Epilog

378 16 0
                                    

"Buka mulut!"

"Ahhh..."

"Bagus, tapi kayaknya kamu kebanyakan makan permen makannya gigi depan kamu ompong!" Sindir Resvan pada seorang anak perempuan didepannya.

"Om! Masak gitu! Aku makannya sama Didi! Masa Didi nggak ompong?" Tunjuk anak itu pada seorang anak laki-laki yang tengah bermain bola.

"Mana om tahu! Kamu pasti ngeyel atau jangan-jangan tiap malam kamu makan lagi permen! Iyakan? Ngaku aja!"

"Nggak!"

"Masa?"

"Nggak!"

"Masa?"

"Nggak... Hiskkk... Papa!" Anak itu berlari kencang dan menabrak tubuh Abisaka.

"Lha malah ngadu!" Resvan menggelengkan kepalanya melihat kelakuan keponakannya.

Sebenarnya mirip siapa dia? Dia dan Abisaka tidak pernah menangis dan mengadu seperti Sasa. Jadi mirip siapa dia? Resvan mendekati Aliya dan duduk didekatnya.

"Kayaknya kita salah!" Bisik Resvan.

"Salah apa?" Aliya menepuk punggung anak keduanya pelan.

"Dia mirip Diana!" Tunjuk Resvan pada Sasa yang menangis di pelukan Abisaka.

"Iya juga! Kayaknya iya deh!" Aliya ikut setuju dengan pendapat Resvan.

Lama-lama Sasa memang mirip dengan Diana waktu kecil itu. Aliya pernah melihat masa kecil mereka semua, dan anak pertamanya memang mirip dengan Diana. Tapi kenapa? Kenapa dua anaknya ini tidak mirip sama sekali dengannya? Anak pertama mirip dengan Diana dan anak kedua mirip dengan Abisaka. Aliya tertawa miris.

"Didi! Jangan pegang itu! Itu PS om!" Teriak Resvan berlari mengejar Didi, anak Arjuna dan Karen.

"Anak-anak cepat dewasa!" Karen menghela nafas melihat anaknya yang dikejar Resvan.

"Makanya kita harus nikmati waktu yang ada. Tahu-tahu mereka bakalan masuk SD besok, lalu SMP, SMA, kuliah, kerja, tahu-tahu nikah! Kita juga bakalan jadi kaya mama." Aliya melihat ke arah Roselia yang sedang sibuk membuat rajutan.

"Iya! Kamu benar, Al! Aku harus lihat perkembangan Didi." Karen tersenyum pada anaknya yang berhasil dikejar Resvan.

"Arjuna belum kesini?" Tanya Aliya.

"Masih ada kelas! Dia itu sibuk banget."

"Iya sih! Semoga dia datang tepat waktu, aku sama mama udah masak banyak!"

"Tenang Al! Aku siap makan banyak masakan kamu!" Bisik Karena senang.

"Siap!"

Aliya tersenyum menatap Abisaka yang membawa Sasa kearahnya.

"Sayang! Sama mama ya!" Pinta Abisaka.

"Nggak mau! Mau sama papa!" Teriak Sasa.

"Tapi papa harus ke kamar mandi nih!"

"Ikut!"

"Masa ikut? Sama mama ya! Nanti papa beliin jajanan enak!" Bisik Abisaka.

"Oke!" Sasa tersenyum lebar.

"Dia mirip sama kamu!" Abisaka menurunkan Sasa dan bergegas pergi.

Mungkin kalau soal ini memang Sasa mirip dengan Aliya. Aliya menahan tawa karena dulu dia memang suka jajan.

"Sasa! Duduk sini!" Aliya menepuk tempat duduk disebelahnya.

"Mama!"

"Iya sayang?"

ALIBI ( END )Where stories live. Discover now