15. Belajar Dari Kesalahan

740 61 2
                                    

Selina pernah disalahkan oleh orangtuanya karena mempertahankan rumah tangga. Tapi sejak kejadian dia menginap di apartemen Rendi—bukan hanya itu. Dia juga memberikan hak Rendi pada saat itu. Orangtuanya tidak lagi keberatan kalau dia pamit untuk ke apartemen suaminya.

Memang dia tidak pernah cerita bagaimana hubungan suami istri itu terjadi. Akan tetapi Selina percaya, bahwa suaminya juga ingin pertahankan rumah tangga. Tapi tidak memperlihatkan bagaimana usaha itu. Hanya saja, dengan cara perhatian secara diam-diam. Selina merasakannya.

Mungkin bisa dikatakan, Rendi masih enggan untuk pulang ke rumah ini karena masalah di tahun itu. Walaupun Selina sudah berusaha berdamai dengan keadaan. Tapi belum bagi Rendi untuk mengobati kesalahan yang pernah dilakukan di masa lalu.

Mendengar suaminya yang pulang bertugas dari Batam, Selina langsung pamit pada orangtuanya.

Mamanya baru saja pulang bekerja. "Bawa Fiona?"

"Ya, Ma."

"Biarin aja di rumah. Kan kamu juga nanti paling bersih-bersih. Nanti gimana Rendi lakukan yang kayak dulu lagi."

Salah satu kekhawatiran orangtuanya adalah Rendi seperti dulu. Memukul Selina tanpa peduli dengan sekitarnya. Akan tetapi pertemuan waktu itu, justru Rendi yang memeluknya. Pria itu juga menggendong Fiona.

"Ma, percaya sama dia sekali lagi."

"Nggak bakalan?"

"Waktu itu juga Fiona digendong sama dia, Ma. Waktu beli baju."

"Kalau gitu, pulangnya yang cepat, ya."

Selina hanya mengangguk, mamanya pulang lebih awal karena hari Sabtu memang bekerja setengah hari. Lalu malam Minggu, sebenarnya ingin dihabiskan dengan Rendi. Akan tetapi, dia tidak tahu harus bagaimana lagi.

Sampai di apartemen suaminya, Selina menggendong si kecil. "Mau ke tempat Papa." Kata Selina sambil menenangkan anaknya.

"Papa?" jawab Fiona.

Selina mencium putrinya yang menggemaskan karena sudah bisa memanggil papa untuk Rendi. Meskipun Selina hanya mengenalkan Rendi dari foto, itupun dia lakukan agar anaknya tidak merasa asing dengan Rendi. Sebenarnya, Selina ingin bertahan karena tidak mau membuat anaknya hidup berdua saja dengannya. Dia bisa bekerja, dia seorang programmer dan menghasilkan uang lebih banyak. Tapi semenjak melahirkan, orangtuanya meminta dia fokus untuk mengurus Fiona. Karena nafkah juga diberikan oleh Rendi dan juga dari mertuanya. Belum lagi pemberian dari Damian untuk Fiona. Anak ini memiliki rezeki yang cukup lancar, tidak pernah kekurangan apa pun.

Saat dia masuk ke kamar suaminya. Dia melihat tempat itu sangat rapi, tidak seperti waktu Selina datang dan tempatnya sangat berantakan. Piring menumpuk yang belum dicuci, pakaian di dalam mesin cuci juga.

Saat dia sedang bermain dengan anaknya, pintu apartemennya terbuka. Rendi ternyata baru saja sampai.

Ketika itu, Selina ke apartemen suaminya. Tapi tidak ada orang, kemudian dia menghubungi Rendi. Hanya dibalas chat kalau pria itu sedang ada di Batam. Dan baru saja pulang hari ini.

Rendi menghampiri. "Sudah lama?" tanya pria itu dengan lembut.

"Baru sampai, Mas."

Rendi meletakkan kopernya dan duduk di sebelah Selina. Wanita itu menyodorkan tangan anaknya mengajarkan cara untuk bersalaman. Rendi tersenyum dan mengusap kepala Fiona. Anaknya juga tidak takut dan justru merentangkan tangannya meminta digendong. "Aku mandi dulu, Selina. Bau badan."

"Ya udah, Mas. Aku tunggu."

Fiona tidak jadi digendong oleh Rendi karena harus mandi terlebih dahulu. Tidak lama, Rendi keluar setelah selesai mandi. Fiona masih merengek meminta digendong, padahal ini pertemuan baru beberapa kali. Tapi anaknya sudah mulai manja terhadap Rendi.

The DEVIL HUSBAND (21+)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora