45. Masa

268 10 0
                                    

"Jadi Kak Enzo ngakuin semuanya?" Tanya Aliya pada Resvan.

"Iya! Dia udah ngaku, Tante Kinanti juga sampai pingsan pas tahu tadi. Enzo juga bilang dia yang sogok pihak rumah sakit buat palsuin hasil otopsi Diana. Ternyata Diana udah hamil 5 minggu. Walau masih kecil, tapi bayinya udah punya bentuk. Aku nggak tahu harus gimana sekarang?" Resvan menunduk dalam.

"Kita adain pengajian aja ya buat Diana sama anaknya! Biar nanti aku bilang sama Abi. Bagaimanapun ada dua nyawa yang hilang. Aku juga mau mereka tenang disana. Pasti Diana udah lega sekarang!" Aliya menepuk pundak Resvan.

Kasus Enzo akan terus berjalan seusai prosedur, semua orang juga sudah tahu ditambah banyak orang yang melihat acaranya tadi secara live. Tentu saja berita Enzo menjadi trending topik karena bersangkutan tentang tragedi hebat itu. Aliya tidak menyangka hal yang biasa dia lihat di TV atau buku terjadi kepadanya langsung. Aliya merasa aneh dengan semuanya.

"Tapi ada satu hal yang perlu disyukuri Al!"

"Apa kak?"

"Kamu! Kamu yang datang ke keluarga ini. Itu yang patut disyukuri. Mungkin kalau kamu nggak ada, aku nggak akan tahu mau jadi apa kami sekarang. Mungkin yang paling terpuruk itu Abisaka. Dia merasa bersalah sama Diana, dia pikir dialah yang jadi penyebab Diana pergi untuk selama-lamanya. Dia orangnya keras kepala Al! Emosian! Kalau kamu udah tahu sifat lainnya, mungkin kamu akan berpikir dua kali buat nikah sama dia."

"Kenapa kayaknya Kak Resvan pengen aku nggak nikah sama Mas Abi?"

"Soalnya kamu udah aku anggap sebagai adik aku! Aku nggak mau kamu nyesel nikah sama Abisaka."

"Aku memang belum tahu sifat Mas Abi lainnya. Tapi sepanjang kita kenal, aku udah tahu gimana dia. Aku juga suka sama Mas Abi jadi apapun sifatnya harus aku terima. Begitu juga sama Mas Abi. Aku nggak tahu akan kayak gimana kami nanti, tapi yang jelas kami mau belajar sama-sama membangun hubungan. Aku hanya harap kedepannya kami tetap langgeng sampai tua nanti!" Aliya menerawang ke atas langit malam yang penuh bintang.

Dia hanya ingin hubungan mereka semua berjalan lebih lama.

"Ternyata calon istri saya ada disini!" Abisaka datang dan memeluk Aliya dari belakang.

"Jauh-jauh belum sah!" Sindir Resvan.

"Dasar jomblo!" Ejek Abisaka.

"Apa? Bilang sekali lagi aku nggak akan restui kalian!" Ancam Resvan.

"Berani?" Tanya Abisaka mulai mengepalkan tangannya.

"Berani! Mending Aliya nikah sama aku bukan kamu! Mau kan Al?" Tanya Resvan yang berlari saat Abisaka akan meraih tubuhnya.

Aliya hanya bisa tertawa melihat mereka yang sering bertengkar. Tapi ini sebuah tontonan yang begitu menghibur disaat semua orang begitu terkejut hari ini. Aliya menatap kumpulan bintang di atas sana.

"Terima kasih!"

💗💗💗

"Mas! Udah siap?" Tanya Aliya di depan pintu kamar Abisaka.

"Udah belum dia?" Tanya Resvan sudah siap untuk pergi.

"Turun aja dulu, mama udah nunggu. Biar aku nunggu Mas Abi!"

"Oke!"

Aliya membuka pintu dan mendapati Abisaka yang sibuk mengancingkan bajunya. Aliya menggelengkan kepalanya. Kapan Abisaka bisa bersiap-siap lebih cepat?

"Belum selesai?" Tanya Aliya.

"Tinggal pakai sepatu!"

"Rambut kamu?" Tanya Aliya mengambil sisir dan bergerak mendekati Abisaka.

ALIBI ( END )Where stories live. Discover now