SEMBILAN BELAS

Beginne am Anfang
                                    

Geng Triger ddk pun sampai di dalam kelas. Arka berkontak mata dengan Bintang menanyakan Eca kenapa hari ini.

"Dia kenapa tidur?" tanya Arka.

"Lagi perempuan." Bintang membalas kontak mata Arka.

"Ha? Emang si Eca banci?" Arka tak mengerti.

"Datang bulan," jawab Langit.
Arka hanya beroh ria saja.

Kevan melirik keadaan Eca, Melvin, Axel dan Niel pun tak kalah memandangi Eca.

"HALLO GUYS CACA KEMBALI."

Di tepuk kepala Caca sama Kris.

"Ngucapin salam kalo baru masuk, bukan kayak gitu!" tegus Kris.

"ECAAAAAAAAA YUHUUUUU CACA RINDUUUUUUUUU." Caca berlari ke arah Eca.

Setelah Caca sampai di samping bangku Eca, dia hanya diam saja tidak bergeming. "LO ECA KOK TIDUR MASIH PAGI BANGUN."

Eca tak bergeming sama sekali.

"CA! ADA COGAN TUH DI DEPAN KELAS."

Benar saja Eca langsung bangun menoleh ke arah pintu dengan cepat.

"MANA?" Kemudian dia kepalanya berputar ke Caca.

"Kena tipu." Tunjuk Caca ke wajah Eca.

"Rese lo! Pergi sana jangan ganggu gue." Eca meletakan kembali kepalanya di atas meja.

"Giliran cowok ganteng seger lo Ca." Bintang mendengus, pasalnya dari rumah sampai kelas, dia lemas sekali kayak tidak punya tenaga giliran cogan dia langsung seger.

"Kenapa?" tanya Kris ke Bintang.

"Datang bulan," jawab Bintang.

Kris menggangguk paham pantas saja Eca tidak menanggapi Caca.

"Ayo Caca kita ke bangku jangan ganggu Eca." Kris menarik tangan Caca tetapi dia brontak.

"Ga mau, mau sama Eca." Caca tangannya terulur mencengkam meja Eca.

"Nanti monster di tubuh Eca keluar semua kalo lo di sini," bisik Kris ke mendekat ketelinga Caca.

"ECA MONSTER?" Caca langsung menoleh ke Kris dengan melotot.

"Ga gitu, Ca." Kris jadi kesal sendiri menjelaskan ke Caca.

"Udah ayo." Kris kembali menarik tangan Caca balik ke bangku.

"Huaa ... Eca, Caca gak mau dipisahin sama Eca, Eca, Eca, Eca ECAAAAAAAAAAAAA." Percayalah padahal bangku Caca cuma beda satu meja di belakang Eca, tetapi dia hanya drama.

"Diam!" tegur Melvin jadilah Caca diam dia takut sama Melvin.

Eca terus seperti itu sampai jam mata pelajaran pertama dimulai, dia hanya diam saja.

Caca jadi gabut sendiri, Kris kalau diajak bercanda dia tidak suka menanggapi tikahnya. Caca harus cari lawan seimbang, tetapi Ecanya sedang lagi tidak mood.

Eca jadi makin tidak mood saja, kenapa jadi main lirik lirikan semua sih ke arahnya.

"Sekali lagi lo pada ngelirik ke arah gue, gue coblos mata lo satu persatu!" Eca memggesturkan jari telunjuk dan tengahnya ke arah mata dia dan ke arah orang itu.

"Galak banget si Ca." Arka yang dari tadi melirik, dia risih biasanya Eca cerewet sekarang mendadak jadi diam, cukup Arka duduk sama petapa yang suka diam saja Eca jangan.

Akan tetapi, percayalah bukan dia aja Kevan, Melvin, Niel dan bahkan Axel yang duduk di depan Eca, dia selalu modus benerin tasnya terus, tetapi arah pandang matanya ke Eca.

ANTAGONIS URAKAN [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt