BAB 14

156 7 0
                                    

Hari yang cerah, secerah hati Aiza yang merasa senang karena ia bisa bermalas-malasan di tempat yang benar-benar menyenangkan. Aiza berencana menghabiskan hari ini dengan berjemur dan menikmati laut. 

Untunglah hari ini pantai tidak terlalu ramai hingga Aiza bisa benar-benar menikmati kesantaiannya tanpa suara bising orang-orang yang selalu membuatnya pusing. 

Laut biru dihadapannya benar-benar indah, airnya seperti bercahaya karena saking jernihnya. Langit biru juga tidak kalah indah dengan awan putih yang bergerak senada mengikuti arah angin. 

Kesantaiannya harus sedikit terganggu, saat retina matanya yang tertutup kacamata hitam menangkap bayangan dua orang yang sangat ia kenali. 

Gadis itu menegakan tubuhnya dari acara berbaringnnya di kursi pantai, ia juga melepas kacamata hitamnya untuk memperjelas pengelihatannya. Meskipun ia berharap apa yang dilihatnya salah, tapi itu tidak terjadi. Orang yang ia lihat memang Gerald dan Amanda yang tengah menikmati waktu bersama. 

Meskipun sudah biasa melihat itu, tapi entah kenapa perasaan Aiza selalu sama. Perasaan tidak karuan yang seharusnya tidak hadir di hatinya. 

"Biasa aja lihatnya."

Aiza menoleh kesamping, tepatnya kearah kursi pantai yang beberapa saat lalu masih kosong. Entah kapan lelaki itu mendudukinya. 

"Sejak kapan lo disini?"

"Sejak lo kelihatan syok lihat Amanda sama Gerald jalan bareng di pantai."

"Gue gak syok."

Aiza tidak berbohong, ia memang tidak syok, ia hanya...sedikit terhenyak. 

Stevan hanya terkekeh lalu menyodorkan sekaleng minuman dingin pada Aiza. "Buat dinginin hati lo."

Aiza menerima minuman itu lalu meneguknya sedikit setelah ia menbukanya. " Lo lagi nyindir diri lo sendiri?" Tanya Aiza dengan nada mengejek. 

"Maksud lo?" Tanya Stevan dengan pandangan yang fokus pada Amanda dan Gerald yang tengah menaiki speedboat. 

"Amanda Az-zahra... Dia kan orang paling berharga dalam hidup lo?" Tanya Aiza penuh keyakinan. 

Stevan kembali terkekeh, laki-laki itu lalu membaringkan tubuhnya di kursi pantai. 

"Jadi lo tahu nama panjang Amanda." 

"Sebelum ke orangtuanya, Gerald ngenalin Amanda ke gue dulu."

"Jadi hubungan kalian sedalam itu."

"Yah, Gerald adalah abang yang gak pernah gue milikin."

"Tapi yang gue lihat sekarang beda." 

Aiza mengalihkan pandangannya dari Gerald dan Amanda pada Stevan. 

"Lo cemburu liat mereka." Ujar Stevan penuh keyakinan. 

Aiza tidak bisa menahan tawanya menyadari Stevan seperti tengah menyindir dirinya sendiri "What about you?"

"Kalaupun perasaan itu ada. Cinta gak harus memiliki bukan."

"Lo akan bahagia liat orang yang lo cintai bahagia." Aiza mendecih pelan setelah mengucapkan kata-kata itu. "Omong kosong."

"Lo gak setuju sama pernyataan itu?"

"Gak. Karena kebahagiaan seseorang ada dalam diri mereka bukan dalam diri orang lain."

" Jadi, menurut lo apa yang harus gue lakuin?"

"Kejar kebahagiaan lo sendiri."

"Lo bener juga. I'll try it."

MARRIED WITH MY FRIEND Where stories live. Discover now