18-Truth

262 45 8
                                    

"Berkas ini akan kau gunakan untuk melawan Adam kan? Aku akan menyimpan nya." Ujar Jenny sambil beranjak dari duduknya.

Alpha dengan cepat menarik pergelangan tangan Jenny dan membuatnya kembali duduk terbanting di sofa.

"Put it back!" Sahut Alpha menatap Jenny tajam, sambil mencengkram kuat pergelangan tangan Jenny.
("Letakkan kembali!")

Merasakan hawa membunuh dari Alpha, tanpa mengatakan sepatah katapun Jenny langsung meletakkan kembali berkas itu di meja.

Suasana kembali menjadi lengang. Jenny duduk di sebelah Alpha tanpa bergerak se inci pun. Sedangkan Alpha masih konstan dengan posisinya bersandar sambil memejamkan matanya.

"Al." Panggil Jenny seraya memutar kepala nya menatap Alpha.

Alpha membuka matanya sambil menaikkan salah satu alisnya begitu mendengar namanya dipanggil.

"Kenapa kau sangat membenci James?" Tanya Jenny pada Alpha.

Mendengar nama "James" disebut, lantas Alpha menarik kasar tangan Jenny mendekatinya.

"Al lepasin sakit!" Ringis Jenny kesakitan karena cengkraman tangan Alpha yang kuat melingkar di pergelangan tangannya.

Alpha menatap lekat manik mata Jenny penuh amarah.

"Cih." Decih Alpha kasar sembari melepaskan tangan Jenny.

"Karena dia menghianatiku." Balas Alpha mengalihkan pandangannya ke arah lain sambil berusaha menenangkan dirinya.

"James bukanlah penghianat!" Sahut Jenny penuh penekanan pada kalimatnya.

"Dia menghianatiku!" Ujar Alpha kembali menatap Jenny dengan kesal.

"Aku tau pria itu memang brengsek! Tapi dia bukanlah seseorang yang akan berhianat!" Sentak Jenny tidak terima.

"Hoo apa karena dia kakak mu jadi kau membela nya? Kau tidak tau apa yang dia perbuat padaku!" Ujar Alpha.

"Kemari. Ikuti aku." Ucap Jenny sambil menarik tangan Alpha.

Alpha mengekor pada Jenny tanpa mengatakan sepatah kata pun. Ia berusaha meredam emosi nya begitu mendengar nama "James" disebutkan. Serentak memori-memori tak menyenangkan tentang pria itu terputar dalam kepalanya.

Langkah kaki mereka terhenti di sebuah kamar bernuansa putih. Beberapa pigora terpampang jelas menggantung di dinding, memperlihatkan seorang gadis kecil tengah memeluk perut seorang remaja laki-laki dengan wajah yang masih terlihat sangat menggemaskan.

Alpha menatap lamat-lamat pigora itu. Mata nya bergerak acak melihat sekitar. Banyak terdapat mainan anak-anak yang tertata rapi di ruangan itu.

Sejenak manik matanya membulat melihat sebuah pigora besar yang memperlihatkan seorang wanita mengenakan dress berwarna abu-abu duduk pada sebuah kursi kayu.

Nampak wanita tersebut tengah tersenyum lepas dalam foto itu dengan dua buah lesung yang terukir di kedua pipinya. Manik mata berwarna cokelat gelap, dengan kulit kuning langsat yang membuat Alpha langsung menyimpulkan bahwa wanita tersebut adalah orang Asia.

"She's my mom." Ujar Jenny saat melihat Alpha tengah menatap pigora itu dalam diam.
("Dia ibuku.")

"Cantik kan? Sayang nya aku mirip pria bajingan itu." Sambung Jenny menyilangkan kedua tangannya menatap pigora ibu nya.

Memang jika dilihat Jenny tampak terlihat sedikit berbeda dengan wanita dalam pigora itu. Kulit Jenny berwarna putih dengan warna mata coklat terang. Hidungnya juga tampak lebih mancung dari wanita dalam pigora itu.

I'm the VILLAINTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon