DEMONIOS bukan hanya sekedar nama. DEMONIOS adalah rumah bagi mereka semua yang menjadi korban ketidak-adilan dan ketidak-pedulian keluarga.
Sejak pertama kali didirikan, DEMONIOS sangat menjunjung tinggi yang namanya Kepedulian. Bahkan slogan merek...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
FLASHBACK ON...
Angin berhembus menerbangkan tirai dikamar seorang pemuda yang kini tengah berdiri memandang cahaya rembulan. Ditangannya terdapat sebuah liontin tembaga berbandul burung api. Ditatap liontin itu, digenggam nya erat dengan mata terpejam. Haruskah dirinya bebas? Haruskah dirinya pergi dari sini? Haruskah? , begitu pikir pemuda itu.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Hufftt.. Mungkin ini saatnya. Ngga mungkin gue terus kayak gini. Kalau mereka bisa seenaknya kenapa gue ngga bisa? " gumam nya sembari menghela napas pelan
Srett...
Ditutupnya tirai dan diambilnya jaket kemudian melenggang pergi dari kamar tersebut. Saat menuruni anak tangga bisa ia rasakan suasana yang begitu sepi, tidak ada siapa pun kecuali dirinya dirumah itu. Kemana semua orang? Dia pun tidak peduli. Orang tua? Dia ragu apa mereka masih bisa disebut sebagai orang tua. Selama ini dirinya merasa hidup sendiri meski dikelilingi banyak orang. Orang tuanya tidak pernah peduli bahkan sekedar menanyakan kabar nya, pulang ke rumah pun sangat jarang sekali. Sebenarnya sudah lama ia merencanakan untuk kabur dari rumah neraka itu, namun beberapa kali tertunda. Dan malam ini, tepat saat bulan purnama pemuda itu memutuskan untuk pergi. Sebelumnya dia mengirim pesan kepada Ayah nya yang berisikan kata berpamitan jika dirinya akan pergi. Aneh bukan? Ingin kabur tapi malah berpamitan?
