41. discussion

77 2 0
                                    

"apa kau benar-benar baik-baik saja?" Tanya ghai khawatir

"Ehem antarkan saja ke markas, kita akan berunding bersama" ucap Helga yang sepertinya ia masih merasakan ngilu di kepalanya

"Hmm.. baiklah" ghai melajukan mobilnya dan tak berselang lama mereka tiba di markas dan mulai menceritakan segalanya

"Hei.. aku ingin bertanya, adakah salah satu tetamu undangan lelang ini.. aneh?" Tanya raxa

"Ya akupun merasakan hal yang sama. Disaat kita mencari posisi kita masing-masing aku melihat ada orang aneh dan tentu mencurigakan" timpah Zano

Mereka berfikir dan sekali-kali menceritakan kronologi yang mereka susun dan.. sedari tadi Helga hanya diam saja, hmm mungkin ia merasakan sakit di kepalanya atau ia juga mengingat-ingat masalahnya

"Disaat lelang itu selesai.. dan terjual kepada seorang pria, lalu. Lelang itu hilang. Dan.. orang itu menatap kepadaku dan iel" ucap Enjel

"Katakan? Apa yang ia ucapkan"

"Ia mengambil barang yang seharusnya bukan miliknya"

"Lalu... Ketika papah datang.. ada 1 sniper yang terjatuh di lantai 2 dengan keadaan posisi mati di tempat.. tidak hanya itu, dia juga mengatakan jika ini semua membosankan" lanjut iel

"Ini.. rumit.." grutu Ghai

"Helga? Apa kau baik-baik saja? Hellow?" Ucap iel tepat di samping Helga sambil menepuk lengannya dan itu membuat Helga terkejut

"Tidak.. tidak apa-apa kok.." ucapnya dan iel melihat mata Helga seperti ada yang ia sembunyikan

Raxa yang melihat sebelah mata itu mendadak menjadi kesal dengan pemandangan dihadapannya

"Apa kau benar tidak apa-apa?" Tanya iel meyakinkan dan tetap saja.. Helga tetap pada pendiriannya

"Tidak.. it's okay.." sambil tersenyum

"Baiklah, jika kau ingin tempat untuk bercerita aku akan selalu terbuka untukmu" dan dibalas anggukan oleh helga, karena ia merasakan hawa panas yang memburu, ia tau asalnya dari mana

"Enjel, iel.. aku ingin bertanya sesuatu kepada kalian" tanya Helga

"Apa?"

"Iya?"

"Seorang pria yang membunuh sniper itu.. berpakaian berwarna abu-abu dan memakai topeng seperti kita?"

"Iyaa.. benar.."

"Apa kau tau?" Dingin raxa dan dibalas gelengan oleh helga

"Lalu?"

"Aku sedari tadi hanya di mobil sambil mendengarkan musik, dan tiba-tiba saja mataku tersorot keseorang pria, pria itu mengendap-endap layaknya penyusup, lalu akupun membuntutinya dari belakang tanpa sepengetahuan mereka.." ucap Helga

"Apa yang mereka bicarakan?"

"Hmm, aku tidak tau.. aku tidak mendengarnya" bohong Helga dan iel memandangnya dengan sangat curiga

"Aakkgghhh.." rintihnya karena kepalanya tiba-tiba saja terasa sangat sakit

"Helga!"

"Tenanglah, aku akan membawanya ke mansion, terimakasih" menunduk lalu menuntun Helga masuk kedalam mobil dan membawanya ke mansion

"Apa yang terjadi denganmu?" Lirihnya menatap Helga ketika ia menutup matanya sambil terbaring di ranjang, ghai hanya menatapnya dengan tatapan kosong
















Flashback on

"Hei apa kau tidak bosan mengikutiku terus?" Tanya Helga

"Tidak.. aku akan mengikutimu dan menjagamu" ucap ghai

"Kau nih apa? Kau bukan robotku.. ayolah.. apa kau akan bersikap konyol seperti ini dengan terus saja mengikutiku?" Ujar Helga dingin

