat sampai cowok itu terlihat meringis

"Aaaaaaaaaaaaaaaa"

"Ngeaakkkkk ngeaakkkk"

Tangisan bayi terdengar membuat Gandy terisak mengecup pipi Juwita, "makasih sudah berjuang sayang", ujarnya lembut, Juwita menganggukan kepala, "aaaa perut aku masih sakit", teriak Juwita tiba-tiba memegang perut yang masih sedikit membuncit.

Gandy panik, dokter kaget membelalak tidak percaya, "buu, ayo ngeden lagi, anak ibu kembar", perintah dokter, Gandy kembali membantu Juwita dengan perasaan campur aduk tidak menyangka anak mereka kembar selama di periksa hasil usg hanya memperlihatkan satu anak saja.

"AAAAAAA"

"Ngeaakkkkk"

"Selamat anak ibu dan bapak lahir sempurna, cantik dan tampan".

Tangis Gandy pecah mencium istrinya begitu senang, Juwita ikut menangis lemas melirik kearah kedua buah hati yang akan di bersihkan terlebih dahulu, lengkap sudah kebahagiaan Gandy dan Juwita.

•••

Ghost Class Where stories live. Discover now