42. what happened to you helga?

73 2 0
                                    

Ghai tersenyum mengingat dimana ia dan Helga pertama kali bertemu, ia diam sejenak dan mengingat-ingat peristiwa kala itu, tetapi tiba-tiba Helga siuman

"Helga?" Khawatir ghai

"Hei? Aku dimana?" Tanya Helga yang sepertinya tidak memiliki energi untuk membuka suara ataupun bergerak

"Kau sedang di mansion, akan lebih baik jika tuan-" ghai belum menyelesaikan percakapannya lalu Helga menyela

"Tidak.. tidak usah mengaturku!" Ucapnya terpaksa sambil menahan sakit di dada dan kepalanya

"Tuan.. kita ke rumah sakit saja!" Berniat ingin membantu Helga duduk tetapi Helga menepisnya dan berniat ingin berjalan, tetapi tidak seperti yang ia inginkan. Helga terjatuh

"Tuan.."

"Aku mohon.. untuk kali ini saja.." mohon ghai agar Helga ingin berobat. Helga menatap ghai



































Ghai sedang menunggu di depan ruang Helga Dengan perasaan gelisah. Tak lama setelah itu dokter keluar

"Bagaimana?" Tanya ghai

"penyakitnya tidak terlalu parah, ada dua kemungkinan besar ketika kepalanya terasa nyeri"

"Apa itu?"

"Kemungkinan pertama, Ia mengalami sinusitis. Beberapa hari yang lalu mungkin ia merasa kedinginan atau alergi hidung tersumbat"

"Dan kemungkinan kedua. Ia memiliki banyak pikiran, itu juga bisa terpicu oleh kepalanya, jika ia berusaha untuk mengingat masa lalunya, itu akan membuat kepalanya kembali sakit, pasti kau sudah tahu, jika ia memiliki penyakit amnesia bukan?" Dan dibalas anggukan oleh ghai

"Dia tidak apa-apa.. tetapi hanya butuh berawatan untuk beberapa hari" lanjut dokter

"Baik, terimakasih" nunduk

"Hmm" lalu pergi dari sana dan ghai masuk ke ruangan itu

"Tuan..."





































"Iell!! Cukupp aku tidak ingin melihatmu dengan Helga!"

"Apa kau cemburu?"

"coba lihat aku? JIKA SEPERTI INI MENURUTMU BAGAIMANA?!" emosi raxa

"Maaf.. aku hanya khawatir dengan kondisinya"

"Kau selalu saja seperti itu! Aku tidak suka!"

"Baiklah, maafkan aku" ucap iel bersalah

"Hmm.." sambil memonyongkan bibirnya

"Ihh jelek kalo kaya gitu"

"Kiss"





Cupp



"Sudah"

"Gitu doang?" Kembali memonyongkan bibirnya

"Ihhh geemeesss" menoel hidung raxa dan kembali melumat kecil bibirnya


Cupppp

Haammpppp



"Astaga yatuhann" kaget zio ketika melihat Daddy dan mommynya bercumbu hangat, ia dengan sigap menutup matanya dan berbalik

"Ehh" iel langsung melepas lumatannya dan mendorong raxa

"Haloo sayanggg!!" Ceria iel

"T-tidak tidak.. mommy lanjut sajaa, m-maaf zio ganggu" kembali masuk ke kamar dan tetap menutup matanya

"Heii t-tidak sayangg tadi itu.. ee.. anuu.. tadi ituu.. ituuu" menyusul zio dan dibelakangnya ada raxa

"Zio!" Panggil raxa

"I-iya Daddy?"

"Zio sini.. Daddy mau tanya.."ucapnya dan zio menghampirinya

"Zio mau punya adek tidak?" Tawarnya dengan senyum yang membuat iel sangat takut

"Adek?"

"Iya.. mau tidak??" Tawar raxa smrik

"Mau dadd.."

"Cowo apa cewe??" Tawarnya menggoda dan sekali-kali menatap iel

"Cowo dad.." balasnya

"Bener ya mau ya??"

"He'em, tapi beneran ya dad, zio punya adekk??"

"Bilang mommy.."

"Mommm zio mau adeekkk" renggeknya dan iel masih mematung di tampat sambil menatap kesal kearah raxa. Raxa pun salting tak karuan di buatnya

"Mommy!"

"I-iya?"

"Zio mau adeekk!!" Ingin menangis

"Uusshhh ushhh cupp jangan nangis sygg.." lembutnya

"Hikss zio mau adek momm.." nangis

"Iya nanti kita beli di supermarket yaa"

"Aaaa mommyyy!!" Nangisnya

"Baiklah BAIKLAH"

"Nanti dulu, mommy pikir-pikir dulu!" Ucap iel

"Jangan lama-lama mommy.."

"Hmm" meninggalkan mereka berdua dan raxa terkekeh

"Sipp" Tos dengan zio dan zio hanya terkekeh karena ia tak sabar ingin mempunyai adek

Disaat iel menuruni tangga ia melihat di hp raxa tertera nama *ghai*

"Sayangg!"

"Iyaa?!"

"Ghai telfon"
























Calling on


"Ada apa?"

"Hei.. apa kau sibuk hari ini?"

"Hmm, tidak.. bagaimana dengan Helga?"

"Ia hanya saja butuh perawatan di rumah sakit"

"Apa begitu parah?"

"Tidak.. aku tidak memaksa kalian untuk datang kemari, tetapi aku ingin membicarakan sesuatu, tentang.."

"Aku akan kesana!"




Calling off















"Sayang ayo kita bergegas" mengganti pakaiannya

"Kemana? Apa ini darurat?"

"Kita akan pergi ke rumah sakit, zio apa kau mau ikut?"

"Iya Daddy" jawabnya lalu mengganti pakaian

Setelah selesai itu semua, mereka menaiki mobil lalu raxa menancap gas menuju rumah sakit
















.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Mafia of CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang