EPILOG

215 14 5
                                    


I wrote down what I wanted to tell them

I wrote down what I wanted to tell them

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai, ini aku V.

Ngomong-ngomong, buku ini dirusak oleh pemilik aslinya. Namun, yang terpenting, aku masih bisa menulis dengan melompati lubang yang ia buat.

Ini bukan tulisan yang terakhir, tapi ini menjadi awal kebahagiaan kami. Mungkin aku harus membeli buku baru untuk menulis lebih banyak lagi.

Aku akan mulai dari akhir dari perang panjang yang sesungguhnya.

Hari itu, kami menyerang saat upacara penobatan Lucas digelar. Aksi kami dimulai tepat ketika mahkota hampir mendarat di kepala Lucas. Tak kusangka, itu menjadi serangan masif yang melibatkan seluruh manusia di istana. Semua tentara dikerahkan untuk melawan kami yang jumlahnya sedikit.

Kami bergerak dengan tim. Meski susah payah, kami dapat mencapai semua yang kami rencanakan, terutama aku yang telah merencanakan semua ini sejak mengulang waktu kembali. Syukurlah kami semua baik-baik saja.

Lucas tumbang dan tidak ada lagi hati yang dengki. Sumber masalah sepertinya kalah begitu saja, hanya dengan luka sobek di perutnya dan menguras habis darahnya. Ia menerima hukumannya sendiri, meski beberapa orang kecewa karena seharusnya ia dihadirkan dalam sidang, alih-alih dikubur dengan upacara yang diselenggarakan kerajaan.

Aku tidak bisa mengungkapkan betapa bahagianya ketika melihat wajah teman-teman di hadapanku. Mereka bahkan bukan hanya teman, tapi keluarga bagiku. Aku hanya bisa tersenyum karena tidak mau menampakkan air mata di depan mereka meski perasaan haru membuatku ingin sekali menangis. Aku senang ketika melihat semuanya berkumpul di paviliun utama menghampiriku dengan tergesa-gesa, seperti keinginanku. Aku senang melihat semuanya baik-baik saja.

Aku takut mengulangi kesalahan yang sama, jadi kuputuskan untuk bertindak melewati batas. Aku tidak berharap banyak, tapi seperti yang kukatakan, aku hanya ingin melakukan apa yang bisa kulakukan, meski nyawa adalah  bayarannya.

Masih banyak yang ingin kusampaikan pada mereka satu per satu. Ah, tapi kuyakin tanpa kukatakan sekalipun, mereka pasti tahu bagaimana perasaanku. Mereka terlalu berharga untukku, bahkan seluruh hidupku tidak ada gunanya dibandingkan keberadaan mereka.

Aku ingin melihat Reich kembali memakai mahkota raja, menyantap makanan istana yang lezat, dan mengadakan pesta anggur seperti yang selalu ia inginkan dulu. Aku ingin melihat Genio menemukan keseimbangan yang dia mau, hidup bahagia sambil membaca buku, dan menyalurkan rasa keadilan yang ada di dalam hatinya. Aku pun ingin Jay menemukan jati dirinya, hidup bebas tanpa dipengaruhi orang lain, dan memilih masa depan yang menyenangkan.

Aku berharap Levi mendapat lebih banyak kasih sayang dari orang-orang disekitarnya, berhasil melawan ketakutan dari masa lalunya, dan berdamai dengan dirinya sendiri. Aku harap Ciel mendapatkan kepercayaannya lagi, tetap hidup seperti malaikat yang penyayang, dan segera menyelesaikan kisah cintanya yang cukup rumit.

Untuk adikku, kuharap aku bisa memanggil namanya lagi. Kuharap adikku bisa mengekspresikan perasaannya, menjadi anak pemberani dan kuat, serta mendapatkan kasih sayang yang sebelumnya tak pernah ia rasakan. Aku ingin adikku bisa tidur dengan nyaman, menikmati semua makanan yang disukainya, dan mendapatkan kehangatan ketika musim hujan dan musim dingin menakut-nakutinya. Aku ingin ia tidak terluka dan tetap hidup bersamaku. Sampai kapanpun, aku masih ingin memeluk tubuhnya yang semakin kekar itu, hehe. Berhentilah menjadi sangat besar, dik.

