23. Rasa Aneh

152 16 0
                                    

"Pak! Bisa tolong kakinya tenang! Kita sedang rapat!" Bisik Ryan pada Abisaka yang kakinya terus bergetar.

Abisaka menatap ke depan orang yang sedang presentasi. Dia tidak bisa fokus setelah pagi ini melihat perubahan besar di diri Aliya. Dia bukan Aliya yang dulu seperti anak kecil. Sekarang berbeda, dia melihat Aliya yang jauh lebih dewasa dan tenang. Hal itu membuat dadanya merasakan perasaan aneh apalagi tatapan mata itu sekarang. Abisaka mengepalkan tangannya saat mengingat Aliya tersenyum pada Resvan. Kenapa dengan dirinya tidak? Kenapa?

"Pak!"

"Cukup! Rapat hari ini selesai!" Abisaka bangkit dan berjalan keluar meninggalkan ruangan rapat.

Sebenarnya kenapa dia seperti ini? Abisaka menggeram marah. Ini semua karena Enzo! Karena dia Aliya jadi mengingat semuanya!

"Arghttt... Sialan!"

"Pak! Rapatnya belum selesai, kenapa bapak hentikan?" Tanya Ryan mengikuti Abisaka keluar.

"Hah... Kita lanjutkan besok! Hari ini saya mau pergi!"

💗💗💗

"Terima kasih!" Aliya tersenyum kepada pelanggan yang baru saja memesan.

Dia menyukai pekerjaannya, ditambah banyak orang baik yang membantunya bekerja. Aliya tersenyum kepada pelanggan yang baru datang. Dia pasti bisa mengumpulkan uang 500 juta itu! Dia harus melakukan banyak hal untuk melunasinya secepat.

"Gimana?" Tanya Arjuna mendekati Aliya.

"Baik, makasih ya pak! Saya jadi punya pekerjaan!" Aliya tersenyum senang.

"Saya senang kamu suka bekerja disini!"

"Ya, saya dapat banyak bantuan. Apa bapak juga mau minum?" Tanya Aliya melihat Arjuna yang tersenyum.

"Hemm... Jangan panggil saya pak! Saya bukan guru kamu lagi juga saya nggak setua itu untuk dipanggil pak sama kamu!"

"Jadi apa? Anda kan bos saya!"

"Iya tapi saya kurang nyaman dipanggil pak. Saya rasanya kayak bapak-bapak."

Aliya mengetuk dagunya dan memikirkan panggilan lain untuk Arjuna. Sepertinya umur mereka juga tidak begitu jauh!

"Kalau kak?"

"Jangan!"

"Mas Juna! Cocok kan?" Tanya Aliya.

"Itu bagus!"

"Hahaha... Bilang aja Mas Juna mau dipanggil mas sama saya! Mas Juna mau minum?" Tawar Aliya.

"Nggak usah! Saya cuma mau ngecek kamu aja, saya juga punya kelas hari ini. Nanti sore saya antar kamu pulang, kalau begitu saya pergi dulu! Sampai jumpa nanti sore, tidak ada penolakan!" Arjuna tersenyum dan meninggalkan Aliya yang ikut tersenyum.

Jika dia dipaksa bagaimana dia mau menolaknya? Aliya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Arjuna. Rasanya jauh berbeda saat dia menjadi Diana dulu. Sekarang rasanya mereka jauh lebih dekat seperti teman.

"Selamat datang! Mau... Kak Abi?" Aliya membulatkan matanya melihat Abisaka didepannya. Di belakangnya ada Ryan yang terus menunduk.

"Ice Americcano 2!" Pinta Abisaka.

"Baik!"

Kenapa Abisaka datang ke tempat ini? Aliya melayani Abisaka seperti pelanggan lainnya. Entah kenapa dia merasa canggung untuk berbicara banyak dengan Abisaka sekarang. Dia tidak begitu berani menatap mata tajam laki-laki yang sedang menunggu minumannya disana. Apa Abisaka mengunjungi salah satu cabang rumah makannya? Tapi disekitar tempat ini sepertinya tidak ada.

"Fariz, kamu aja ya yang antar ke meja itu!" Tunjuk Aliya pada meja Abisaka.

"Kenapa? Aku lagi buat minum yang lain!"

"Hah! Tapi..."

