14. Ada Perkembangan

767 68 2
                                    


Selina baru saja selesai memandikan Fiona, hendak pergi jalan-jalan berdua dengan anaknya. Membelikan baju baru untuk si kecil atau mengajak Fiona makan di luar. Sudah sering dilakukan, walaupun kadang dia iri melihat keluarga utuh. Selina memang bisa saja melepaskan suaminya. Memikirkan keadaan Fiona yang dari dalam kandungan tidak ditemani oleh Rendi, dia berpikir untuk melakukan itu. Mengalahkan egonya juga untuk membahagiakan anaknya.

Hatinya mungkin bisa mengatakan ini akan berakhir. Tapi bagaimanapun juga, dia masih menjadi istri sah Rendi. Walaupun diperlakukan seperti ini, diabaikan dan juga ditinggalkan begitu saja tanpa status.

Selesai memakaikan Fiona baju. Dia juga berdandan. Mamanya masuk ke dalam kamarnya. "Kamu berdua aja perginya?"

"Ya, Ma. Nanti malam baliknya, mau cari makan di luar. Sekalian cari baju buat Fiona."

Cukup lama dia berada di meja rias. Fiona sudah memasukkan segala keperluan ke dalam tas untuk membawa si kecil nanti di luar. "Jaketnya jangan lupa sayang!"

"Udah, Ma."

Waktu dia hendak berangkat. "Selina, Rendi masih nggak balas chat kamu?"

Sejak kejadian itu, Rendi bahkan tidak mengabari kalau dia mengirim uang. Tahu-tahu rekening Selina terisi kembali. Saat melihat mutasi rekeningnya, atas nama Rendi yang mengirimkan di awal bulan seperti biasa.

Selina memang waktu itu sangat bahagia melihat Rendi memposting fotonya dengan Fiona. Tapi siang harinya justru dihapus oleh suaminya tanpa mengatakan apa pun pada Selina. Dia juga merasa besar kepala waktu itu. Tapi Rendi masih tidak memberikan kabar.

Jalan-jalan adalah salah satu cara menenangkan diri dari segala yang dilakukan oleh pria itu. Memang dia merasa bahwa kehidupan rumah tangga ini hanya Selina yang berusaha untuk bertahan. Mengurus Fiona tanpa ada dampingan dari suami.

Imunisasi yang seharusnya Rendi ada di sisinya. Tapi justru tidak dilakukan oleh pria itu. Benar saja kalau sebenarnya Selina merasakan kesepian itu.

Dia makan dengan Fiona, memesankan si kecil makanan yang bisa dicerna, mencari restoran yang menyediakan menu untuk anak kecil.

Saat dia sedang menyuapi Fiona. Tiba-tiba dia melihat suaminya sedang duduk sendirian menikmati makan malam.

Selina menunggu cukup lama. Berharap kalau suaminya ada teman.

Selina mengirim pesan, pria itu memegang ponselnya. Dia hanya bertanya Rendi ada di mana.

Pria itu membalas pesannya dan mengatakan kalau dia sedang ada di luar makan malam sendirian.

Selina tersenyum, walaupun hatinya begitu nyeri melihat suaminya menjadi asing. Dia merindukan suaminya—sangat merindukannya. Segala kesalahan yang telah diperbuat oleh Rendi berusaha dia maafkan.

Menikmati makan malam sambil sesekali menyuapi Fiona. Dia juga sesekali melirik ke arah suaminya. Ketika lirikan berikutnya, pria itu juga menatapnya. Selina menunduk dan melanjutkan makannya.

Ingin segera menyingkir dari tempat ini saat pria itu menatapnya. Selina mencoba menelan makannya. Andai saja ada wanita lain di sini yang menemani suaminya, sudah bisa dipastikan Selina akan langsung pergi.

Tapi ternyata saat makanannya habis, Rendi masih menatapnya.

Dia pura-pura membersihkan mulut Fiona yang baru saja selesai makan.

Saat dia membersihkan mulut anaknya dengan tisu. Rendi duduk di sebelah Fiona. "Berdua aja?"

Selina mengangguk dan kaku bertemu Rendi. "Ya, Mas."

The DEVIL HUSBAND (21+)Where stories live. Discover now