"Berarti besok gue sekolah harus siap-siap ditempelin antagonis perempuan itu dong—gue benci banget sama pemeran perempuan itu, suka membully gue ga suka cewek jahat." Dia berbicara sambil menatap langit lewat balkon kamarnya.

Ke esokan harinya dia berusaha memainkan peran di dalam dunia ini, sampai statusnya jelas dia ini disini Apa? kata itu terus berputar di benaknya.

Dia sekarang di parkiran sekolah mencoba bergaul dengan tokoh di sini ternyata tidak buruk, dia di dunianya dulu pandai bergaul.

Eca?

Dia melihat gerak-gerik semua orang yang memandang Eca di depan gerbang sana.

Kenapa dia lewatin gue begitu saja? harusnya dia mengejar-ngejar gue kan? Sebagai tokoh Kevan di dalam cerita ini?

Waktu terus berlalu kenapa tokoh Eca berubah? Dia selalu menghindar menatap dia pun tak ingin, sifatnya bertolak belakang dari novel.

"Aneh, coba gue tes dulu, ah." Kevan berusaha mengejar Eca di koridor.

"Kenapa lo tadi manggil gue?" Kevan yang menahan tangan Eca di depan kelas.

"Ga gabut aja gue ingin nyanyi," ucap Eca melepaskan tangan Kevan.

"Lo kenapa berubah?" Kevan penasaran akan sifat Eca yang baru baru ini tidak pernah menempelin dirinya.

"Harusnya lo seneng bukan?" tanya Eca yang melipat tangannya ke depan.

"Gue mau lo balik ke dulu," tegas Kevan.

"Sebagai penguntit maksud lo?" jawab Eca

"Terserah apapun itu,"

"Lupa lo ngatain gue menjijikan?" berang Eca taksantai.

"Gue ga peduli pokoknya lo harus balik ke dulu!"

"Egois lo Pan, kemarin-kemarin lo ke mana aja? Pas gue ngejar-ngejar lo!"

"Gue minta maaf Ca." Kevan dengan wajah datarnya.

"Ca lo kok bengong? Tolong maafin gue," memohon kepada Eca

"Ada syaratnya,"

"Apa?"

"Nanti gue kasih tau" Eca pergi begitu saja dari hadapan Kevan.

Setelah kepergian Eca Kevan menatap punggungnya. "Kok, jawabannya kayak gitu? Aneh,"

Kevan sedang berusaha mencerna semuanya, dia menyugarkan rambutnya ke belakang. "Kenapa Eca antagonis di novel berbeda sama cerita aslinya?" Dia terus bertanya-tanya.

Kevan terus gencar mendekati Eca, tetapi kenapa dia malah di gangguin protagonis wanita? Dia risih. Antagonis menghindar yang seharusnya mengganggu—dia malah berbalik ke tokoh protagonis.

"Kenapa dia selalu menolak kehadiran gue? Bukannya di novel dia suka sama Kevan? Aneh!"

🍄🍄🍄

Sehabis kejanggalan yang terus menerus dia dapat, tibalah dia di sebuah ruangan anta beranta.
Setelah dia mencerna semuanya baru dia paham kenapa Eca antagonis itu acuh kepada dirinya.

Walaupun gue ditolak terus, entah kenapa gue nyaman sama sifat Eca asli—dari pada Eca novel walaupun dulu gue sempet benci sama antagonis di novel ini.
Kevan tersenyum memandang dahan pohon rindang itu.

"Ci apa manusia pengacau itu akan membahayakan kita berdua?"

"Bisa jadi karena dia serakah." Cici melihat Kevan diam saja melamun.

ANTAGONIS URAKAN [END]Where stories live. Discover now