🔥Tentang Arthur🔥

253 19 0
                                    


"Gue tau aturan, tapi gue benci di atur. Paham ngga?"

-Arthur Candraloka Hutomo-

_______________________________

🔥🔥🔥🔥🔥

Terhitung sudah tiga hari Daniel tidak keluar kamar, bahkan tidak pergi ke Sekolah dan tidak makan apapun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Terhitung sudah tiga hari Daniel tidak keluar kamar, bahkan tidak pergi ke Sekolah dan tidak makan apapun. Sepulang Sekolah para Inti dan kedua orang tua Daniel berkumpul di Ruang Tengah. Mereka tidak tau lagi bagai mana cara membujuk Daniel agar mau keluar kamar. Untuk saat ini Arthur tidak ada, dia pulang ke rumah nya setelah Acara Rapat Wali Murid kemarin Papa dan Mama nya menyuruh nya pulang.

"Mas, ini gimana? Hugo belum makan apapun dari tiga hari! Kalo dia sakit gimana, mas??" Jane menggoyang goyang kan lengan Suami nya

"Tenang, sayang. Hugo tidak akan mati hanya karna tidak makan tiga hari"

Heol... Begitu kah jawaban Ayah terhadap putra nya? Tidak akan rasa khawatir sama sekali?

"Mas! Hugo itu anak kita! Kalo sampe Hugo kenapa napa aku ngga akan pernah maafin kamu!"

Jane meninggalkan Henry dan berjalan menuju kamar Daniel. Henry pun hanya bisa menghela napas, Istri nya itu jika sedang kesal memang lucu. Sebelum menyusul sang Istri, Justin lebih dulu menahan Henry.

"Om, kita udah bujuk Daniel keluar tapi ngga pernah berhasil. Satu satu nya cara biar Daniel mau keluar, adalah Valerine. Julian yakin kalo Valerine yang nyuruh Daniel pasti mau"

Julian benar. Henry belum mencoba cara itu, dia tau putra semata wayangnya itu sangat menyukai putri dari sahabat nya. Dan Henry pun memutuskan untuk pergi ke Mansion Keluarga Rossel malam ini juga, demi putra nya.

"Baiklah. Om akan bawa Valerine kemari, kalian jaga Daniel dan Istri om" Ucap Daniel pada semua nya

"Biar Kevin temani, om. Ini semua juga gara gara Kevin. Maaf udah buat Daniel menderita" Kevin berucap sambil menundukkan kepalakepala

"No problem, son. It's not your fault"

( Tidak masalah, nak. Itu bukan salahmu)

Henry menepuk-nepuk punggung Kevin, sejujurnya dia tidak marah pada pemuda itu. Justru dia merasa bersalah karna Daniel lah Kevin jadi kehilangan orang yang dia sayangi.

"Om yang harus nya minta maaf. Maaf karna Hugo kamu kehilangan Valerine, Kevin. Dan terima kasih sudah berkorban perasaan mu untuk Hugo"

BRUKK...

"Ngga papa, om. Kevin lebih baik kehilangan cinta dari pada harus kehilangan kakak"

Kevin memeluk erat Henry, menumpahkan segala kekacauan pada sosok yang sudah dia anggap Ayah.

DEMONIOS GANG (END) Where stories live. Discover now