PERTAMA

64.3K 2.2K 46
                                    

🌤️🌤️🌤️



Cerita ini aku revisi hanya kata baku dan tanda baca saja, ya. Sisanya masih sama💓

——————————

Sinar baskara menyoroti insan yang tengah tertidur, pelipisnya mengkerut tertahan. Terlihat ada seorang gadis yang tertidur pulas di dalam kelas, pada jam mata pelajaran Guru killer.

Sebuah gebrakan keras terdengar di seluru penjuru kelas—ulah Guru yang membangunkan anak nakal di depannya itu.

"Eh ayam, ayam, bapak gue belom di kandangin," latahnya.

Sontak semua murid menahan tawanya melihat kejadian itu.

"Berani-beraninya kamu Ciaa! Tidur di jam mata pelajaran saya!" Guru killer—Pak Bondi dengan kumis naik-turun, karena melihat tingkah laku anak muridnya satu ini.

Dia pun meringis mendapatkan omelan itu. "Ehehe, maaf Pak hilap," dibalas dengan cengiran khasnya.

Pak Bondi pun menghela nafas dengan kasar. "Hilap-hilap, keluar kamu dari kelas saya! Hormat tiang bendera sekarang juga!" berang Pak Guru tersebut.

Cia pun berdiri dari tempat duduk. "Baik Pak."

Dengan berjalan gontai, dia kelapangan dan menghormat ketiang bendera.

Nama gadis itu CIA BASKARA

"Panas bangat sih elaa, siapa sih yang taruh matahari di situ!" Tunjuknya Cia ke atas langit, Cia bergutu terus di lapangan sampai akhirnya jam istirahat pun tiba.

Di lorong Cia ingin langsung ke kantin, menghilangkan penatnya dengan merajaut langkah menuju ke sana. Tiba-tiba dari arah belakang ada seorang gadis yang merangkul dirinya.

"Woiii ... Cia," ujar gadis itu memanggil namanya.

Cia melirik ke samping. "Ape! " cetus Cia malas, dia lelah sekali habis di hukum.

"Buahahah lemes banget lo besty," ledek gadis itu tertawa.

"Diam lo." Cia melepaskan rangkulan dari gadis itu.

"Siapa suruh tidur dipelajaran Pak Bondi, kenakan lo," ujar gadis itu menasehati sahabatnya.

"Cih," sinisnya acuh Cia malas meladeni.

Gadis berambut gelombang itu adalah sahabat satu-satunya Cia—Lani herdra.

"Ci lo cari bangku sana, biar gue aja yang pesan, kaya biasakan?" tanya Lani

"Iya sana lo, gue juga pengen cepet-cepet duduk." Cia mendorong tubuh Lani agar cepat pergi ke stand makanan.

Beberapa menit Cia menunggu Lani datang kembali ke mejanya, begitu makanan datang Lani dan Cia menyantap dengan tenang.

"Ci buku gue mana elah! Udah
seminggu ini woi, novel gue belom di balik-balikin," ungkap Lani kesal dengan sahabatnya ini.

"Sabar elah! Besok gue balikin, lagian novel begitu aja di cariin, novel gaje. Gedek gue sama pemerannya," gerutu Cia mengingat alur novel tersebut.

"Wes ... sabar brodi, lo ga suka bagian apa?" tanya Lani heran padahal novel itu sangat best seller sekarang ini.

"Pemeran perempuan Antagonisnya, tingkah lakunya buruk, menye, bisa bisanya jadi ketua fans base club cowok gitu, mana genit banget lagi! Kesannya menurut gue dia, tuh. Penguntit bukan fans club," Cia misu misu sendiri.

"Sembarangan lo ya! Nama nya fans club kalo ga ada foto-foto ke gitu ya ... gabakal jadi fans club lah," tandas Lani membela novel punyanya.

"Yaa ... ga gitu juga kali! Gue juga kalo jadi si cowok-cowok itu risih sama kelakuan si Eca," balas Cia tak mau kalah.

"Ya terus? Lo lebih sukanya sama siapa? Eca menurut gue badas kok." Lani memberikan pendapatnya.

"Badas bapakmu! Mending protagonisnya lah, enak di perebutin cowok-cowok tampan, hehe," Cia senyum-senyum ga jelas, sambil membayangkan kalau dia jadi protagonis di dalam novel itu.

