Chapter 13 Pagi yang Tidak Biasa

40 38 8
                                    

Alarm Ji Hyun berbunyi dengan kencang. Matanya yang masih mengantuk mengerjap-ngerjap pelan. Ia mengambil segelas air putih dari dalam kulkasnya. Ia meneguk habis air es tersebut. Perutnya tiba-tiba berbunyi. Ia pun langsung menatap jam dinding. 

Saat itu sudah pukul sembilan pagi. Pantas saja kalau perutnya sudah kelaparan. Ia semalam tidak sempat makan malam karena terlalu lelah.

Tangannya sibuk menyendokkan nasi dari dalam rice cooker. Bibi Hwan rupanya telah memasakkan nasi yang cukup banyak untuknya. Ia pun menyalakan kompor sebelah kanan dan menghangatkan sepanci Seolleungtang, sup dari daging dan tulang sapi. 

Sedangkan kompor sebelah kiri menghangatkan Tteokgalbi di wajan. Tteokgalbi adalah makanan khas Jeolla Selatan dan dibuat dari daging iga sapi yang dihaluskan dan dibumbui kemudian dipanggang dengan diolesi saus. 

Nama masakan ini berasal dari cara memasak daging yang dihancurkan dan ditumbuk. Makanan ini bertekstur sangat lembut dan lunak. Rasanya cukup manis dan tidak terlalu berbumbu.

Ji Hyun berjalan keluar rumah dan mencari letak guci yang menyimpan kimchi. Ia menggaruk-garuk kepalanya sehingga rambutnya menjadi berantakan. Ia kemudian memejamkan kedua matanya dan meregangkan kedua tangannya ke udara sambil menguap lebar-lebar saat merasakan udara yang terasa segar pagi itu.

"Permisi!" suara itu membuat Ji Hyun membuka matanya dan ia melihat sesosok lelaki yang berada di samping rumahnya. Mulut Ji Hyun bergerak mencibir. Isshh dia pasti lelaki iseng yang ingin menggodaku. Aku tahu kalau diriku ini cantik dan siapa saja pasti akan terpesona olehku. Ji Hyun berpura-pura tidak melihat lelaki itu, ia tampaknya tidak tahu kenapa laki-laki itu memanggilnya.

"Permisi!!" teriak lelaki itu dengan lebih kencang dan membuat Ji Hyun menoleh ke arahnya. Lelaki itu menunjuk ke arah Ji Hyun menggunakan kepalanya sambil menahan tawa. Ji Hyun menengok ke kanan dan ke kiri. Ia bingung apa sebenarnya yang dimaksud laki-laki itu. Tangan kanan lelaki itu pun menurunkan leher bajunya sampai ke bawah bahu.

Ji Hyun mengerutkan keningnya. Ia kemudian langsung menyadari kalau kancing atas piyamanya terbuka sehingga lengan sebelah kiri piyamanya merosot sampai bahu. Tali branya terlihat menyembul berwarna pink cerah. Wajahnya langsung merah padam dan ia pun berteriak dengan sekuat tenaga.

"Aaaaaaaa!!!" Ji Hyun langsung berlari masuk ke dalam rumah dan bercermin di cermin samping tempat tidurnya. Saat ia bercermin, ia berteriak lagi dengan kencang sambil melihat wajah yang ada dalam cermin itu. 

Sebuah sosok mengenakan baju tidur bermotif tookki dengan kancing atas yang terlepas dan bagian lengan sebelah kiri yang merosot serta bra berwarna pink cerah yang sedikit terlihat. Semalam ia sudah tertidur sehingga lupa melepas branya. Selain itu, rambut Ji Hyun yang awut-awutan karena belum di sisir membuat wajahnya saat ini sudah seperti orang gila.

"Oh God, kenapa hari pertamaku di sini sial sekali?" Ji Hyun jadi uring-uringan mengingat wajah lelaki yang saat ini pasti sedang menertawakannya. Karena terlalu asik memandangi wajahnya yang berantakan di cermin, Ji Hyun lupa kalau ia sedang menghangatkan makanannya di kompor. Ia pun mencium bau gosong dari arah dapur.

"Bau apa ini? Kenapa ada bau gosong di sini?" Ji Hyun mengendus-endus bau itu keluar dari kamar mandi. Saat ia melihat asap dari kompor, ia langsung berteriak lagi.

"Aaaaaaaaa!!!" Ji Hyun langsung mematikan api di kedua kompornya yang ia nyalakan dengan api besar. Ia menatap panci Seolleungtang yang sudah tidak tersisa airnya dan Tteokgalbi yang sudah berubah warna menjadi hitam di atas wajan.

Ji Hyun langsung merosot duduk di lantai, "God!" kedua kakinya ia gesek-gesekkan ke lantai sambil menangis dan merengek-rengek berteriak memanggil ayah dan ibunya. "Appa! Eomma!"

Setelah sekitar lima menit menangis, Ji Hyun mengusap air matanya karena teringat sesuatu. Kepalanya menengok ke arah jam dinding. 

Ia pun berteriak lagi dengan kencang, "Ya ampun! Aku bisa telat interview," Ji Hyun langsung berdiri dan menyambar handuk yang ada di gantungan pakaiannya.

Ji Hyun menendang pintu kamar mandi dengan kakinya. Keningnya berkerut dan kedua alisnya bertaut saat melihat ke dalam kamar mandi. Ia kemudian berjinjit melangkahkan kakinya dengan jijik ke dalam kamar mandi. 

Meski Bibi Hwan sudah membersihkan kamar mandi itu, tapi Ji Hyun tetap saja merasa kamar mandi itu tidak seperti kamar mandi. Ruangan itu sangat kecil dan pengap. Hanya ada sebuah lubang angin kecil yang ada di atas toiletnya sehingga sirkulasi udara di ruangan itu tidak lancar. Tidak ada bathup dan keran air panas serta seperti di rumahnya. 

Ji Hyun keluar lagi dari dalam kamar mandi. Ia mengambil segelas air putih dari dispenser dan masuk lagi ke kamar mandi lalu mengambil odol dan sikat giginya. Ia merasa jijik jika harus berkumur dengan air keran. Ia tidak bisa membayangkan air keran yang masuk ke dalam mulutnya.

Setelah menggosok giginya, lagi-lagi ia merasa ragu saat ingin menyalakan keran air showernya. Ia pun mencium rambutnya yang sudah bau karena kemarin ia tidak bisa mandi di rumah bibi Hwan. Ia hanya bisa menggosok giginya dan mencuci muka. 

Situasinya sama seperti yang ia alami sekarang. Ia tidak terbiasa mandi di tempat seperti itu. Ji Hyun pun akhirnya memaksakan diri dan mencoba membuka keran itu dengan pelan. Air dari dalam keran itu tidak mengalir. 

Ia Ji Hyun mencoba memutar-mutar keran itu ke kanan dan ke kiri, tetapi keran showernya tetap tidak mengeluarkan air sampai akhirnya ia kesal dan memukul keran itu dengan botol shampo miliknya.

"Auu! Dingin!" lagi-lagi Ji Hyun berteriak. Air dalam shower itu mengalir deras menerpa wajahnya sehingga wajahnya terasa sakit. Air itu juga terasa sangat dingin di pagi musim panas seperti ini. Keran itu tidak bisa dikecilkan volume airnya sehingga Ji Hyun terpaksa harus mandi dengan air shower yang mengalir deras menghujani tubuhnya.

                                                                                          ***

Notes:

Tookki adalah kelinci

Rooftop MelodyOnde histórias criam vida. Descubra agora