SEMBILAN BELAS

19.8K 1.1K 13
                                    

🦭🦭🦭



VOTE DULU YA BARU BACA.



HAPPY READING SEMUA❤️‍🔥
————————————————


Di dalam ruangan yang temaram, terlihat seorang gadis sedang menangis sambil memeluk lutut.

"Apa ini semua mimpi? Kalau, iya, tolong jangan bangunkan gue."

Dia terus bergumam seperti itu.

Eca paham mungkin di sini dia tidak bakal selamanya atau mungkin nanti dia bakal balik ke dunia aslinya. Akan tetapi, tidak bisa dipungkiri dia sudah nyaman di dunia ini.

Entahlah Eca sekarang lagi ingin galau padahal tidak sedih, dia sedang meratapi nasibnya di dunia ini bakal bagaimana nantinya. Di dunianya dulu juga dirinya bagaimana? Apa sudah mati atau masih dikasih kesempatan hidup.

"Eca bahagia di sini," ucapnya sambil menyeka air matanya.

Eca jadi tidak mood kebetulan sekali hari ini tanggal merahnya setiap bulan.

Eca kebawa suasana jadi menangis semalaman. Alhasil pagi harinya mata dia bengkak dan di sini lah dia diinterogasi keluarganya.

"Kamu kenapa, Nak? Ada yang jahat sama kamu, bilang sama Papa, biar Papa beri orang itu pelajaran!" seru Papa tak tega melihat anak gadisnya mengamali kesusahan.

"Kamu kenapa, Nak? Cerita sama Bunda, jangan di pendam keluarin semuanya, kamu bisa kok buat pundak Bunda menjadi tempat bersandar." Bunda mengusap lembut puncuk kepala Eca sayang.

"Lo kenapa, Ca? Siapa yang berani buat lo nangis! Yang boleh buat lo nangis tuh cuma gue," seru Bintang menggebu-gebu dan ditepak sama Langit di samping.

"Ada apa Ca, ada yang nyakitin kamu?" tanya Langit dengan sorot mata serius.

Ini, ya, rasanya di perhatikan? Eca jadi terharu.

"Ca, Ca! Kok, tambah deres." Bintang ikut kelabakan sendiri mengambil tisu di tengah meja ruang makan dengan terburu-buru.

"Aku gapapa kok, Pah, Bun, aku cuma lagi datang bulan jadi mood suing," jelas Eca dengan bibir bergetar.

"Mood swing Eca," koreksi Langit.

"Iya, itu aku baik-baik aja kok, ga ada yang jahat sama aku selagi aku punya kalian semua." Eca menatap satu persatu keluarga barunya di dunia ini, Bunda pun langsung memeluk Eca, diikuti Papa, Bintang dan Langit.

-

Eca tengah berjalan di lorong kelas dengan tanpa minat sama sekali. Di belakang dia ada Langit dan Bintang yang mengikutnya dari parkiran.

"Berasa punya ekor gue," sindir Eca kemereka berdua di belakang.

"Jalan yang benar Eca, jangan di seret kek gitu," seru Langit mengingatkan Eca, sambil berjalan sejajar bersamaan dengan Bintang juga di sisi satunya lagi.

"Malas jalan gue." Eca berjalan menyeret kakinya dengan malas dan tasnya berada di Bintang.

"Mau gue gendong?" tawar Langit.

"Gak mau males," jawab Eca.

"Jalan ga mau, digendong gak mau, maunya apa?!" Bintang bingung sama perempuan semuanya serba salah.

"Gak tau," jawab Eca malas menanggapi.

"Gue banting juga nih tas!" Bintang kesal mendengar jawaban Eca.

"Terserah." Bintang hanya mendengus dengan jawaban Eca barusan.

•KELAS Xl IPA 1

Eca yang baru sampai pun hanya menelungkupkan wajahnya di atas meja, Bintang dan Langit yang melihat wajah Eca tak seceria biasanya jadi tidak tega.

ANTAGONIS URAKAN [END]Where stories live. Discover now