Tuk

"Si anying serem muka lo!" semburnya sambil melempari Cia dengan tisu bekas.

"Bangke lo! Gue juga kalo jadi protagonis bingung Lan, cowok-cowoknya ganteng semua, segala abang si antagonis juga ikutan lagi!" Cia memikirkan jalan novel tersebut.

"Yaa ... nama nya juga genre harem," kata Lani sambil memakan baksonya kembali.

Braaakkk

Cia menggebrak meja kantin dan Menjadi sorotan semua orang kantin.

"Sorry-sorry bukan temen gue, dia pembantu gue suka malu-maluin emang." Lani sambil meminta maaf ke orang-orang yang memandang mereka.

"Duduk Cia! Gue malu." Lani mendudukan Cia kembali.

"Hehe sorry, kok, lo gak bilang sih? Itu harem, anti bangat gue tau! Gue nih tipe-tipe cewek setia sama satu orang aja," bebernya Cia memberitau Lani.

"Lo gak nanya, mana gue tau! Harusnya lo baca Cia!" gerutu Lani gereget sendiri.

🌤️🌤️🌤️

Jam pulang sekolah pun berakhir. Semua murid berbondong-bondong menuju gerbang sekolah.

"Cia gue duluan ya, sopir gue udah jemput," ujar Lani melambaikan tangan lalu beranjak pergi meninggalkan Cia sendirian di tempat parkiran.

"Bye Laniii," Cia  yang melihat Lani sudah menaiki mobil jemputannya.

Cia pun menaiki motor mio kesayangannya, si merah padahal motornya warna biru.

"Wah-wah si merah lo ngapa dah? Wah mati ini mah." Akhirnya Cia berhenti di pinggir jalan mengecek si merah.

Tiba-tiba terdengar suara gaduh dari sebrang ia pun langsung menoleh ke arah sana—Cia melihat Nenek-nenek di sebrang jalan yang sedang di palak oleh preman.

"Wah! Gak bisa di diemin tuh orang." Cia berjalan menghampiri preman tersebut.

Ia melompat di hadapan preman. "HELOO ANYOOONG, YO ROBBUNN, LAGI PADA APA NICCCC!" teriak Cia di depan mata preman tersebut.

Preman yang di hadapan Cia terkejut dan para temannya yang sedang mengacak ngacak dagangan si nenek, tiba-tiba menutup kupingnya karena ada suara cempreng.

"Wah ... ada gadis manis, mending kamu pergi aja, Om ga punya permen buat kamu," ucap salah satu preman tersebut.

"Sekate-kate lo kalo ngomong! Majuuu lo jangan gangguin Nenek itu." Cia yang sudah menyiapkan kuda-kuda.

Preman itu melihat gelagat gadis didepannya dengan pandangan remeh. "Hajar dia jagat," Intruksi dari bos yang berkepala pelontos.

Preman itu maju Cia lalu langsung mengajar, menendang, dan melintir tangan preman tersebut. Hingga akhirnya hanya tersisalah bosnya.

Cia yang melihat itu pun tak tinggal diam. "Maju lo Pak Ogah!" sembur Cia menantang bos tersebut.

"Sialan!" Bos kepala pelontos pun maju dan menghajar Cia dengan batu entah dari mana.

"Tangan kosong kalo berani!" Cia untung bisa menghindar dari lemparan batu tersebut.

Cia mengahajar dan Cia lengah perutnya tertedang, mengakibatkan dirinya terjatuh ke tengah jalan, lalu tanpa mereka sadari ada sebuah mobil sedan sedang melaju kencang ke arahnya.

Bunyi benturan yang sangat keras, membut gadis itu terlempar jauh ketengah jalan. Cia tertabrak mobil tersebut, dia terlempar dengan tubuh bersimbah darah.

"Awas lo ye Pak Ogah, gue hantui kalau ampe gue mati," katanya dengan nafas tersenggal senggal.

"Nyak, si merah tolong jagaiin jangan dikiloin, ya." Entah dia bicara dengan siapa. Akhirnya banyak warga yang berdatangan dan memanggil ambulan tetapi nahas, gadis itu sudah tidak bernyawa lagi setelah mendapatkan benturan keras itu.





****
Hallo semua, ini cerita pertamaku. Awalnya ini cerita gabut ternyata jadi serius wkwk. Yaudah seperti itu saja, semoga sukak❤️‍🔥

ANTAGONIS URAKAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang