BAB 12

146 10 0
                                    

Gila, Gerald benar-benar gila. Entah apa yang merasuki lelaki itu hingga ia memutuskan untuk menyelesaikan pekerjaan yang seharusnya 5 hari dipangkas menjadi dua hari. 

Akibatnya, jam kerja Aiza mejadi lebih awal dan lebih panjang. Kemarin, saat hampir tengah malam Gerald dan Aiza masih berkeliaran di salah satu hotel untuk menyidak hotel itu. Para pengurus hotel kalang kabut menyambut kedatangan bos besar mereka. Bahkan beberapa staf dan petinggi hotel yang sudah pulang harus kembali ke hotel hanya untuk mendengar komplenan Gerald tentang segala hal. 

tadi pagi, Aiza bangun dalam keadaan kebingungan. Seingatnya, ia tidur di mobil karena kelelahan. Tapi tadi pagi, ia bangun diatas tempat tidurnya yang empuk didalam kamar hotelnya. 

Ternyata Gerald yang membopongnya ke kamar, terbukti dari jas laki-laki itu yang tertinggal di kamarnya dan masih setia menyelimuti tubuh Aiza dibalik selimut tebalnya. 

Dan hari ini, adalah hari terakhir dari segala penyiksaan Gerald. Untunglah agenda hari ini tidak sepadat kemarin. Hari ini mereka hanya pergi ke proyek resort baru perusahaan dan seperti kemarin mereka juga menyidak beberapa hotel. Mereka juga mengunjungi vila pribadi milik Gerald dan Bram. 

Mereka baru sampai di hotel tepat pukul delapan malam. Cukup malam, tapi tidak semalam kemarin. 

"Kita makan dulu."

"Gue makan di kamar aja. Badan gue lengket banget. Gue pengen mandi."

"Tapi gue lagi gak mau ditolak." Gerald lalu menggeret Aiza menuju restoran hotel yang ada dilantai satu. 

"Gerald!"

Aiza dan Gerald menoleh kearah teriakan itu. Disana, disalah satu meja seorang gadis dengan gaun santai berwarna hijau tengah melambaikan tangannya kearah Gerald. 

Gerald tersenyum dan dengan serta merta melepaskan genggaman tangannya dari Aiza. Dengan langkan cepat lelaki itu segera menghampiri sang kekasih dan memeluknya hangat. 

Amanda, kekasih Gerald itu masih belum berubah dari terakhir kali mereka bertemu. Meskipun tubuhnya terlihat lebih kurus, tapi hal itu tidak menurunkan taraf kecantikan wanita itu.

Terang saja, wajah gadis itu begitu sempurna, dengan hidung mancung, bibir proporsional dan senyum manis yang memukau. Jangan lupakan, kulit putih bersih yang diidam-idamkan banyak orang. Wanita itu terlalu sempurna. 

"Az!"

Aiza kembali tersadar, ia segera menyusul Gerald dan mendudukan dirinya disamping lelaki itu. 

"Long time no see. Gimana kabar kamu Aiza?" Tanya Amanda dengan suara lembutnya yang mengalun. 

"Baik. Lo?" Jawab dan tanya Aiza singkat. 

"Baik."

"Kamu jadi pindah ke hotel ini?" Tanya Gerald yang langsung diangguki oleh Amanda. 

"Tadi siang jadi sesi pemotretan terakhir aku di Bali."

Oh, jadi ini alasan Gerald ngotot ingin menyelesaikan pekerjaannya hari ini. Ternyata alasannya tidak jauh dari Amanda. Sepertinya mereka berencana untuk menghabiskan waktu bersama, karena Amanda memutuskan untuk pindah dari resort elitnya ke hotel sederhana milik Gerald. Dan itu juga yang menjadi alasan Gerald untuk menginap di hotel alih-alih menginap di vila pribadinya. 

Yah, sudah dapat dipastikan jika Gerald menginap di vila ia tidak akan bisa mengajak Amanda untuk menginap bersamanya dan menghabiskan waktu bersama mengingat penjaga vila pasti akan melaporkan apapun pada Bram. 

MARRIED WITH MY FRIEND Där berättelser lever. Upptäck nu