11. Ingin Mempertemukan

1K 83 8
                                    

Rendi baru saja pulang dari kantor, menyiapkan makan malam untuk diri sendiri. Sudah satu tahun lebih kehidupan seperti ini. Tidak pernah pulang juga ke kediaman orangtuanya karena mereka menutup akses. Tidak memperolehkan Rendi menginjakkan kaki lagi di rumah itu.

Pernah dia pulang untuk meminta maaf, tapi orangtuanya tidak menerima kehadiran Rendi lagi sebagai anak di rumah itu. Meskipun suasana cukup sedih. Rendi sadari kesalahannya fatal.

Tadi siang ketika dia sedang ada di kantor, Selina juga mengirimkan foto anaknya yang mengenakan gaun. Bayi yang berusia enam bulan itu terlihat sangat cantik. Selina tidak menceraikannya, tapi sering mengirimkan foto-foto anak mereka.

Meskipun kadang Rendi ragu untuk membalas, tapi dia melihat foto itu saja sudah merasa tidak pantas disebut sebagai seorang ayah. Bayinya sangat mirip dengannya, dia tidak menemani Selina melahirkan. Tidak juga mengunjungi wanita itu, tapi Rendi mengirimkan uang untuk anaknya. Meskipun tidak sebanyak dulu, gajinya juga pas-pasan untuk menafkahi Selina dan bayinya.

Dia memasak mi instan yang akan dicampur dengan nasi.

Pada saat menonton televisi, terdengar bel apartemennya. Dia membuka pintu dan melihat ada Vanessa yang datang. Mungkin Rendi tidak segila itu lagi terhadap Vanessa, tapi dia berusaha bersikap baik dan masih menerima kedatangan wanita ini.

Vanessa juga sering mengunjunginya, dia tidak menyatakan cinta seperti dulu.

Usai mengambil minuman, dia melanjutkan makannya. "Kamu makan seperti ini?"

"Nggak sempat belanja."

"Bisa pesan makanan"

"Aku kirim uangnya buat Selina."

Vanessa langsung diam mendengar Rendi mengirim uang untuk Selina. Dia memang beberapa kali diminta untuk menengok Selina. Tapi tidak dilakukan oleh Rendi karena malu. Mengingat apa yang dilakukan oleh Dion juga. Kejadian itu memang sudah lama terjadi, mana mungkin dia muncul lagi di rumah keluarga itu.

Rendi tidak peduli makanannya sehat atau tidak, yang penting anaknya bisa membeli pakaian yang bagus. Kebutuhannya tidak kurang.

Tidak ada percakapan sampai Rendi selesai makan. Lalu dia membuka percakapan. "Kenapa kamu kerja di perusahaan orang lain?"

"Sudah tahu jawabannya. Nggak usah ditanyakan lagi."

"Kamu pintar, Ren. Nggak seharusnya kamu bergantung sama orangtua kamu. Apalagi bergantung sama orang lain. Kalau memang mau kembali sama Selina, setidaknya kamu berusaha untuk tengok dia. Anak kamu udah besar, mau lihat anak kamu tumbuh tanpa orangtua?"

Rendi tertawa, lalu dia menyalakan rokoknya. "Aku hampir membunuhnya, itu yang harus kamu ingat, Vanessa."

"Aku mengerti."

"Tidak perlu kamu tanya lagi alasan kenapa aku nggak pernah mau temui, Selina."

"Dia menunggumu."

Dia bersandar sambil mengepulkan asap rokoknya ke atas. "Jangan sampai alarm apartemenmu bunyi karena asap rokok."

"Aku tidak menyesali kehidupanku seperti ini, Vanessa. Aku hanya merasa tidak pantas dipanggil Papa. Tidak ada gunanya menyesal untuk perbuatan yang aku lakukan dulu. Selina berhak bahagia, mungkin kamu memang tahu gajiku hanya masuk ke rekening dia. Karena aku ingin dia tetap tumbuh, dia harus baik-baik saja. Adikmu menderita olehku, aku tidak menyesali perbuatanku."

Vanessa sudah bertahun-tahun mengenal pria ini. Mustahil Rendi menjadi berubah drastis begini tanpa sebab. Dulu beberapa bulan setelah Selina dibawa pulang. Rendi masih sering menanyakan kabar Vanessa, memberikan bunga dan juga menyatakan cinta untuknya. Tapi semenjak Fiona lahir, dia bukan lagi Rendi yang Vanessa kenali. Bukan orang yang dia setir dulu.

The DEVIL HUSBAND (21+)Where stories live. Discover now