BAB 17

167 8 5
                                    


"Gue minta maaf!" 

Akhirnya, kata yang ditunggu Aiza keluar, sesulit itukah mengucapkan kata itu hingga Gerald harus berputar-putar dan mengoceh tentang banyak hal. Tapi kali ini, rasanya sulit untuk Aiza memaafkan Gerald begitu saja. 

Gadis itu lalu menghentikan langkahnya dan memutar tubuhnya hingga berhadapan dengan Gerald. 

"Lo pikir semua kesalahan yang lo lakuin bisa selesai hanya dengan kata maaf." 

Aiza kembali melanjutkan langkahnya, hingga Gerald berujar sesuatu yang membuat ia kembali berhenti. 

"Permintaan pertama gue... Gue mau lo maafin gue dan gue janji gak akan ngelakuin itu lagi."

Janji itu, Aiza benar-benar menyeaal membuat perjanjian itu dengan Gerald. Meskipun terlihat hanya seperti janji omong kosong . Janji itu tetap janji dan Aiza tidak bisa mengingkarinya. 

Aiza kembali membalikan tubuhnya menghadap Gerald. "Ok, gue maafin lo... hanya karena janji itu."

Gerald tidak perduli dengan alasan Aiza memaafkannya.Yang jelas, ia hanya ingin Aiza memaafkannya dan tetap menjadi sahabatnya. 

"Dan lo harus traktir gue es krim." Lanjut Aiza memberi syarat. 

"Berapa pun yang lo mau. Bahkan sampe lo sakit perut. Terserah lo. Yang penting lo maafin gue."

Diperjalan kembali ke hotel, mereka mampir ke kedai es krim untuk membeli pesanan Aiza. Tidak tanggung-tanggung, gadis itu membeli 3 korn es krim hanya untuk dirinya. Jadilah, Gerald yang kerepotan harus memegangi dua es krim Aiza. Sementara gadis itu asyik memakan es krimnya sembari memandang kearah laut. 

Yah, Aiza yang malas kembali ke hotel terlalu awal memutuskan untuk kembali ke pantai, kali ini bersama Gerald. 

"es krim." Pinta Aiza sembari mengulurkan tangannya pada Gerald. 

Bukannya menyerahkan es krim terakhir itu, Gerald malah menbukanya dan memakannya. 

"Ko dimakan. Lo kan gak suka manis, Er."

"Gue benci rasa manis, tapi lebih benci lagi liat lo sakit." Balas Gerald sembari mengernyit merasakan rasa manis yang membuatnya sedikit mual. 

"Kan lo sendiri yang bilang kalo gue bebas makan bahkan sampe perut gue sakit."

"Gue ralat semuanya."

Aiza tidak bisa lagi menahan senyumnya. Ia tidak marah samasekali dengan itu. Sebenarnya, satu korn es krim saja sudah cukup untuk Aiza. Gadis itu hanya ingin melihat dan merasakan Gerald memperhatikannya. Seperti saat ini. 

Plung. 

Hati Aiza melengos melihat es krim yang baru beberapa jilat Gerald makan harus berakhir di pasir. 

"Lo gila yah. Sayang es krimnya, Er."

"Gue gak kuat sama rasa manisnya."

"Tahu gitu lo kasih ke gue." Balas Aiza memanyunkan bibirnya. 

Gerald tidak menanggapinya karena ia teringat sesuatu yang membuatnya penasaran. "Ngapain lo ada di konser? Lo kan pobia keramaian, Az."

"Gue...kecopetan." Jawab Aiza pelan dan ragu

"Apa?" Gerald segera memeriksa keadaan Aiza dengan panik. "Lo gapapa kan, Az?" 

"Gue gapapa. Cuman Hp sama uang gue ilang."

"Syukurlah kalo lo gapapa. Soal HP nanti gue beliin yang baru. Tapi Lain kali jangan keluar malem-malem sendirian!" 

"Iya." Aiza mendorong tubuh Gerald menjauh darinya menggunakan tangan kanan, sementara tangan kiri digunakan untuk menutup hidungnya. "Lo habis minum yah, Er?" 

MARRIED WITH MY FRIEND Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum