04-I See You

649 92 11
                                    

Vin menatap Alpha bingung. Ia menatap Alpha dengan jengah. Sudah berulang kali ia menanyakan apa yang tengah dilakukan Alpha, bukannya mendapat jawaban dari Alpha, ia justru semakin bingung dengan Alpha.

"Lu nyari apa?" Tanya Vin sekali lagi yang sedari tadi melihat Alpha celingak-celinguk di dekat tong sampah.

"Ah that's it." Gumam Alpha sambil menarik sebuah tas hitam besar dari belakang tempat sampah.
("Ah ini dia.")

"Apa sih? Kayak pemulung aja." Gumam Vin terheran-heran.

"Ayo pulang." Ajak Alpha sambil menenteng tas hitam besar itu.

Vin hanya mengangguk bingung sambil membawa tas belanja berisi bahan makanan yang dibeli tadi dan mengekor pada Alpha.

"Itu.. Apa isinya?" Tanya Vin pada Alpha seraya menutup pintu rumahnya.

"Uang." Jawab Alpha singkat. Vin yang mendengar jawaban Alpha mengernyitkan dahi nya bingung dan tidak percaya.

Alpha membuka tas nya dan menunjukkan pada Vin isi tas hitam itu yang dipenuhi uang lembaran 100 ribu. Melihat tas besar dipenuhi uang itu, mata Vin melotot dan melihat Alpha tidak percaya.

"L-Lu dapat uang darimana ha?! Lu ngerampok bank ya?!" Ucap Vin memarahi Alpha.

"Tenanglah ini uang hasil kerja keras ku sendiri." Jawab Alpha.

"NGGAK! Nggak mungkin sebanyak itu!" Sentak Vin tidak percaya.

"Biar ku beritahu satu hal. Aku tidak akan menjelaskan apa pekerjaan ku, tapi bisa ku pastikan tidak akan ada masalah sama sekali mengenai uang ini, karena aku bekerja mati-matian untuk mendapatkan uang ini, jadi diam lah. Kamu juga bisa menggunakan uang ini jika kamu mau, berhubung karena kamu adalah saudara kembar ku." Ucap Alpha menjelaskan.

Mendengar ucapan Alpha, Vin sekali lagi berusaha mempercayainya.

"Aku akan memasak." Ujar Alpha pada Vin yang masih terus menatap tas hitam itu dengan tatapan tidak percaya.

Setelah beberapa lama Vin menunggu, akhirnya Alpha selesai memasak. Meja yang sebelumnya kosong, kini dipenuhi makanan yang tidak pernah Vin lihat. Memang semua bahan makanan tadi dibeli menggunakan uang Alpha, namun menurut Vin itu terlalu berlebihan.

"Wah lu masak apa aja?" Tanya Vin sambil mengambil makanan yang ada di depan matanya.

"Lasagna, mushroom risotto, steak, ratatouille, dan pasta." Balas Alpha.

Vin yang mendengar Alpha hanya mengangguk bingung, ntah apa yang dikatakan oleh Alpha.

"Wahh enyak bwanget, cocok deh lu jadi koki." Ucap Vin dengan mulut yang penuh makanan.

Alpha yang melihat Vin makan hanya tersenyum miring dan menggelengkan kepalanya.

"Ngomong-ngomong sebelum ini lu tinggal dimana?" Tanya Vin sambil terus melahap makanan dihadapannya.

Mendengar pertanyaan Vin, Alpha diam sejenak.

"Luar negeri." Jawab Alpha singkat.

"Ohh pantesan lu ngomongnya kaku banget, baru belajar bahasa Indonesia ya?" Sambung Vin yang hanya dibalas anggukan oleh Alpha.

"Mulai sekarang biasain ngomong lu-gw aja, aneh tau aku-kamu an bikin jijik." Ucap Vin dengan nada bergurau.

"Iya iya mulai sekarang ak- gw ngomong gini." Balas Alpha.

"Nah gitu dong." Ujar Vin.

"Itu buku apa?" Tanya Alpha yang sedari tadi fokus melihat sebuah buku tebal terletak diatas rak. Hanya buku itu yang tertata rapi diatas rak, dibandingkan dengan barang lain yang terletak tidak karuan dimana-mana.

Mendengar pertanyaan Alpha, Vin menengok kebelakang.

"Ahh itu album foto." Jawab Vin, sambil beranjak dari duduknya dan mengambilkan buku itu untuk Alpha.

"Nih. Disana ada foto orang tua kita juga." Ucap Vin sambil mengulurkan album itu pada Alpha.

Sambil mendengarkan cerita Vin, Alpha melihat lamat-lamat album foto itu. Nampak beberapa foto yang selalu menyertakan Vin di dalamnya. Sejak Vin masih bayi hingga sebesar ini orang tuanya selalu mengambil foto bersama di tiap ulang tahun Vin.

"Kapan ulang tahun mu?" Tanya Alpha pada Vin.

"30 Januari." Jawab Vin singkat, dan hanya dibalas anggukan Alpha.

Alpha sendiri tidak pernah merayakan ulang tahun nya dari kecil. Bahkan hari kelahirannya saja ia juga tidak tahu mengenai hal itu. Ia hanya terkekeh pelan dalam batin nya, mungkin seharusnya ia lah yang merasakan itu? Pikirnya.

"Sekitar 8 hari lagi dari sekarang menuju ulang tahun Vin." Batin Alpha.

"Berarti orang tua mu akan mengunjungimu lagi?" Tanya Alpha pada Vin.

"Gw juga gatau sih, tapi pasti tiap ultah gw datang kemari buat ngerayain. Nanti gw kenalin juga ke orang tua kita, pasti mereka seneng ketemu anak mereka lagi yang udah lama ngga ketemu, ya kan?" Balas Vin dengan tersenyum riang.

"Senang? Heh. Kalau mereka senang bertemu dengan anaknya, seharusnya sejak awal mereka tidak membuang anak mereka sendiri, kan?" Batin Alpha terkikik.

"Gw ke kamar dulu." Ujar Alpha sambil beranjak dari duduknya dan dibalas anggukan bingung dari Vin.

"Ulang tahun ya? Heh." Gumam Alpha dengan kekehan pelan.

"Anjir jadi numpuk nih cucian piring." Gumam Vin sambil membereskan piring sisa ke tempat cucian piring.

"Oh iya gw lupa ngasih baju ganti buat Alpha." Gumam Vin teringat dan langsung pergi menuju kamar.

"Al-" Panggil Vin. Langkah kakinya terhenti tepat berada di ambang pintu kamarnya.

Mata Vin melotot sempurna melihat tubuh Alpha.

"Al, kenapa?" Tanya Vin sambil menghampiri Alpha yang terburu-buru mengenakan kembali pakaiannya.

"KELUAR!" Bentak Alpha pada Vin.

"T-Tapi kenapa?" Tanya Vin ragu.

"KU BILANG KELUAR!" Teriak Alpha penuh penekanan dan menatap Vin tajam.

Melihat wajah Alpha yang sudah naik pitam, lantas Vin langsung keluar dan menutup pintu tanpa sepatah kata pun.

Alpha yang melihat Vin keluar hanya menghela nafas panjang dan mengepalkan tangannya erat.

"Tubuh Alpha, gw ga salah liat kan?"

I'm the VILLAINWhere stories live. Discover now