13-001

605 72 21
                                    

Alpha kembali menikam Vin tepat di titik vitalnya dengan bringas.

"Hah..." Hela nafas Alpha setelah berhasil membunuh Vin dengan kedua tangannya.

"Mau pergi kemana kau?" Ujar Alpha begitu melihat sebuah siluet yang tidak sengaja dilihat oleh nya.

"Pengubah suara?" Batin sosok dibalik siluet itu.

"Siapa kau? Dan kenapa kau membunuhnya?" Ujar seorang pria yang baru saja keluar dari persembunyiannya.

"Suara ini?! 001?!" Batin Alpha membelalakkan matanya terkejut.

Alpha segera mengenakan kembali maskernya dan memakai hoodie hitam yang terletak tak jauh dari tempatnya. Ia menutupi wajahnya dengan tudung dari hoodie itu lalu membalikkan tubuhnya menghadap pria yang ada dibelakangnya itu.

"Aku... Hanya orang yang tidak sengaja memiliki dendam pada nya." Balas Alpha.

"Kau... Apa kau juga sama?" Sambung Alpha.

"Ya. Aku ditugaskan untuk membunuhnya. Dari kelompok tentara bayaran mana kau?" Tanya pria itu pada Alpha.

"Aku bekerja sendiri." Balas Alpha singkat.

"Ikutlah dengan ku, aku akan mengenalkan mu pada atasanku, beliau pasti akan menerima mu." Ujar pria itu memberi penawaran.

"Kau memintaku kembali ke neraka sialan itu? Jangan harap!" Batin Alpha.

"Aku lebih nyaman bekerja sendiri. Dan ya, kau boleh mengatakan pada atasanmu bahwa kau yang membunuh nya, tapi sebagai syarat, aku yang akan mengurus mayat nya." Balas Alpha.

"Terserah kau saja." Ujar pria itu.

"Halo?" Sapa 001.

"Apa kau sudah menyelesaikan misinya?" Tanya seorang pria dibalik telepon itu.

"Jawab aku!" Tegas pria itu.

"Maaf, mungkin aku hanya merasa sangat menyayangkannya, aku sudah membunuhnya.... Dengan tangan ku sendiri." Balas 001 sambil menatap Alpha tajam.

"Lupakan perasaan tidak berarti itu. Kerja bagus. Kembalilah ke camp." Titah pria itu pada 001.

"Baik." Jawab singkat 001.

"Aku akan membalas budi, jika kau perlu bantuan ku, datang saja ke camp Dandelions dan cari aku. Aku pasti akan membantumu." Ujar 001 pada Alpha dan langsung pergi meninggalkan Alpha.

*****

Jam menunjukkan pukul 00.00, Alpha duduk menyandarkan punggungnya sambil memejamkan matanya. Hari ini entah kenapa berjalan begitu lambat dan berat.

Sesekali ia menghela nafas panjang, dan melihat Vin yang tengah terbaring tidak berdaya didepannya. Ada sedikit rasa sesal dihatinya, apa yang ia lakukan adalah pilihan yang tepat? Ia berkelut dengan pikirannya, sudah tidak ada gunanya menyesal.

Alpha membuka matanya dan meraih hp yang tergeletak di sampingnya. Ia menekan beberapa nomor hendak menghubungi seseorang.

Setelah menunggu sedikit lama akhirnya panggilan tersebut diangkat.

"Halo?" Sapa seseorang dengan suara serak seperti baru bangun.

"Jenny I need you." Ujar Alpha pada seseorang yang dapat dipastikan adalah Jenny.
("Jenny aku membutuhkan mu.")

"Alpha? Ada apa? Kau merindukanku?" Tanya Jenny sedikit menggoda dengan suara khas bangun tidur.

Mendengar itu Alpha berdecak kesal.

"Aku ingin kau membereskan mayat seseorang." Ujar Alpha pada Jenny.

"Kau ingin aku membereskan mayat?" Tanya Jenny malas.

"Ya." Jawab Alpha singkat.

"Entah apalagi yang sudah kau lakukan. Tunggu saja, aku akan kirim orang untuk melakukannya." Ujar Jenny pada Alpha.

Alpha menjelaskan secara singkat hal yang baru saja dilakukannya. Jenny mendengarkan hal itu lamat-lamat. Rasa kantuknya seketika hilang mendengarkan ucapan Alpha.

"HAHAHAHA. Kau memang cerdas!" Ujar Jenny sambil tertawa licik.

"Kirimkan saja orang untuk membereskannya secepatnya." Ujar Alpha.

"Baiklah." Jawab Jenny singkat.

"Biar ku beri tau satu hal padamu. Jika sampai hal ini bocor ke pihak lain, kau lah yang selanjutnya akan ku bunuh!" Ujar Alpha tegas pada Jenny.

"A-Ah hey hey tenanglah. Aku tidak pernah membocorkan apapun tentang klien ku, tenang saja karena aku tipe orang yang sangat menjaga integritas dan kesetiaan ku pada klien-klien ku. Aku bukan tipe orang yang suka mencari musuh." Sahut Jenny.

"Baguslah." Ujar Alpha.

"Hey kau tidak lupakan bahwa uang hadiah dari misi 'membunuh Alpha' harus dibagi secara adil. Aku juga ikut berpartisipasi loh~" Ucap Jenny tidak terima.

"Kau tau kan aku tidak mengambil untung atas misi 'pembunuhan Alpha'." Jawab Alpha tegas.

"Aku sudah memberikan kesempatan itu pada 001. Untuk bayaran pembersihan mayat itu potong saja dari upah ku mengerjakan misi kemarin."

"Ck baiklah. Tunggu sebentar aku akan mengirim seorang kesana. Kirimkan lokasi mu." Decak Jenny sambil menahan emosi.

Tak menunggu lama nampak beberapa orang telah menunggu di depan pintu rumah Vin.

Terlihat seseorang dengan pakaian serba hitam dan mengenakan masker keluar dari rumah itu dengan tubuh penuh darah.

"Masuklah." Ujar Alpha mengizinkan beberapa pria yang terlihat seperti umur pertengahan 20 an itu masuk.

Sejenak mereka merasa sedikit kaget melihat seorang remaja yang usianya terlihat sama dengan pelanggannya itu tengah terbaring tidak berdaya dengan darah yang sudah menggenang di sekitarnya.

"Bereskan mayatnya. Dan jaga kerahasian mengenai kejadian ini. Jika tidak, aku akan membuat kalian bernasib sama sepertinya." Ancam Alpha.

Mendengar perintah Alpha, mereka langsung bergegas membereskan jasad Vin sesuai dengan perintah Alpha.

Alpha kemudian mendudukkan dirinya di atas kasur sambil melihat beberapa orang itu tengah berusaha membereskan jasad saudara kembarnya.

"Jika sudah selesai, kalian boleh pergi. Bayarannya bisa kalian tagih ke Jenny." Ujar Alpha dan dibalas anggukan salah satu pria itu.

Tak lama kemudian mereka sudah selesai membereskan jasad Vin, seolah-olah tak pernah ada kejadian pembunuhan dirumah tersebut.

Merasa perkejaan mereka sudah selesai, mereka pamit dan bergegas untuk pergi. Alpha berdiri didepan rumahnya sambil melihat tajam ke arah kepergian mobil itu.

"Hahhh akhirnya selesai. Tinggal membereskan beberapa masalah dan menyusun rencana balas dendam ku." Gumam Alpha sambil menyeringai.

I'm the VILLAINWhere stories live. Discover now