Dan untuk Amore, karena ini urusan pribadi, maka aku langsung mengatakan di depannya. Aku mencintai gadis itu, sangat.

Oh, ya, upacara pengangkatan kembali Reich sebagai Raja akan digelar besok pagi. Ibu Suri dan Putri Sharon sudah pulih dan dipastikan akan hadir. Aku tidak tahu kalau Reich punya rencana memberikan penghargaan kepada beberapa orang yang telah berjasa mengembalikan kedamaian di Armeeya. Karena telah menerima surat undangan, aku harus hadir di sana. Aku juga ingin menunjukkan eksistensi Viore. Kami masih ada di sini.

Tepat sehari setelahnya, persidangan atas kejahatan Lucas dimulai. Walaupun Lucas sudah tewas, kudengar ia dituntut atas tiga kejahatan, yaitu pembunuhan Raja Fortis, genosida terhadap Viore, dan kudeta terhadap pemerintahan Armeeya. Selain Lucas, ada beberapa orang yang terjerat dan harus menjalani pemeriksaan juga. 

Reich telah memulihkan nama Viore. Poster-poster tentang kebenaran Viore dipasang di seluruh penjuru negeri. Aku bahkan ingin tahu pendapat semua orang setelah mengetahui kebenarannya. Mungkin mereka akan menyesal telah mengolok-olok Viore dan melabeli Viore sebagai bangsa yang berpotensi merebut kekuasaan. 

Reich juga memberikan sarana untuk mendoakan bangsa Viore. Upacara digelar di bekas tanah Viore, untuk mengenang arwah bangsa Viore yang telah pergi ke langit.

Aku, Aurum, dan Levi menyalakan lilin dan meletakkan bunga lili putih di bekas gerbang desa tempat Viore tinggal dahulu. Kami juga menaruh bunga forget-me-not atau yang disebut myosotis agar jiwa-jiwa mereka selalu dikenang. Aku tidak dapat menggambarkan perasaanku sekarang. Aku hanya bahagia mengingat begitu panjangnya hari yang kulewati sampai dapat melakukan ini untuk Ayah dan keluarga Viore.

Yang terpenting, Reich tersenyum setiap hari. Itu adalah kebahagiaan yang ingin kucapai sejak menerima buku ini pertama kali. Levi juga masih keras kepala dengan dirinya sendiri, tapi aku senang karena kini ia telah berdamai dengan masa lalunya. Juga adikku, anak manja itu masih gemar menghabiskan daging dan minum susu sapi. Aku senang karena ia berlagak selayaknya adik yang harus kulindungi.

Oh ya, ini hari ulangtahunku. Tak kusangka Genio benar-benar membuatkan sajak untukku, dan Aurum memberikan hadiah lukisan yang menakjubkan, siluet kami yang sedang memandang langit senja keunguan.

Aku pun ingat telah melupakan janjiku. Tahun baru nanti, aku akan mengajak Aurum ke bukit dekat Desa Viore. Aku juga akan memberikan hadiah untuknya, pakaian hangat yang kubeli dengan hasil tabunganku.

Dan satu lagi...

Hei, Reich, si pemilik buku.

Sejujurnya bukan aku pahlawan itu, tapi kamu.

Kita bisa sampai di sini dan berjuang sekeras ini berkat kisah yang kau tulis di buku harianmu ini. Pesanmu padaku tersampaikan. Aku hanya melanjutkan dan mengubah sedikit cerita yang buruk.

Kau tidak perlu takut dan putus asa lagi.

Ayo, kita sama-sama wujudkan mimpi.

Bertujuh.

Mulai sekarang V akan pindah ke buku lain karena lembaran di buku ini sudah habis. Ada banyak coretan gambar adikku dengan krayon. Jadi, aku akan beli buku baru dan menulis lebih banyak lagi.

Sekian...

V


THANK YOU FOR SUPPORTING ME



Sebenarnya ini tulisan yang ditulis Vion semalam sebelum upacara penobatan Reich ke dalam tahtanya.

Jangan lupa vote dan comment, ya....

See you next time...

Behind The Story of King's Diary (Brothership)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang