⁰⁵. Askaliam

115 48 77
                                    

HAPPY READING-!!!

Zeallyn berjalan lebih dulu menghampiri rombongan tersebut dan memberikan arahan kepada Askaliam dan yang lainnyaa untuk tetap berada di situ. Dengan keberaniannya Zeallyn mendekati salah satu cowo dari rombongan tersebut, lalu ingin menamparnya, tetapi malah di tahan oleh tangan cowo tersebut.

"Ngapain lo kesini? Pergi lo!" Usir Zeallyn sambil menunjukan pintu keluar.

"Suka suka gue lah. Dan gue ngga akan pergi sebelum lo pulang," kata cowo tersebut sambil tersenyum licik.

"Dih, ngatur lo!"

"Lah, emang gue ngeizinkan lo pergi? Bilang aja lo ngga, anjing!" bentak cowo tersebut sedangkan Zeallyn masih terlihat santai.

"Gue izin sama lo? Emang lo siapa gue?" tanya Zeallyn sambil melipat tangannya di depan dada.

"Cowo, lo," jawab cowo tersebut.

"Kita udah ngga ada hubungan apa apa lagi, tolong lo pahami maksud gue. Jangan ganggu kehidupan gue lagi dan gue minta lo pergi dari sini." Zeallyn memutuskan untuk pergi, tetapi dengan cepat cowo itu menahannya.

"Gue ngga akan pernah anggap kalau kita udah ngga punya hubungan, Lyn," ucap cowo tersebut sambil menahan tangan Zeallyn.

"Please, gue minta lo jangan gila, Ray. Hubungan gue sama lo udah ngga sehat banget dan kita udah memang ngga cocok."

"Intinya lo masih milik gue, Zeallyn," kata cowo tersebut.

"Sampai kapan pun gue ngga akan jadi milik lo lagi!"

Seluruh siswa dari kedua sekolah tersebut dapat mendengarkan apa yang mereka ucapkan karean tak terlalu jauh. Bagi teman teman Zeallyn, keputusan Zeallyn adalah keputusan yang sangat tepat karena mereka sudah mengerti tentang hubungan Zeallyn bersama cowo tesebut. Sedangkan dari sekolah Askaliam, mereka lah yang malah menganggap bahwa Zeallyn adalah seorang cewe yang tidak menerima cinta yang tulus, yang padahal semua itu adalah omongan munafik yang keluar dari lelaki munafik.

Zeallyn beranjak pergi menjauhi cowo tersebut, tetapi baru beberapa langkah cowo tersebut yang bernama Rayyen itu berteriak.

"MAU SAMPAI KAPAN PUN LO BAKALAN TETAP JADI MILIK GUE, LYN!" sontak semua orang yang berada di situ terkejut, dan Zeallyn membalikan tubuhnya menghadap Rayyen. Zeallyn tidak bisa berkata apapun, dirinya hanya diam sampai Rayyen kembali membuka suara.

"Gue ngga akan biarin lo jadi milik orang lain dan gue bakalan jamin kehidupan lo setelah ini ngga akan baik baik saja." Kata cowo tersebut sambil menekankan ucapannya.

Zeallyn berjalan ke arah Rayyen lalu menampar pipinya lumayan keras hingga Askaliam yang berada di situ tercengang. Askaliam sendiri sebenarnya ingin menghajar Rayyen tetapi dirinya ingin melihat seberapa kemampuan Zeallyn menghadapi cowo gila itu.

"Berani lo nampar gue, anjing!" bentak Rayyen tepat di depan wajah Zeallyn.

"Lo cowo gila, bangsat!" teriak Zeallyn sambil mendorong tubuh Rayyen.

Rayyen tersenyum licik lalu mengcekram dagu Zeallyn dengan cukup kuat, menatap wajah Zeallyn dengan sangat serius, lalu berbisik di telinga Zeallyn. "Yeah baby, gue tergila gila sama lo."

"Dan gue bakalan lakuin berbagai cara apapun, supaya lo nurut dengan gue."

Zeallyn membeku di tempat, rasanya untuk mengatakan satu kata sudah tidak sanggup, dirinya menelan ludahnya kasar sambil memejamkan matanya. Dirinya takut jika omongan Rayyen itu benar, karena Rayyen adalah seseorang yang akan melakukan berbagai macam hal agar yang di inginkan dapat terpenuhi.

"The game will start soon, sayang." Kata Rayyen lalu melepaskan cengkramannya itu lalu menampar pipi mulus Zeallyn.

Askaliam yang sedari tadi menahan diri kini langsung maju dan memukul wajah Rayyen dengan cukup keras, Rayyen terkejut dan merasa sakit pada wajahnya yang mendapatkan pukulan tersebut.

"Lo, mau jadi pahlawan kesiangan ya?" tanya Rayyen sambil tertawa pelan.

"Atau lo mau adu kekuatan sama gue? Oh, atau mau bersaing sama gue ya?" sambungnya.

Askaliam tertawa pelan mendengar apa yang dikatakan Rayyen. "Bukan mau jadi pahlawan kesiangan atau apa lah yang lo bilang, tapi lo ngga selevel sama gue karena cowo yang sesungguhnya ngga akan berkata kasar apalagi sampai main fisik sama cewe, mau sebesar apapun kesalahan perempuan tapi sebagai
cowo ngga pantes ngelakuin kayak gitu. Mau sekeren apapun lo, mau sekaya apapun lo dan mau setinggi apapun derajat lo, kalau lo tetap main fisik dan kasar sama cewe dalam hal apapun itu sama aja lo bukan lelaki sejati, lo cuma lelaki pecundang dan kayaknya ngga bisa di sebut sebagai lelaki."

Rayyen mengempalkan tangannya dengan sangat kuat, dapat terlihat dirinya sedang menahan semua emosinya kepada Zeallyn maupun Askaliam. Askaliam hanya tersenyum melihat Rayyen seperti itu, sedangkan Zeallyn dengan menenangkan dirinya sendiri.

Zeallyn yang merasa sudah tenang lalu tangan kecilnya mengelus punggung besar Askaliam yang berada di sampingnya. "Liam, udah ya, gue ngga kenapa kenapa," katanya menyakinkan Askaliam.

"Lo bohong banget kalau lo bilang ngga kenapa kenapa, Lyn," kata Askaliam tak percaya.

"Gue ngga kenapa kenapa Liam, santai aja kali," ucap Zeallyn sambil tertawa, sedangkan di depan mereka masih terdapat Rayyen yang menahan emosi.

Zeallyn sudah terbiasa mendapatkan perlakuan tak pantas dari Rayyen, sudah menjadi makanan sehari hari selama 2 tahun bersama. Bukan tak sakit, tetapi dulu Zeallyn lebih takut kehilangan Rayyen daripada sehari hari di perlakukan seperti itu. Sudah cukup lelah teman temannya menasehati dan memberi saran kepada Zeallyn, tetapi Zeallyn selalu keras kepala. Zeallyn selalu berkata kata kepada temannya, 'biarin gue cape sendiri, kalau gue udah cape gue bakalan bisa ngelepasin dia' sampai akhirnya Zeallyn dapat berada di fase tersebut dan dapat melepaskan Rayyen tanpa rasa sakit sedikitpin. Walaupun membutuhkan waktu cukup lama, tetapi dirinya merasa lega akhirnya sampai di titik tersebut.

"Gue yakin, lo ngga akan bisa tanpa gue," ucapp Rayyen tiba tiba.

"Gue ngga bisa tanpa lo? Lo ngga inget gue udah hidup sendiri selama 10 tahun tanpa orang tua ataupun keluarga gue yang lain, jadi tanpa lo gue pasti baik baik saja dan mungkin ngga ngaruh si ada atau engga lo di kehidupan gue," jawab Zeallyn sambil tertawa mendengar apa yang di katakan oleh Rayyen.

Mendengar apa yang di katakan oleh Zeallyn membuat Askaliam memutar otaknya, 'tanpa orang tua' membuat Askaliam berfikir bahwa Zeallyn adalah anak yang terlahir dari keluarga broken home. Di satu sisi Askaliam mengapa dahulu Zeallyn bertahan menghadapi cowo seperti Rayyen. Namun di sisi lainnya Askaliam merasa kasihan karena Zeallyn yang tidak mendapatkan kasih sayang kedua orang tuanya malah mendapatkan pasangan seperti Rayyen yang hanya dapat merusak mental dan fisiknya.

Zeallyn yang masih berdebat kepada Rayyen membuat Askaliam hanya diam menyimak, tetapi jika nanti ada ucapan Rayyen yang melewati batas maka Askaliam tak tinggal diam.

"Dasar cewe tolol lo! Cewe kayak lo memang pantas dapet kehidupan yang kayak gini.Lo ngga pantas buat siapapun, mati aja lo sana, cewe gila!"

Askaliam yang mendengar itu langsung memukul Rayyen dengan keras, dan Rayyen tak terima akhirnya mereka berkelahi di depan gedung tersebut. Zeallyn yang ketakutan akhirnya di bawa oleh teman temannya menuju dalam gedung untuk memenangkan diri. Air mata yang jatuh ke Pipi Zeallyn tampak merah dan di sudut bibirnya terluka akibat ulah Rayyen yang menamparnya.

Tak lama kemudian, Askaliam kembali dengan keadaan yang berantakan berserta lebam di wajahnya yang membuat Zeallyn sontak mendekati Askaliam, mengobati luka di wajahnya dengan teliti sebagai ucapan terimakasih. Berkali kali Zeally meminta maaf kepada teman temannya, karena masalahnya acara prom nigth mereka hancur. 

⋆。゚☁︎。⋆。 ゚☾ ゚。⋆

- to be continued -

hii, apaa kabar kalian semua? semoga sehat selalu yaa! kayaknya naa udah lama banget ga up deh, maaf yaa semua, naa sibukk ngurusin rl apalagi sekarang naa lagi pkl. buat kalian semua semangat dan jaga kesehatan terus yaa!❤️❤️

ASKALIAM Where stories live. Discover now