Chapter 29 Hal yang Tak Terduga

14 10 2
                                    

'Semua yang terjadi benar-benar di luar kendaliku. Rasanya ingin pergi melarikan diri saja ke sudut dunia untuk bersembunyi. Tapi aku tidak pernah menjadi pengecut.'

Eun Wi menatap tajam ke dalam bola mata Ji Hyun. Kedua tangannya ia letakkan di pinggang. Ji Hyun yang berada di hadapannya menundukkan wajahnya, mencoba menyembunyikan kesalahannya. Ji Hyun telah membeli sebuah tas Channel terbaru yang harganya lebih dari satu juta won dan sekarang ia tidak punya uang untuk membayar sewa rumahnya yang telah habis masa sewanya.

"Aku tidak akan meminjamimu uang lagi sebelum hutang tujuh juta won mu kau lunasi."

"Eun Wi-ya, sekali ini saja! Kau khan sudah menjadi temanku."

"Meski kau bersujud di depanku, aku tetap tidak akan meminjamimu uang lagi."

"Yaa! Hwan Eun Wi! Aku sudah merendahkan derajatku untuk memohon padamu. Cih, kau ini benar-benar... kau bukan temanku lagi! Sudah sana pergi!"

"Baiklah. Aku akan pergi. Aku juga tidak akan datang kemari lagi NONA HAN JI HYUN," Eun Wi mengambil tasnya dan keluar dari rumah Ji Hyun sambil membanting pintu depan dengan kencang.

"Dasar tidak tahu diri. Sudah kuanggap sebagai temanku, sekarang malah tidak mau menolongku. Arrrgghhh.. Bagaimana ini? Besok aku harus membayar sewa rumah." Ji Hyun menggelindingkan tubuhnya di kasur dan membenamkan kepalanya di bawah bantal. Ji Hyun kini menyesali dirinya yang telah membeli tas Channel tanpa perhitungan. Ia memang tidak bisa menahan diri untuk tidak mengeluarkan dompetnya saat melihat tas Channel terbaru itu. Sekarang ia tidak memiliki sepeserpun uang untuk membayar tempatnya tinggal.

Eun Wi menuruni tangga rumah Ji Hyun dengan wajah kesal. Ia benar-benar tidak habis pikir dengan kelakuan Ji Hyun yang masih saja hidup dengan mewah. Seharusnya Ji Hyun tahu kalau hidupnya bukan lagi seperti tuan puteri. Apa aku perlu membenturkan kepalanya ke dinding dengan keras?Oh, harus kuapakan anak itu supaya ia sadar. Saat Eun Wi mencapai anak tangga terakhir, langkah kakinya terhenti. Ia teringat ucapan Ji Hyun, kau bukan temanku lagi! Selama ini berarti Ji Hyun menganggapnya sebagai teman.

"Aisssh...anak ini," Eun Wi membalikkan badannya dan berjalan menaiki tangga lagi.

Ji Hyun mendengar suara pintu dibuka.

"Yaa! Han Ji Hyun! Aku akan menolongmu. Akan kupinjami kau uang. Tapi ini untuk yang terakhir kalinya."

Mendengar perkataan Eun Wi, Ji Hyun langsung bangkit dari tempat tidurnya. "Betulkah? Hwan Eun Wi kau memang benar-benar temanku," Ji Hyun memeluk temannya itu dengan erat. Ia tahu Eun Wi akan selalu menolongnya.

"Ada syaratnya."

"Syarat apapun akan kupenuhi," Ji Hyun selalu mengatakan sesuatu tanpa berpikir terlebih dahulu. Ia memang tipe orang yang selalu berpikir belakang ketika mengambil suatu keputusan. Perbuatannya selalu dilakukan tanpa ia pikirkan dan nantinya ia akan berakhir dengan penyesalan.

"Kau harus menurut dan tidak boleh mengeluh sama sekali."

Ji Hyun mengangguk dengan cepat dan tidak berkomentar yang macam-macam. Baginya saat ini, yang terpenting adalah membayar lunas uang sewa rumahnya sehingga ia tidak diusir dari rumah ini dan menjadi gelandangan. Hatinya kini terasa lega setelah Eun Wi akan meminjaminya uang. Ia pun bisa tidur dengan tenang malam ini.

***

Sudah satu jam yang lalu Hyun Soo bangun dari tidurnya. Di hari libur seperti ini seharusnya ia bisa tidur-tiduran sampai siang. Tetapi badan Hyun Soo tidak pernah mengizinkan hal itu. Kakinya kini sudah melangkah di jalanan menuju rumahnya. Setelah menghabiskan waktu lebih dari satu jam jongging di taman dekat halte bis, ia pun memutuskan untuk kembali pulang ke rumah.

