BAB 16

182 10 0
                                    

CUP

Aiza membelalakan matanya saat merasakan bibir Gerald menyentuh bibirnya. Untuk beberapa saat pikirannya tidak berjalan, hingga ia sadar Gerald tengah melecehkannya. Sahabatnya melecehkannya. Lagi. 

Gadis itu berontak, berusaha melepaskan diri dari Gerald, tapi lelaki itu tidak melepaskannya dan semakin mengeratkan pelukannya di pinggang Aiza. 

Hingga Aiza nekat memukul rahang Gerald dan Aiza akhirnya bisa terlepas. 

Aiza segera berenang ke permukaan tanpa mau tahu keadaan Gerald yang ia pukul. 

Ternyata di permukaan sudah ada Amanda dan Stevan. Jadi ini alasan laki-laki itu menariknya kedalam air, ia tidak mau kekasihnya tahu tentang perlakuan bejatnya. 

"Aiza, Gerald dimana?" Tanya Amanda cemas. 

"Gak tahu. Mungkin mati." Aiza menjawab dengan santai. 

Setelah itu, Aiza menaiki jetsky yang tadi dibawa Gerald dan dibawanya menuju daratan dengan tanpa menghiraukan suara Amanda yang berteriak histeris menanyakan keberadaan Gerald. 

***

Malam yang cukup dingin. Aneh sekali, tidak biasanya malam sedingin ini. Aiza tidak memprediksi ini, hingga gadis itu berani keluar hotel hanya dengan kaos lengan pendek lavender, dipadukan dengan celana panjang hitam. 

Tapi, rasa dingin itu tidak menyurutkan keinginan Aiza untuk berkeliling pantai meskipun pemandangannya tidak seindah siang. 

Aiza hanya ingin menenangkan pikirannya dan berharap bisa melupakan kejadian tadi siang. Kejadian yang membuatnya merasa direndahkan sebagai seorang wanita. 

Tanpa sadar, gadis itu menyentuh bibirnya hingga rasa jijik terbit dihatinya. Aiza masih marah sangat marah. Gadis itu bahkan tidak mau menerima panggilan Gerald atau memblas pesanya.  

Ia tidak menyangka Gerald berani melakukan itu dalam keadaan sadar. Dulu, Gerald memang melakukan pelecehan pada dirinya bahkan lebih jauh dari apa yang laki-laki itu lakukan tadi siang. Tapi saat itu, Gerald melakukannya karena pengaruh alkohol. 

Malam itu, Laki-laki itu begitu kalut karena Amanda sempat memutuskan hubungan mereka secara sepihak. Gerald yang memang sudah terbiasa dengan minuman memilih untuk melampiaskan kekalutannya pada alkohol. 

Dan entah kenapa, malam itu Gerald memilih untuk mendatangi apartemen Aiza alih-alih pulang ke apartemnnya atau ke rumah orangtuanya. 

Aiza masih sangat ingat bagaimana dengan polosnya Aiza membuka pintu dan Gerald yang sedang kalut langsung menyerangnya. Aiza panik, tapi ia tidak bisa melakukan apa-apa karena tenaganya sebagai wanita tidak sebanding dengan tenaga Gerald. 

Hingga sebuah celah menghampirinya. Aiza segera mengambil hiasan di meja ruang tengahnya dan memukulkannya tepat dikepala laki-laki itu hingga pingsan. 

Malam itu juga Aiza keluar dari apartemen meninggalkan Gerald yang pingsan. Ia tidak perduli dengan keadaan Gerald yang pingsan. Ia lari seperti orang gila dengan penampilan yang tidak karuan. Saat itu, tempat yang ia tuju adalah keramaian. Yah, untuk pertama kalinya diseumur hidupnya Aiza menghendaki keramaian. 

Dan, tujuannya adalah sebuah minimarket 24 jam. Tanpa membawa uang, ponsel atau apapun dan dengan hanya menggunakan piama tidurnya Aiza masuk dan duduk dipojokan hingga menjelang siang. 

Hampir satu minggu lamanya ia berusaha menghindar dari Gerald. Ia ketakutan setiap kali melihatnya. Bahkan beberapa bulan setelah kejadian itu ia selalu menolak berada dalam satu ruangan hanya berdua saja Gerald karena trauma yang dialaminya. 

MARRIED WITH MY FRIEND Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu