BAB 22

233 11 20
                                    

Flash back

"Gue jatuh cinta sama lo Aiza Az-zahra."

Kata-kata itu, kata-kata Gerald terus saja terngiang di kepala Aiza hingga malam hampir larut. Karena itu, rasa kantuk di matanya tidak kunjung datang, ia terdiam, terbaring diatas kasur dengan tatapan lurus kearah langit-langit rumah yang entah sejak kapan begitu menarik dimatanya.

Hingga tengah malam Aiza masih betah diposisinya pikirannya terus melayang pada kejadian tadi pagi. Belum lagi ia dipaksa untuk memilih diantara Gerald atau Yusuf. Ah, rasanya ia hampir gila memikirkan itu semua.

Setengah jam kemudian, rasa kantuk yang ditunggu Aiza akhirnya datang. Gadis itu sudah nemejamkan matanya ketika ia mendengar kaca jendelanya yang terhubung dengan balkon seperti diketuk pelan dari luar.

Gadis itu berusaha mengabaikan dan mencoba berpikir positif kalau itu hanya suara ranting pohon. Tidak mungkin kan ada orang yang mengetuk jendelanya dari luar sedangkan kamar itu ada di lantai dua. Tapi semakin lama, suara itu semakin keras terdengar. bukan hanya suara ketukan, tapi juga suara lirih seseorang yang memanggil nama Aiza.

Seketika itu juga bulu kuduk Aiza berdiri, rasa kantuk yang menyerangnya tiba-tiba hilang. Ia menyampingkan tubuhnya memunggungi jendela. Telinganya ia tutup rapat supaya tidak mendengar suara-suara aneh itu. Ia benar-benar ingin tidur saat itu juga. Tapi lagi-lagi rasa kantuk tidak kunjung menyerangnya.

Deg

Mata Aiza seketika membulat saat merasakan cengkeraman di bahunya. Ia masih berpikiran positif bahwa itu hanya halusinasinya. Yah, itu hanya halusinasi dan hal yang harus Aiza lakukan sekarang hanyalah berbalik dan memastikan tidak ada siapa-siapa dibelakangnya. Setelah mengumpulkan semua sisa keberaniannya gadis itu berbalik dengan perlahan. Dan...

"Aaa-mmh"

Harapan Aiza tidak terkabul, karena itu bukan hanya halusinasinya, Tapi memang ada orang lain didalam kamar itu hingga membuat Aiza refleks berteriak namun langsung ditahan oleh orang itu. Aiza tidak mau menyerah, ia terus memberontak panik.

"Sssh. Ini gue, Az." Bisik Gerald ikut panik.

Suara itu. Aiza refleks menghentikan gerakannya mendengar suara itu. Meskipun terhalang masker,tapi Aiza masih bisa mengenali suara Gerald.

Melihat Aiza benar-benar sudah tenang, Gerald melepaskan Aiza lalu membuka masker yang menutupi wajahnya.

BRUK

Tubuh Gerald dengan sukses mendarat di lantai karena siempunya kamar tanpa aba-aba menendang tubuh Gerald.

"Az, lo apa-apaan sih?"

"Lo yang apa-apaan?" Sergah Aiza beranjak dari kasurnya. "Lo ngapain malem-malen ke sini pake kostum maling kaya gini?" Tanya Aiza marah taoi tidak bisa mengeraskan suaranya.

"Gue mau nemuin lo." Jawab Gerald sembari mendudukan dirinya diatas kasur.

"Mending sekarang lo pulang sebelum Mamang nemuin lo."

"Gue belum bicara sama lo."

"Tapi gue gak mau bicara sama lo." Ujar Aiza sembari menarik tubuh Gerald untuk bangun dari kasurnya. Tapi Gerald, laki-laki itu tidak bergeming dan memaku dirinya dikasur itu, begitu pula dengan Aiza yang tidak mau menyerah dan terus saja menarik Gerald.

Hingga Gerald sedikit jengah lalu menarik tangan Aiza dan memeluk pinggang gadis itu. Ia menelusupkan kepalanya di perut Aiza yang hangat.

"Er lo apaan si. Lepasin gue!"

Aiza yang diperlakukan seperti itu tentu saja memberontak, ia mencoba melepaskan diri dari Gerald, tapi lelaki itu tidak membiarkannya begitu saja dan malah mengeratkan pelukannya pada Aiza.

MARRIED WITH MY FRIEND Where stories live. Discover now