2. Persyaratan Warisan

2K 89 7
                                    


Rendi menghela napas panjang ketika tiba di kantor. Kalau bukan tuntutan orangtuanya untuk segera menikah. Mungkin belum menikah dengan Vanessa—ralat lebih tepatnya dengan Selina. Pengantin pengganti yang disiapkan oleh orangtuanya. Ini memang tanpa persetujuan. Tapi untuk mengeluh pun dia tidak bisa. Ilham sedang sakit, ditambah lagi dengan dirinya yang belum menikah. Dilangkahi oleh dua adiknya itu memang dianggap biasa saja. Tapi tidak bagi orangtuanya yang menganggap itu musibah besar.

Sembari dia duduk di ruangannya. Dia memijat pelipisnya. Seharusnya hari ini tidak ke kantor. Ada waktu satu bulan untuk cuti menikmati liburan bersama dengan istri—bulan madu. Akan tetapi apa itu bulan madu? Dia sama sekali tidak berminat melakukannya selama dengan Selina.

"Bukankah kamu harusnya bulan madu?"

Dia menatap Samuel yang datang menyerahkan berkas untuknya. "Aku tidak tertarik."

"Aku melihat Vanessa lebih kurus dan lebih cantik dibandingkan biasanya."

Sambil membaca berkas itu. Rendi mengatakan. "Itu bukan Vanessa, tapi Selina. Vanessa kabur dari pernikahan kami. Yang menggantikan adalah adiknya."

"Kenapa bisa?"

Dia juga tidak tahu wanita itu meninggalkan ketika mereka merasa jatuh cinta paling luar biasa. Tapi justru ditinggalkan oleh calon istrinya begitu saja. "Aku nggak tahu kenapa dia tinggalkan semuanya."

Karena Selina dan Vanessa memang mirip. Orang-orang juga akan menganggap itu adalah orang yang sama. Tapi sebenarnya itu juga menjadi beban di hatinya Rendi. Menikahi Selina, lalu nanti tiba-tiba Vanessa datang.

"Aku tahu apa yang kamu pikirkan sekarang."

Dia selesai menandatangani berkas itu. "Apa?"

"Kamu takut Vanessa tiba-tiba muncul dengan keadaan hamil, kan? Karena kalian sudah melakukannya."

Sialnya dia menyadari hal itu sekarang setelah Samuel mengingatkan. Dia sama sekali tidak berpikiran seperti itu. Memang melakukannya kadang dia mengenakan pengaman dan kadang tidak. Sekarang, itu akan menambah beban pikirannya. "Sial, aku lupa soal itu."

"Kamu tidak berhak tanggung jawab kalau memang itu terjadi. Salahnya sendiri kalau dia kabur."

Tatapannya Rendi mengarah pada Samuel. "Aku brengsek."

"Tentu tidak. Kalian melakukannya atas dasar cinta. Tapi yang meninggalkan adalah Vanessa sendiri. Meskipun kalian sudah pernah melakukan itu. Tapi jangan jadikan Selina sebagai alat balas dendammu. Dia berbeda."

Rendi menutup berkas terakhir yang ditandatanganinya dan menyodorkan untuk Samuel. Dia merenggangkan ototnya sambil bersandar. "Kamu ada kesibukan malam ini?"

"Kalau untuk menemanimu, aku pasti akan kosong malam ini."

"Kamu memang paling mengerti."

Samuel hafal apa yang dimaksud oleh Rendi. Pasti adalah untuk mencari minuman dengan kadar alkohol yang cukup tinggi untuk menenangkan pikiran. Selama ini, kalau dia bertengkar maupun ada masalah di kantor. Dia akan mengajak Samuel untuk mabuk. Pria itu akan menangani segala masalahnya.

Helaan napas panjangnya Samuel sudah bisa dipastikan itu juga sedang tidak tega melihat masalah besar Rendi. "Aku dengar dari beberapa petinggi perusahaan beberapa hari lalu dengan Pak Ilham. Perusahaan belum sepenuhnya dipegang olehmu."

Rendi mengakui itu. Karena dia belum memiliki anak. Orangtuanya akan memberikan semuanya kalau Rendi memiliki anak. "Ya, Papa aku memang bilang begitu. Aku harus punya anak. Kalau aku bisa tanggung jawab sama keluarga, otomatis bisa di kantor. Pemikiran Papa terlalu sempit."

The DEVIL HUSBAND (21+)Where stories live. Discover now