"Udah nggak apa-apa! Kesana aja!"

Aliya menggigit bibirnya dan mendekati meja Abisaka. Dadanya berdebar-debar sampai rasanya dia tidak mampu lagi mengantarkan minuman.

"Permisi! Dua ice Americcano ya, kak!" Aliya meletakan dua minuman dengan sangat hati-hati.

"Kenapa kamu bekerja disini?" Tanya Abisaka.

"Hmm?"

"Apa tidak ada tempat lain? Kenapa harus di cafe milik orang itu? Hah?"

"Itu..."

"Apa kamu bekerja untuk melunasi hutang kamu? Sampai kapanpun kamu nggak akan mampu!"

Aliya mengepalkan tangannya dan melihat kakinya sendiri. Memang sampai kapanpun dia tidak mampu, tapi dia akan berusaha semampunya. 500 juta itu pasti akan dia lunasi! Aliya menatap mata Abisaka penuh keberanian.

"Anda hanya perlu tunggu saja, saya bisa lunasi hutang saya! Anda tidak perlu ikut campur dalam urusan saya! Saya masih harus bekerja, permisi!" Aliya menahan rasa marahnya.

Kenapa Abisaka begitu meresahkannya? Apakah dia pikir Aliya tidak mampu?

"Bukannya itu Mbak Diana! Tapi kenapa?" Ryan tidak percaya apa yang dia lihat sekarang.

"Sialan!" Abisaka mengambil minumnya cepat.

Kenapa dia jadi marah?

💗💗💗

"Tante! Diana mana?"

"Enzo? Diana pergi kerja, dia nggak kasih tahu kamu?" Tanya Roselia sedang menyiapkan makanan.

"Kerja? Kerja dimana?" Tanya Enzo ingin tahu.

"Kenapa cari dia?" Tanya Resvan muncul dari tangga.

Resvan menatap tajam Enzo yang tiba-tiba saja datang tanpa di undang. Bukankah semalam dia begitu dingin pada adiknya? Lalu kenapa dia datang dan mencari Aliya?

"Bukan urusan kamu! Kerja dimana Tante?" Tanya Enzo lagi.

"Di tempatnya Pak Juna. Tapi Tante juga nggak tahu tempatnya dimana katanya sih dekat dari sini." Jawab Roselia membuat Enzo segera pergi.

"Kenapa sih dia?" Tanya Resvan menggaruk kepalanya.

"Dia lagi marahan sama adik kamu?" Tanya Roselia pada anak keduanya.

"Nggak tahu! Aku juga nggak paham sama dia! Omong-omong mama buat apa? Kok banyak banget!" Resvan mendekati mamanya.

"Mama baru coba buat makanan. Beberapa hari lagi kan ulang tahun adik kamu! Jadi mama harus buat banyak makanan enak! Kamu udah buat undangan?" Tanya Roselia.

Resvan terdiam mendengar kabar ulang tahun adiknya. Beberapa hari lagi memang ulang tahun Diana tapi semua orang juga tahu jika Diana telah tiada. Apa yang harus dia lakukan? Tidak mungkin tiba-tiba dia mengatakan pada mamanya jika Diana telah meninggal dunia. Tapi bagaimana dengan pesta ulang tahun?

"Undangan? Aduh, ma. Diana kan baru amnesia! Lebih baik kita undang saudara kita aja ya! Diana pasti lebih suka pesta tertutup. Mama tahu sendiri kan dia anaknya gimana. Jadi... Mungkin lebih baik kita buat acara makan malam aja!" Usul Resvan.

"Masa cuma makan malam sih?"

"Udah nggak apa-apa! Yang penting kan doa sama makanannya, jangan lupa kuenya! Diana juga belum paham tentang acara kayak gitu!"

"Hah... Padahal mama mau undang banyak orang. Tapi kalau kamu bilang kayak gitu ya sudah. Atau kamu pergi ke pestanya Tante Monica sama Diana. Biar adik kamu tahu pesta itu kayak gimana. Oke, acaranya besok malam kok! Pergi ya sama Diana!" Pinta Roselia.

"Besok? Aku nggak bisa! Aku ada tugas di kampus!"

"Nanti mama suruh Abisaka! Mama ini jarang lho buat pesta! Pokoknya besok mereka harus pergi!"

💗💗💗

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

ALIBI ( END )Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon