18. Perasaan Yang Salah

1.2K 64 8
                                    

Acara ulang tahun Fiona diadakan di kediaman orangtuanya Selina. Tapi di sana juga hadir orangtuanya Rendi. Walaupun sebenarnya Rendi tidak ingin mengundang, tapi orangtua Selina meminta agar mereka didatangkan apa pun alasannya. Sebenarnya Selina juga paham bagaimana suasana hati suaminya sekarang. Akan tetapi dia juga tidak bisa menolak perintah orangtuanya untuk mendatangkan kedua mertua juga keluarga Rendi yang lain.

Hari itu, mereka semua datang. Termasuk Andre yang sudah pasti tidak akan absen. Karena sering pria itu datang membawakan mainan untuk Fiona. Rendi juga terlihat biasa saja, akan tetapi Selina bisa melihat sendiri bagaimana perilaku suaminya yang sedikit menghindari keluarganya.

Waktu dia ke dapur mengambil minuman, dia disenggol oleh mamanya. "Rendi nggak akur sama orangtuanya?"

Selina belum cerita tentang Rendi yang keberatan rumahnya dijual, itu adalah hasil sendiri dan atas nama Selina. Karena sampai umur yang sekarang, Rendi seolah tidak punya apa-apa. Dia bisa ditendang dari rumah tanpa membawa apa pun.

"Mas Rendi marah karena rumahnya dijual, Ma. Menurut apa yang dia kasih tahu ke aku. Itu rumah atas nama aku, dia bilang juga kalau dia nggak punya harta apa pun. Dia nggak mau disuruh kerja doang di perusahaan orangtuanya."

Mamanya yang mengaduk minuman cukup tenang. "Nggak salah dia bilang mau punya anak waktu itu cuman untuk harta. Umur dia nggak muda, Selina. Dia nggak punya apa-apa. Kakak kamu si Dion tuh udah beli rumah sendiri. Tapi emang nggak mau ditempati kalau belum nikah. Mama sama Papa mana mau ikut campur. Dia pintar, juga itu hak dia. Memang benar kalau Rendi sampai marah karena rumahnya dijual."

"Dia mikirin biaya pendidikan Fiona juga, Ma. Sama biaya untuk kesehatan dan lain-lain. Dia bilang keuangannya diatur banget. Makanya pas aku dengar dia ditawari balik ke kantor mertua aku, dia nolak."

"Tapi cukup buat biaya hidup kalian bertiga?"

"Cukup, Ma. Gajinya nggak dikit, cukup juga buat setor rumah tiap bulan. Mas Rendi nggak bisa aku remehkan, Ma. Dia pekerja keras, apalagi udah ada tabungan buat Fiona. Katanya itu buat pendidikan Fiona yang nggak boleh diganggu gugat."

"Kalau dia mikir udah sampai ke sana, Mama nggak bisa larang kalian berdua balik lagi kayak dulu. Yang penting sekarang bagaimana cara dia untuk bersikap biasa saja dengan orangtuanya. Kamu juga harus pura-pura nggak tahu soal itu. Tetap saja bersikap selayaknya menantu."

Selina juga tahu soal itu, mana mungkin dia mau ikut campur ke dalam masalah yang dialami oleh mertuanya. Lagi pula itu bukan masalahnya Selina. Itu adalah urusan Rendi yang tidak akan dia ikut campuri.

Ketika membawakan minuman itu ke ruang tengah, dia melihat anaknya menjadi rebutan antara sepupunya yang lain. Selina tersenyum ketika mertuanya juga menatapnya. Si kecil terlihat lucu ketika mulai berceloteh dengan yang lain. Ini adalah hal pertama yang membuat Fiona bahagia ketika keluarga besarnya kumpul.

Sewaktu acara yang baru saja selesai. Rendi meninggalkan ruang tamu karena Fiona ketiduran. Anaknya memang biasanya tidur siang, tapi hari ini tidak bisa tidur siang karena keluarga Rendi sudah datang sejak pagi. Mau tidak mau harus mengakali tapi tidak berhasil juga.

Jika beberapa hari ini Rendi bisa terlihat ceria, tidak dengan sekarang yang malah terlihat lebih datar. Orangtuanya paham dengan cara pandang Rendi yang begitu kosong. Mertua dan kakaknya pulang terlebih dahulu, tidak dengan Andre yang masih berada di sini.

Selina tetap menemani iparnya yang satu sini. Bisa dikatakan memang mereka sudah kenal. Mereka juga bahas mengenai pekerjaan. Tapi untuk sekarang, Selina sudah tidak lagi bekerja. Karena Rendi melarangnya bekerja. Mungkin nanti, setelah anaknya lahir dan anak-anak bisa main sendiri.

Você leu todos os capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Aug 19, 2023 ⏰

Adicione esta história à sua Biblioteca e seja notificado quando novos capítulos chegarem!

The DEVIL HUSBAND (21+)Onde histórias criam vida. Descubra agora