Ghai menghela nafasnya dengan kasar "sudah ku bilang bukan? Aku akan menjagamu.. apa aku perlu memanggil penyihir untuk memberikan ramuan perekat ingatan kepadamu?" Ghai terkekeh

"Kau ini apa? Apa kau suruhan seseorang?" Tanya Helga lagi

"Aku hanya ingin memiliki teman.. apa kau punya teman?" Tanya ghai kembali yang membuat Helga terdiam

Yap memang benar Helga tidak merasa ia memiliki teman selain ghai saat itu ntah kenapa kehidupannya seperti ada yang berubah tapi ia tidak tau apa yang aneh didalam dirinya

"Jangan menjadi gelandangan seperti ini.. kau tetap sekolah.. kau mengerti?" Ujar ghai

"Kau tidak perlu mengurus diriku!" Timpahnya terakhir lalu meninggalkan ghai

"Dasar keras kepala.. hahaha" menyusulnya dari belakang


















"Helga kau?.." semua warga sekolah terkejut lantaran helga menghilang 7 bulan yang lalu

"Mengapa orang-orang disini terlalu aneh?" Batin Helga airphone-nya tetap nempel pada telinganya dan menatap orang yang seolah menyapanya binggung

"Apa yang sebenarnya terjadi hari ini?" Batin Helga ketika ia memasuki kelasnya

Jam pelajaran dimulai

Guru mapel itu sedang menerangkan pembelajaran dan Helga seolah-olah tidak memperhatikannya, ia begitu marah dan memanggil namanya dengan keras dan lantang

"Helga!"

"Iya?" Balasnya seakan-akan tidak terjadi apa-apa

"Kemari!" Helga pun menghampiri guru itu dan terkejutnya ia karena guru itu begitu kesal dengannya

"Serahkan yang ada di telingamu itu.." tintah guru itu sambil mengulurkan tangannya. Helga memberikannya dengan helaan nafas kasar

"Jika kau bisa mengerjakan soal matematika yang tertera di papan tulis, akan saya kembalikan ini kepadamu.." ujarnya dan Helga mulai mengerjakan soal di papan tulis

15 menit?
10 menit?

Helga hanya membutuhkan 5 menit untuk mengerjakan beberapa soal dipapan dan betapa terkejutnya guru itu ketika ia mengerjakan soal secara 5 menit dan tidak hanya itu, ia lebih terkejut ketika soal yang ia kerjakan benar semua

"A-apa?" Syoknya tak kala menggempurkan seluruh ruangan, tak hanya guru yang terkejut seangkatannya pun begitu










Sepulang sekolah pun ia bertemu lagi dengan ghai

"Bagaimana sekolahnya?" Tanya ghai sambil bermain handphonenya

"Aneh" jawabnya singkat dan seperti kebingungan sedari tadi

"Aneh?"

"Hm.."

"Ketika aku datang semua orang menyapaku seakan kenal denganku, lalu disaat aku memasuki kelas aku memang sedari tadi memakai airphone ini, di telingaku, dan aku tidak menggubris itu, aku juga fokus ke papan, guru sialan itu memarahiku. Jika aku bisa mengerjakan soal itu dengan benar, airphone ini akan ia kembalikan, aku mengerjakan apa yang aku bisa.. menurutku soal itu sangat gampang, ketika aku selesai mengerjakannya semua orang terkejut, aneh bukan?"

Ucapan itu memang sulit untuk dipahami seseorang, tetapi untuk ghai tidak, ia sangat paham dan jelas walupun Helga bercerita sedikit berputar-putar

"Baiklah.. aku memang pintar bukan.." puji ghai pada dirinya sendiri

"Kau juga aneh.." meninggalkan ghai begitu saja

"Kau sangat pintar.. aku beruntung bertemu denganmu" batin ghai












Flashback off

























.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Mafia of CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang