19. 👻

9.4K 588 5
                                    

Seorang cowok masuk kedalam kamar menutup pintu tidak lupa mengunci mengusap wajah kasar , "anjing", umpatnya kepalan tangan cowok itu menguat, rahang mengeras, dada terlihat kembas kempis menahan amarah yang menyeruak di dalam sana, "gue tidak ak...

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Seorang cowok masuk kedalam kamar menutup pintu tidak lupa mengunci mengusap wajah kasar , "anjing", umpatnya kepalan tangan cowok itu menguat, rahang mengeras, dada terlihat kembas kempis menahan amarah yang menyeruak di dalam sana, "gue tidak akan biarin satu pun orang mendekati rumah itu, jika ada yang masuk semuanya akan terbongkar, sialan", umpatnya mengambil ponsel yang tersimpan di dalam laci, ponsel lama Daffa, kembali keluar dari kamar mengambil hoody berwarna hitam, menuju kesuatu tempat menggunakan mobil yang nampak jarang dia gunakan

Di pertengahan jalan cowok itu berhenti membuang ponsel itu ke dalam sungai di bawah jalan setelah mematahkan kartu di dalam ponsel itu.

Jam sudah mejunjukan pukul 11.25 malam, cowok itu sampai di depan pagar menatap sinis kearah rumah yang terlihat gelap, cowok itu meraih papan kecil di dalam mobil meletakan tepat di depan pagar, setelah selesai cowok itu bergegas masuk kedalam mobil beranjak pergi meninggalkan rumah milik Laila. Daffa yang baru saja pulang nongkrong berhenti menatap mobil itu menjauh penasaran cowok itu turun dari motor mendekati rumah Laila membaca tulisan di papan kecil itu.

"Rumah tidak di perjual belikan".

Daffa mengangkat bahu acuh bergegas pergi meninggalkan rumah itu.

Paginya SMA 1 Manggala kembali heboh para murid terlihat mengerumuni kelas 2 IPA 1, Juwita yang baru sampai menyeritkan dahi menyeruak masuk kedalam kelas membelalak melihat Kayla sudah terisak luruh di lantai di sana ada Daffa memeluk menenangkan, keadaan kelas begitu kacau darah bercecer di mana-mana, Juwita melirik kearah sosok Laila yang memperlihatkan penampakan mengerikan, perut yang bolong dengan darah hitam keluar berceceran di lantai.

Juwita meringis, hatinya terasa sakit, menatap tatapan Laila yang terlihat menyiratkan kesakitan, kepalan tangan gadis itu menguat.

Brakkkk

Sssrrrekkk

Bugh

Bughh

"Aaaaaaaaaaa"

Semuanya menjerit melihat Nathan tiba-tiba masuk menarik kerah baju, memberi pukulan keras pada wajah Daffa, "brengsek lo Daf, lo sudah tahu Kayla takut darah", ujarnya mendorong tubuh Daffa menjauh, Juwita meraih Kayla yang sudah memucat bergetar.

Bughh.

"KAYLA"

Nathan menoleh bergegas mengangkat tubuh Kayla yang sudah hilang kesadaran dalam dekapan Juwita membawa ke uks, Gandy, Azri dan Barra masih terdiam menatap ngeri ke arah darah yang berceceran, Juwita yang masih terduduk menatap sosok Laila di sana berusaha sekuat tenaga menahan tangis.

"La, berhenti, gue mohon, beri gue petunjuk untuk membantu, gue sudah berusaha mencari tahu", lirihnya di dalam hati tersentak menyadari tubuhnya di papah melirik menatap kearah Gandy, "kita ke uks", ajaknya lembut, yang lain bekerja sama membersihkan kelas.

Juwita kini berbaring di atas tempat tidur di uks tepat di samping Kayla yang masih belum sadar, perlahan gadis itu terlelap.


Mimpi Juwita.

"Hiks"

"Siapaa di sana ? La, Laila", teriak Juwita mengedarkan pandangan menyeritkan dahi menyadari dia tengah berada di kelas, gadis itu berhenti melihat Laila berhadapan dengan seorang cowok menggunakan hoody hitam menutupi seluruh tubuh juga menutupi wajah, Juwita berusaha mendekat namun sialnya kedua terlihat semakin menjauh, akhirnya Juwita berhenti memperhatikan.

Samar-samar terdengar obrolan kedua muda mudi di sana, "lo harus tanggung jawab brengsek", ujar Laila terisak pelan, "ck berhenti merengek, anak di perut lo belum tentu anak gue, dari awal lo sudah tidak suci", ujar cowok itu kasar.

Juwita tertegun melongo menggelengkan kepala, "brengsek lo, ini anak lo anjing, karena lo kehidupan gue hancur", teriak Laila

Plakkk

"LAILA", teriak Juwita melihat cowok itu menampar pipi Laila keras.

"Karena gue, lo juga menikmati, tidak usah sok suci", ujar cowok itu menarik rambut Laila kasar.

"Ssstt sakit, lepas, lo benar-benar biadap __", jerit Laila tidak melanjutkan ucapan meringis berusaha melepaskan tangan cowok itu dari rambutnya.

Braaakkk

Tubuh Laila terhempas sampai menubruk dinding, cowok itu mengeluarkan pisau lipat dari kantong hoody, Juwita membelalak melihat darah sudah keluar dari tubuh area bawah Laila, terlihat Laila menatap linglung dengan mata yang sudah berkunang-kunang merasakan sakit yang luar biasa di area perut, "lo bukan manusia", gumam Laila.

Srekkk

"Auhhh"

"LAILA", Juwita meringis memegang area perut melihat cowok itu tanpa perasaan menikam perut Laila melingkar, "setelah ini lo tidak akan tenang, sahabat gue akan datang membayar rasa sakit gue hari ini".

Deg

Juwita tertegun mendengar perkataan lirih dari Laila mengucapkan dengan nafas tersenggal-senggal sebelum menutup mata, Juwita mengepalkan tangan melihat cowok itu belum berhenti masih menikam perut Laila sampai bolong, setelah itu cowok itu meraih tas hitam miliknya mengeluarkan pisau daging, Juwita melongo menutup mulut menggelengkan kepala melihat jelas bagaimana cowok itu menyembeli leher Laila.

Juwita meyakini cowok itu sudah merencanakan dengan matang pembunuhan Laila, melihat peralatan yang cowok itu siapkan.

Juwita menutup mata tidak kuat melihat penderitaan yang di alami sahabatnya di akhir hidup, beberapa menit menutup mata, Juwita akhirnya membuka melihat jelas cowok itu memasukan tubuh Laila yang sudah terpotong-potong besar kedalam karung sebelum keluar dari kelas cowok itu membersihkan kelas menghilangkan bukti.

•••

Ghost Class حيث تعيش القصص. اكتشف الآن