47 || Bersama Zona

18.6K 1.9K 1K
                                    

Assalamualaikum😭

Udah beberapa bulan yaa, baru ini ngetik bab baru lagi. Yang sebelumnya cuma revisian, nah ini bener-bener angett, baru aku ketik sejak beberapa jam yang lalu.

Tolong vote komennya 🙃

Typo tandain!

Happy reading....

.
.
.

"Kak Zayden sibuk nggak?" tanya Zaina.

Saat ini pasangan itu duduk di sofa kamar mereka. Zayden yang sedang memangku laptop dan terlihat fokus pada layar benda itu, sedangkan Zaina hanya diam memperhatikan. Sedari tadi ia sangat kebosanan. Sudah pukul 9 malam, tapi Zayden belum juga selesai dalam pekerjaannya. Padahal laki-laki itu baru pulang dari kantor, kemudian mandi dan lanjut bekerja.

"Bisa kamu liat sendiri, Ay," jawab Zayden tanpa menoleh.

Zaina menarik napas panjang. Perempuan itu kemudian berdiri dan pergi keluar kamar.

Zayden melihat punggung istrinya tersebut. Bukan bermaksud mencueki Zaina, tapi Zayden benar-benar sibuk dan harus segera menyelesaikan pekerjaannya.

"Pasti dia ngambek," gumam Zayden, kemudian ia terkekeh.

Di luar kamar Zaina terus mengucap istighfar.

"Astaghfirullah sabar, Na, sabar. Kak Zayden lagi sibuk, dia nggak berniat cuek sama kamu kok," gumamnya meyakinkan dirinya sendiri. Walau begitu kedua sudut bibirnya melengkung ke bawah.

Perempuan yang memakai baju tidur berwarna coklat itu menuruni tangga untuk mencari anaknya.

"Zona! Miaaaw!" panggil Zaina sambil memperhatikan ke sekeliling rumahnya.

"Di mana dia?"

Kaki yang beralaskan sendal jepit itu melangkah ke arah dapur. Zaina lihat di bawah meja makan, ternyata Zona si kucing berwarna putih itu juga tidak ada di sana.

"Zona mana ih, aku sendirian. Harusnya kamu muncul biar nemenin aku," omel Zaina. "Aku belum ngantuk jadi nggak bisa tidur. Aku cemburu sama laptopnya Kak Zayden, dia lebih milih liatin benda mati itu," imbuhnya melirih.

"Eh, laptop benda mati, tapi hidup" lanjutnya.

Sejujurnya Zaina sangat merindukan Zayden. Akhir-akhir ini mereka jarang bersama. Zayden sangat sibuk dan ia juga sering ke pesantren. Di rumah Zaina sangat kesepian, ia juga tidak enak jika harus main ke rumah Alara terus-menerus.

"Kak Zayden tau nggak, sih, kalo istrinya ini lagi kangen?" monolog Zaina.

Perempuan itu duduk di kursi meja makan. Dagunya berpangku pada tangannya.

"Memang sesibuk itu ya? Sampai nggak ada waktu berdua. Pulang dari kantor mandi, terus langsung pacaran sama laptopnya. Istrinya dianggurin."

Percayalah, Zaina rasanya ingin menangis saat ini.

"Kak Zayden, Ayanamu ini sedang dilanda rindu!" pekiknya tertahan.

"Aku juga rindu, Ay."

Zaina terperanjat kaget. Suara Zayden tiba-tiba berada di belakangnya. Saat menoleh wajah Zayden sudah berada di sebelahnya. Alhasil pipi mereka bersentuhan.

"Kak? Sejak kapan di situ?" tanya Zaina. Ia merasa malu sekarang.

"Sejak tadi," jawab Zayden mengulum senyum.

Zaina langsung membuang muka.

"Ih, kok gitu?" tanya Zayden terkekeh.

"Sana pacaran aja sama kerjaan kamu, aku sama Zona aja," ketus Zaina.

𝐙𝐈𝐍𝐍𝐈𝐀 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang