FRIENDS II

184 29 2
                                    

Haloo 

Aku update hari ini buat menyambut ulangtahun Taehyung

Happy Birthday Taehyung kesayangan kita semuaaa...

Kita kembali sedikit ke adegan sebelum Vion datang ke kamar dan menemukan Ciel yang sedang membaca buku harian.

Kira-kira apa ya alasan Vion datang dengan basah kuyup dan mata sembab?

Vomment Please


VION VIORE

Kami mengobrol cukup banyak hingga hujan menghentikan kami. Aku mengantarkan Raja Reich sampai ke paviliun utama. Dia terlalu ceroboh karena datang ke istal seorang diri saat langit mendung. Alhasil, langit membuat sekujur tubuh raja tampan itu basah. Ia menepuk-nepuk baju beludru yang berwarna gelap itu dan hidungnya memerah karena kedinginan.

"Vion, ayo ikut aku. Kau harus mengeringkan dan menghangatkan tubuh."

"Tidak, tidak. Aku tidak bisa ikut masuk ke dalam ruanganmu," ujarku.

"Jay tidak akan keberatan, kok."

"Maafkan aku, Yang Mulia. Aku tidak bermaksud lancang tapi kumohon jangan memaksaku," kataku.

"Aku sudah bilang, kan? Kau sudah menjadi adikku. Jadi, jangan bicara terlalu formal. Paham?"

Aku terkekeh lalu menepuk bahu sang raja tanpa ragu. "Baiklah aku akan bersikap seperti seorang adik."

"Kau harus berjanji untuk segera mengeringkan rambutmu. Kau harus menyantap minuman hangat setelah itu," perintah Reich yang terdengar seperti titah Raja.

Raja masuk sendiri ke dalam istana diiringi para pelayannya sementara aku hendak kembali ke istal. Namun, sesuai perintah Raja yang sok akrab itu, aku harus ke kamar terlebih dahulu untuk berganti pakaian. Aku pun memutar jalan sementara hujan masih cukup deras.

Langkahku terhenti karena mendengar seseorang menyebut nama Paman Veloz. Aku menyembunyikan tubuhku di balik kolom yang menjadi hiasan sekaligus penyangga atap besar di teras bangunan tersebut. Aku melihat Clarus Jay berdiri di sana bersama dengan seseorang yang terlihat cukup tua untuk menjadi temannya.

"Belum ada perkembangan. Aku kekurangan waktu untuk menyelidiki kematian Veloz," ujar Jay terlihat kesal. "Raja sedang sibuk akhir-akhir ini."

"Ada kasus yang serupa lagi," ucap si tua itu. "Kematian seorang veteran."

"Tuan sudah sudah membereskannya?" tanya Jay.

"Aku selalu sempurna, tenanglah. Kau menemukan pelakunya?"

Jay menggeleng lalu berbisik, "aku tidak mau melibatkan anak itu."

"Anak baru di istal kuda itu mungkin akan berguna."

Aku terkejut bukan main. Ada pembunuhan lain di luar sana. Aku sempat melihat pelakunya memang, dua orang berjubah hitam. Aku melihat keduanya, tapi aku tidak tahu siapa mereka. Aku pun bingung, mengapa aku tidak ingin mengatakan kepada siapapun tentang para pembunuh itu. Aku tidak tahu alasannya.

"Jay, aku tidak main-main."

"Jangan katakan itu lagi padaku, Tuan. Aku sudah tahu semuanya."

"Beraninya kau, Jay!!"

"Aku tahu kau yang membuat Raja Fortis memutuskan untuk menghancurkan Viore, sampai anaknya sendiri menjadi korban."

Aku tersentak saat kalimat terakhir Jay mendesak masuk ke telingaku. Aku berlari sekencang-kencangnya dari sana. Apa yang Jay katakan tentang kebenaran itu membuatku sangat marah. Siapa dia? Siapa lelaki yang berbicara dengan Jay tadi? 

Behind The Story of King's Diary (Brothership)Onde histórias criam vida. Descubra agora