13. Kesalahan

754 67 6
                                    

Hy, karena cerita ini di update secara otomatis seminggu sekali. Jangan lupa di follow untuk dapat notifikasinya, ya. 

Rendi begitu pulang dari menyelesaikan tugasnya, dia langsung kembali ke kantor meskipun perjalanan cukup jauh. Pria itu menghela napas ketika tiba di kantor. Dia harus memeriksa segala keperluan lainnya. Mendapatkan jabatan yang baik di perusahaan orang lain, semua didapatkan dengan kemampuannya dalam bidang analisis yang begitu kuat.

Dia meletakkan jasnya dan melonggarkan dasinya, menelepon salah satu bawahannya untuk membawa dokumen ke ruangannya.

Anak buahnya tiba di ruangannya. "Bawakan saya berkas perusahaan Teeha property!"

"Pak, itu bagian dari tim lain. Kenapa ingin memeriksa berkas itu?"

Tatapan Rendi dingin pada anak buahnya. "Ambilkan apa yang saya butuhkan."

Bagaimanapun juga, Rendi harus bekerja lebih keras lagi. Ada masalah yang harus segera diselesaikan. Teeha property adalah salah satu perusahaan yang pernah bekerjasama dengan perusahaan orangtuanya Rendi. Dia ingin lihat beberapa proyek yang pernah dikerjakan oleh perusahaan itu. Sebelum dia mendapatkan masalah di perusahaan Rendi.

Dia membaca berkas yang dibutuhkan, tidak lama ada Gian yang datang menghampirinya. "Apa urusanmu dengan Teeha, Rendi?" tanya pria itu dengan dingin dengan melemparkan kertas sampah permen ke atas mejanya.

Lalu Rendi menatap Gian dengan curiga. Dia tahu setelah pulang dari Surabaya ada kejanggalan yang terjadi dengan perusahaan. "Aku tahu kamu ketua departemen. Tapi kamu masih terlalu muda untuk jabatan itu. Seolah banyak batu loncatan yang kamu lakukan. Kurang dari setahun sudah memegang jabatan setinggi itu. Melangkahiku beberapa kali yang merupakan ketua tim di sini."

Lalu dia menutup berkas yang barusan diantar oleh anak buahnya. "Aku tidak mau bicarakan hal lain. Aku membutuhkan berkas Teeha karena ada yang harus aku kerjakan."

"Tidak ada berkas itu, Rendi. Kamu tidak berhak untuk melakukannya. Bagianmu bukan itu."

Dia menatap dengan sinis. "Baik."

"Kamu tidak mencoba untuk bertanya alasannya?"

Rendi menandatangani berkas itu setelah dia menutupnya tadi, lalu mengingat poin penting yang dia baca dan akhirnya dibuka kembali lalu dibubuhkan dengan tanda tangan. "Aku tidak tertarik."

"Sejak kapan kamu tidak tertarik untuk itu, Rendi? Seingatku kamu pekerja keras, melakukan berbagai cara menyingkirkanku."

"Aku tidak menyingkirkan siapa pun. Aku mendapatkan jabatan ini memang kurang dari setahun waktu itu, semua atas kerja kerasku. Bahkan bos besar pun mengakui kinerjaku seperti apa."

"Tapi kamu keterlaluan, Rendi."

Rendi mengangguk. "Aku baru saja pulang dari Surabaya. Jangan sampai suasana hatiku berubah, aku bukan orang yang pemaaf, Gian. Kamu harus bisa baca situasi. Aku ketua departemen ini, kamu juga harus ingat bahwa aku ketua untuk beberapa tim di sini. Termasuk kamu dan yang lainnya. Aku mengerti yang kamu maksud, jabatan ini kamu inginkan sudah lama. Bahkan kamu bekerja sudah hampir sepuluh tahun, tapi tidak diangkat juga. Aku di sini hanya sementara, pasti akan keluar. Pastikan kamu tidak memiliki kasus denganku. Aku bisa menyingkirkanmu dari hadapanku."

Gian tertawa, Rendi benar-benar tidak berniat untuk bercanda dengan orang di sekitarnya. Apalagi dia ingin tahu tentang Teeha, tidak mau jika perusahaan itu nanti menjalin hubungan kerjasama dengan perusahaan milik papanya. Dia mengeluarkan kartu nama yang masih dia pegang berasal dari perusahaan papanya.

Dia menyerahkan itu kepada Gian. "Kasa Utama Grup." Gian membacanya dengan pelan.

"Baca bawahnya!"

"Pemilik?"

The DEVIL HUSBAND (21+)Where stories live. Discover now