7. Aturan Pernikahan

1.1K 75 11
                                    


Selina berkemas karena izin pulang ke rumah orangtuanya hari ini. Mendapatkan izin dari Rendi untuk pulang ke sana. Semenjak menikah, dia tidak pernah pulang. Sekarang juga sedang hamil. Dia ingin istirahat di sana. Untuk bekerja pun, Rendi tidak memperbolehkan dia mengerjakan apa pun karena akan membuat si janin lelah.

Tapi batinnya Selina juga lelah. Setiap hari didiami, hanya menjadi pemuas nafsunya Rendi ketika ingin. Meskipun terbilang hati-hati dan menyebut bahwa dia tidak ingin menyakiti anaknya. Tapi sudah sangat menyakiti perasaan Selina.

Selesai dia memasukkan baju ke dalam tasnya. Selina bangkit dari tempat duduknya. Pria itu muncul ketika dia hendak keluar dari kamar. "Aku berangkat, Mas."

"Aku antar."

Dia hanya mengangguk saja. Setelah kejadian itu, tidak pernah ada perlakuan Rendi yang hangat. Pria melakukan apa pun seenaknya tanpa peduli dengan perasaan Selina.

Selina benar-benar diantar pulang oleh suaminya. Pria itu tidak turun dari mobil. "Aku langsung ke kantor. Ada rapat hari ini. Nanti malam aku jemput."

"Aku kan sudah izin untuk menginap."

Pria itu melihat ke arah jam tangannya. "Aku tidak mengizinkanmu."

"Tapi ini rumah orangtuaku, Mas. Aku nggak ke mana-mana. Aku nggak boleh juga?"

"Turunlah! Aku akan terlambat kalau kamu ajak aku ngobrol."

Selina langsung turun dari mobil sambil membawa tasnya. Pria itu meninggalkan rumah orangtuanya Selina tanpa masuk sama sekali. Ketika dia membuka gerbang. Orangtuanya sudah pasti sibuk bekerja. Begitu juga dengan kakak laki-lakinya yang sibuk di luar.

Sebenarnya dia ingin menginap, walaupun satu malam. Tapi sayangnya suaminya tidak pernah mengizinkan dia melakukan itu.

Dia menghubungi orangtuanya, dan hanya ada asisten di rumah. Ketika dia hendak masuk ke dalam kamarnya. Vanessa ada di sana baru keluar dari kamar dan sedang mengikat rambutnya. Sontak dia terkejut melihat kepulangan kakaknya yang tiba-tiba. Tatapan Selina mulai jijik terhadap kakaknya. "Selina."

Wanita itu mendekatinya, tangannya disentuh oleh sang kakak. Tapi Selina langsung bertindak kasar kepada Vanessa. "Mau apa sekarang? Puas udah kabur gitu aja terus korbanin aku?"

"Aku bersumpah, Selina. Bukan seperti itu mau aku. Kalau itu batal, artinya nggak ada pengganti. Tapi kenapa justru kamu yang menikah sama dia. Itu yang bikin aku kaget."

"Nggak usah deh pura-pura, Kak. Kalau memang mau jebak aku ke dalam pernikahan gila ini. Seharusnya ngomong dari awal."

Selina sudah sangat marah terhadap tindakan yang dilakukan oleh Vanessa. Kabur dari rumah bukanlah hal yang baik ketika akan menikah. Wanita itu menggelengkan kepalanya. Dulu, Vanessa adalah orang yang paling mendukungnya dan juga memberikan fasilitas ketika dia sedang kuliah. Tapi siapa sangka kalau ini akan membuat dia hidup menderita.

Ketika tatapan wanita itu terlihat sedih. "Kamu baik-baik saja, Selina?"

"Aku hamil."

Tangan Vanessa yang tadi berusaha menyentuh pundaknya Selina pun akhirnya dia undur diri dan tidak bertanya apa pun. Tatapan Vanessa juga berubah ketika Selina mengakui dirinya hamil. "Kamu lagi nggak bercanda?"

"Aku hamil, Kak. Memangnya ada yang salah dengan kehamilanku? Aku sama Mas Rendi suami istri."

Vanessa menggeleng. Tahu kalau keduanya adalah suami istri. Tapi ini bukan kabar yang baik. Selina hanya akan melahirkan anak untuk Rendi lalu akan diceraikan. Sama seperti niat Rendi pada Vanessa waktu itu. Dia hanya menginginkan anak untuk bisa mendapatkan warisan. Persyaratannya adalah dia harus menikah untuk bisa mendapatkan warisan dari keluarganya.

The DEVIL HUSBAND (21+)Where stories live. Discover now