15

35 23 6
                                    

Meletus balon hijau, agustus sangat kacau. Bulannya tinggal empat, semoga aku kuat...

Hwohwohowoo balik lagi bersama gala si paling ngaret!

Seperti biasa semoga suka dan nggak bosan sama ceritanya, happy reading!

.
.
.
.
.

🐷🐷🐷🐷🐷

Ternyata memang sesakit itu mengharapkan seseorang yang sedang mengharapkan orang lain_Nando

.
.
.
.
.

🐷🐷🐷🐷🐷

Khayala menatap intens ke arah cowok yang duduk dihadapannya, terhalang meja makan. Kedua bola matanya yang besar menatap  setiap pergerakan cowok itu. Bagaimana cara Gevano mengunyah makanan, bagaimana Gevano mengobrol dengan tante Tamara, bagaimana bibir Gevano yang melengkung ke atas membentuk senyuman yang sialnya sangat manis.

Khayala menelan ludahnya, entah kenapa jantungnya tiba-tiba berdegup sangat kencang. Menghela napas pelan, Khayala kembali memakan nasi gorengnya dengan pandangan tetap pada cowok berkacamata itu.

"Khayala?" panggilan itu mengambil kembali atensi Khayala dari lamunan. Matanya kemudian beralih pandang menatap ibu dari Gevano yang sedang menatapnya balik dengan sorot bingung.

"dari tadi tante lihat kamu kok perhatiin Vano terus?"

Khayala yang sedang mengunyah nasi goreng hampir saja tersedak ketika mendengar pertanyaan itu. Dia meletakkan sendoknya, kemudian menatap canggung ke Gevano.

"ih, tante. Ayala nggak liatin kak Vano kok," elak Khayala keki.

"tante liat, loh." wanita itu terkekeh geli ketika menyadari bahwa Khayala sedang malu.

Khayala menggaruk pipinya yang memanas salah tingkah. "orang memang enggak, kok."

"Vano berangkat dulu, ma." Gevano mengabaikan perdebatan Khayala dan mama nya, lantas beranjak dari tempat duduk dan meraih tangan Tamara untuk disalam.

"nggan bareng sama Khayala?" wanita itu tersenyum penuh arti.

"kami bareng, kok!" seru Khayala cepat membuat mereka menoleh ke arahnya. Khayala tersenyum canggung membalas tatapan yang dilayangkan oleh Gevano.

"kalau mau ikut, cepat habisin makannya. Papa udah nunggu di depan."

Ucapan Gevano sukses membuat Khayala terdiam kaku dengan jantung yang sudah ingin lepas dari tempatnya. Berangkat bersama Gevano adalah hal yang sangat dia inginkan sejak lama.

"ya udah, sana berangkat biar nggak telat," ujar Tamara dengan bibir yang masih melengkungkan senyuman.

Khayala mengangguk sekali lalu dengan cepat menghabiskan nasi gorengnya, kemudian beranjak dari tempat duduk dan menyalam Tamara. Keduanya lalu berjalan ke luar rumah dengan Khayala yang menggigit bibir bawahnya menahan senyum.

🐷🐷🐷🐷🐷

"eh, si Ale dekat sama Ica lagi, ya?"

Aluna yang sedari tadi fokus dengan ponsel langsung menoleh saat kedua telinganya tidak sengaja mendengar suara itu. Ia terdiam di tempatnya berpijak saat ini menatap Ale dan Ica yang berjalan memasuki gerbang sekolah.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 26, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Harus Putus! [ Hiatus ]Where stories live. Discover now