Saat hendak menaiki tangga di rumahnya, ia mendengar suara ribut-ribut dari rumah Ji Hyun. Suaranya semakin lama semakin terdengar jelas. Langkah Hyun Soo terhenti di tangga dan beranjak ke tangga di rumah Ji Hyun. 

Ia mencoba mengintip apa yang sedang terjadi di rumah Ji Hyun dan ia dikejutkan dengan kedatangan Eun Wi dari atas tangga dengan membawa sebuah kardus besar. Rambut Eun Wi berantakan, make upnya tidak karuan, dan bajunya acak-acakan seperti habis bergulat dengan seseorang. Untung saja wajahnya tertutup kardus besar itu sehingga tidak terlalu kelihatan.

Saat melihat Hyun Soo ada di dasar tangga, Eun Wi langsung berteriak pada Hyun Soo dengan cepat. "Oppa! Bisa kau bantu aku mengamankan Ji Hyun sebentar di rumahmu? Kurasa sebentar lagi ia akan membunuhku."

"Hwan Eun Wi!!! Berhenti kataku!!! Apa kau mau mati???" teriakan Ji Hyun menggelegar kencang di telinga Hyun Soo dan Eun Wi.

"Oppa! Cepat! Aku harus membawa barang-barang ini ke mobil di bawah sana," kepala Eun Wi menunjuk ujung jalan gang rumah Hyun Soo. Beberapa meter dari rumah Hyun Soo baru dapat dilalui mobil sebelum kita harus menaiki puluhan anak tangga menuju rumah Hyun Soo dan Ji Hyun.

Ji Hyun muncul dengan wajah yang tidak jauh berbeda dengan Eun Wi. Rambut yang acak-acakan dan kaos yang terlihat melar seperti habis ditarik paksa ke sana kemari. Nafasnya menggebu-gebu dan tatapan matanya terlihat sangat menakutkan. Ia berlari ke arah Eun Wi sementara Eun Wi dengan cepat menuruni tangga.

"Oppa! Cepat bawa dia ke rumahmu sekarang! Masih ada barang yang belum kuambil," Eun Wi menyuruh Hyun Soo menyingkir dan langsung berlari ke jalanan.

Hyun Soo masih tidak mengerti apa yang sedang terjadi di hadapannya sekarang. Ia berkali-kali memanggil Eun Wi tetapi gadis itu hanya fokus menyelamatkan diri dari amukan Ji Hyun.

"Yaa! Minggir kau! Jangan menghalangi jalanku!" Ji Hyun mendorong badan Hyun Soo yang kini memblokir tangga bawahnya. Hyun Soo melirik Eun Wi yang masih terlihat berlari sambil membawa kardus besar. Pasti ia tidak dapat berlari dengan cepat karena kardus itu terlihat cukup berat. Sambil melihat Eun Wi menghilang dari pandangan Hyun Soo, ia merentangkan kedua tangannya dan mencoba menghalangi langkah Ji Hyun.

"Lee Hyun Soo! Apa kau bersekongkol dengan Eun Wi?" Ji Hyun terus mendesak Hyun Soo seperti orang kesetanan. Ia berteriak-teriak memaki Eun Wi dengan tidak jelas. Tangannya pun mendorong Hyun Soo dengan sekuat tenaga, tapi tetap saja tenaga pria itu lebih kuat dari tenaga Ji Hyun.

Hyun Soo tidak punya pilihan lain. Ia membungkukkan badannya, kedua tangannya meraih pinggang Ji Hyun, mengangkat badan Ji Hyun, dan meletakkan badan Ji Hyun di pundaknya. Ji Hyun tambah meronta-ronta. Ia memukul-mukul punggung Hyun Soo dengan keras, tetapi Hyun Soo malah membawa Ji Hyun menaiki tangga rumah Hyun Soo.

"Turunkan aku! Dasar kurang ajar! Cepat turunkan!"

Saat Hyun Soo tiba di tangga terakhir rumahnya, ia melihat Eun Wi masuk lagi ke dalam rumah Ji Hyun dengan berlari. Hyun Soo sudah berusaha menghalangi pandangan Ji Hyun, tetapi Ji Hyun masih saja dapat melihat Eun Wi masuk ke dalam rumahnya. Ia pun melepaskan diri dari Hyun Soo dan berteriak dengan kencang.

"Yaa!!! Hwan Eun Wi!!! Jangan kau bawa barang-barangku!!! Cepat kembalikan semua tas dan sepatuku sekarang juga!!!" Ji Hyun hendak meloncat dari balkon rumah Hyun Soo ke balkon rumahnya, tetapi Hyun Soo dengan cepat mengangkat tubuh Ji Hyun lagi setelah mendapat kode dari Eun Wi untuk secepatnya mengurung Ji Hyun di rumah Hyun Soo.

***

Rooftop MelodyWhere stories live. Discover now