Chapter 31 Apa Kau Benar Pangeran Berkuda Putih?

17 11 4
                                    

Matahari sudah tenggelam, langit pun berwarna gelap. Kaki Ji Hyun terus melangkah menapaki tangga-tangga di jalan menuju rumahnya. Tangannya menenteng sebuah goodie bag cantik bertuliskan nama salah satu butik ternama di daerah Apgujong yang merupakan kawasan Elite di Seoul. Ji Hyun melangkah dengan ringan karena perasaannya sedang senang. Ia akhirnya dapat membeli sebuah gaun dan high heels yang sesuai dengan seleranya dengan credit cardnya. Ia dapat membayangkan bisa memamerkan gaun miliknya dihadapan teman-teman Yoon Suk.

Ji Hyun bersenandung riang saat menaiki tangga rumahnya. Wajahnya memang tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya akibat gaun dan high heelsnya yang baru. Ia tidak sabar untuk menggunakan gaun dan high heels itu besok. Dirinya pasti akan terlihat mencolok di pesta besok. Ia memang harus mencolok dan menjadi pusat perhatian di manapun ia berada.

Cuma satu hal yang kurang, yaitu pasangan untuk pesta. Hanya hal itu yang belum ia miliki untuk dipamerkan dalam pesta Yoon Suk. Ji Hyun pun mulai memikirkan bagaimana ia mencari alasan yang cocok untuk mengelak dari tudingan Yoon Suk. Mungkin saja ia bisa mengatakan kalau pacar barunya sedang berada di luar negeri. Ia dapat mengatakan kalau pacarnya sedang berada di luar negeri untuk urusan bisnis. Ia tahu kalau Yoon Suk pasti tidak akan semudah itu percaya pada Ji Hyun. Ia akan terus menyerang titik kelemahan yang dimiliki Ji Hyun.

Helaan nafas terdengar pelan keluar dari mulut Ji Hyun. "Hah, apa aku harus benar-benar mencari pacar?"

"Memangnya kau tidak punya pacar?"

Siapa yang sedang berbicara...Ji Hyun menoleh ke arah sumber suara yang tiba-tiba terdengar. Kedua bola matanya dapat menangkap sosok Hyun Soo yang sedang menyandarkan badannya di tepian balkon rumahnya.

"Kau suka sekali menguping pembicaraan orang."

"Aku sejak tadi sudah berada di sini," Hyun Soo menunjuk gitarnya yang tergeletak begitu saja di meja kayu kotak yang ada balkonnya. Ia kemudian melirik barang bawaan Ji Hyun. "Kau habis belanja?"

Ji Hyun dengan cepat membuka pintu rumahnya kemudian melempar goodie bag yang ada di genggaman tangannya. "Bu...bukan. Hanya titipan teman. Yaa! Untuk apa kau mencampuri urusanku?"

"Besok kau mau ke mana? Mau ikut denganku kerja sosial lagi tidak?"

"Tidak mau! Aku tidak mau panas-panasan dan berdiri selama tiga jam lebih hanya untuk membagikan makanan untuk orang tua. Kakiku bisa mati kaku karena terlalu lama berdiri. Lagipula aku sudah ada janji besok."

"Oh..yasudah. Kalau kau ikut juga pasti akan merepotkan lagi," bukan itu seharusnya kalimat yang ia ucapkan. 

Kenapa semua kalimat yang ia ingin utaran malah jadi kebalikannya? Ia sebenarnya ingin menghabiskan akhir pekannya bersama gadis itu tetapi ternyata ajakannya ditolak mentah-mentah oleh Ji Hyun dan dia malah mengucapkan hal yang berlawanan dengan hatinya.

***

Sebuah taksi berhenti tepat di depan sebuah cafe di jalan B1F, 91-5 Cheondam-dong. Cafe itu terlihat sangat ramai dengan tamu-tamu yang datang memasuki cafe. Mobil-mobil mewah tampak terparkir di sepanjang jalan depannya. Tampaknya lahan parkir di sebelah cafe itu sudah penuh oleh sederetan mobil-mobil yang datang lebih dulu. Seorang pelayan tampak berdiri di pintu masuk cafe sambil terus memeriksa undangan yang datang. Sepertinya Yoon Suk sudah membooking cafe itu semalaman untuk acara ulang tahunnya.

"Atas nama siapa?"

"Han Ji Hyun."

Pelayan itu tampak memeriksa deretan nama tamu undangan yang datang. Ia melihat nama Han Ji Hyun dalam daftar nama tamu undangan. Ada coretan tanda bintang yang ada di samping namanya. Ia pun teringat ucapan si penyelenggara pesta saat memberikan daftar nama tamu undangan padanya.

Rooftop MelodyTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon