15-New Life

339 52 21
                                    

Alpha menatap tajam ke arah Jenny. Perlahan tubuh Jenny mulai melemah karena cekikan Alpha. Air mata nya meluncur dari sudut mata Jenny dengan mulut yang menganga berusaha untuk bernafas. Melihat Jenny hampir tidak sadarkan diri lantas Alpha melepaskan cekalan tangannya di leher Jenny.

Jenny langsung terduduk lemas begitu cekikan Alpha terlepas.

"HAHHHHH.... UHUK.. UHUK... HAH.. HAH..." Jenny langsung terburu-buru menarik nafasnya dan membuatnya beberapa kali tersedak.

"Heheh, takdir mempermainkan ku lagi." Kekeh Alpha sambil mengusap wajahnya.

"Sebenarnya apa masalah mu dengan kakak ku?! Kenapa kau melampiaskan nya pada ku?!!" Ujar Jenny tidak terima sambil memegang leher nya yang masih nyeri.

"Kau tau, ikatan darah itu tidak pernah berbohong. Kakakmu menghianatiku, jadi akan ku beri kau peringatan dari awal. Jika sampai kau menghianatiku, aku sendiri lah yang akan memisahkan kepalamu dari tubuhmu. Sebelum itu aku pastikan akan memotong lidah mu yang telah berbohong padaku. Paham?!" Ujar Alpha sambil menekuk lututnya menyamakan posisinya dengan Jenny.

"Aku mengurungkan niatku membunuhmu bukan karena iba, itu karena kau masih berguna, jadi jika kau tidak mau mati, buat dirimu tetap berguna untukku, ngerti?!" Sambung Alpha sambil mengangkat dagu Jenny menatap ke arahnya.

Mendengar ucapan Alpha yang penuh penekanan dan menatapnya tajam lantas Jenny merinding dengan hati yang goyah ketakutan. Ia hanya mengangguk kan kepalanya dengan tatapan takut pada Alpha.

"Mungkin ini bukan waktu yang tepat untuk menanyakan James pada Alpha." Batin Jenny.

Alpha beranjak dari posisinya dan berjalan menuju balkon. Ia membuka pintu kaca balkon itu lalu pergi keluar untuk menghirup udara menenangkan dirinya. Tampak lembayung senja yang begitu indah dan menenangkan di matanya.

Melihat Alpha berdiam di balkon kamar itu, lantas Jenny beranjak dari duduknya dan menghampiri Alpha.

"Eumm k-kau perlu sesuatu? Aku akan menyiapkannya." Tawar Jenny mengalihkan perhatian Alpha.

Alpha membuka matanya yang terpejam, lalu membalikkan badannya dan berjalan melewati Jenny tanpa melirik sedikit pun ke arah Jenny.

"Aku butuh sebuah kendaraan, dan aku akan bergabung geng Ares, jadi siapkan motor yang bisa menarik perhatian mereka. Berkas misi untuk dikerjakan tolong letakkan di meja itu, aku akan membacanya nanti." Ujar Alpha sambil menunjuk sebuah meja yang terletak tepat di sebelah kasur.

"Aku mau mandi sebentar. Oh ya, dan jika kau bisa tolong cari kan juga lowongan kerja part time." Sambung Alpha sambil meraih handuk dan pergi berjalan ke kamar mandi.

"Akan ku siapkan." Balas Jenny sambil berjalan keluar kamar Alpha.

Mendengar suara pintu kamarnya ditutup, Alpha segera masuk ke dalam kamar mandi dan menggantung handuk yang dibawanya, ia melepaskan bajunya lalu menyalakan shower untuk mandi.

"Ssstt ahh." Desis Alpha menghela nafas kasar saat air hangat menyentuh tubuhnya.

Air yang mengguyur tubuh Alpha, mengalir ke setiap sudut tubuhnya yang penuh dengan luka. Banyak sekali bekas luka yang sudah terlihat seperti watermark yang menempel di tubuh nya, tak elak juga banyak bekas luka baru yang belum kering dan terasa sedikit perih saat terkena air hangat.

Alpha mengusap tubuhnya pelan. Ia memejamkan matanya lalu mendongak ke arah shower dan menikmati setiap tetesan air yang menetes hangat ke wajahnya.

Ia kembali membuka mata nya dan pandangannya tertuju pada sebuah bath up yang terletak di sebelah jendela. Alpha berjalan ke arah bath up lalu menyalakan keran mengisi penuh bath up itu. Melihat bath up itu sudah terisi penuh dengan air, lantas Alpha merendam dirinya sambil memejamkan mata menikmati kehangatan yang menyelimuti tubuhnya. Sesekali mata nya melihat ke arah jendela dan melihat pemandangan kota dari kamarnya yang terletak di lantai tiga itu.

I'm the VILLAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang