17 || Not a Dream, but This is Reality

48.3K 6.1K 2.7K
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh 🙏

Jawab!

Di hati nggak pa-pa.

Kangen kah kalian sama cerita ini? Coba absen dulu yang udah mampir.

Typing-nya tolong tandain, ya.

Jangan lupa vote dan komen di setiap paragrafnya biar cantik😇

🦋••LIFE MUST GO ON••🦋🦋

"Masa lalu biarlah berlalu. Biarkan menjadi kenangan dan pembelajaran, sekarang waktunya untuk melangkah."

Gadis yang tubuhnya ditutupi abaya hitam dengan pasmina coklat susu yang menutupi kepala hingga dadanya sedang melamun melihat ke arah jalan yang pagi ini sudah ramai pengendara. Baik bagi anak sekolah yang baru berangkat, ada juga para pekerja yang juga akan berangkat ke tempat kerjanya. Ia lekas menoleh saat suara sang ibu memasuki rungunya.

"Kenapa, Bu? Kok tiba-tiba bahas masa lalu?" tanya Zaina. Iya, gadis cantik yang menggunakan abaya hitam itu adalah Zaina Alayya.

Akifah hanya tersenyum.

"Ibu nasehatin Abang, ya?" tanya Zaina lagi.

Gus Arfa yang sedang mengemudi menoleh sekilas ke belakang, di mana Ibu dan Adiknya duduk. "Kok abang?" celetuk laki-laki itu.

"Ya, kan, Abang masih mikirin—"

"Bukan gitu, Zaina. abang nggak pernah lagi mikirin yang haram untuk abang pikirin," potong Gus Arfa. Ia tau ke mana arah pembicaraan sang adik.

"Perkataan ibu khusus untuk kalian berdua," ujar Akifah.

"Emang masa lalu Zaina buruk, ya, Bu? Kenapa dibiarkan jadi kenangan?" tanya Zaina.

"Ya, ibu pikir kamu masih mengharapkan pertemuan sama kakak coklat kamu itu," jawab Akifah.

"Kenapa Zaina nggak boleh berharap?"

"Kamu udah punya suami, nggak boleh berharap sama laki-laki lain," jawab Akifah. Wanita itu melirik ke arah putranya sekilas.

Mendengar itu Zaina justru tersenyum.

"Enggak apa-apa kalo Zaina berharap untuk ketemu sama kakak coklat, karena kakak coklat, kan, udah jadi suami aku," ujar Zaina masih mempertahankan senyumannya.

Akifah dan Gus Arfa sontak saling tatap.

"Jadi kamu udah tau, Na?" tanya Gus Arfa.

"Iya, Zaina tau," jawab Zaina terkikik.

Akifah lantas geleng-geleng, tapi bibirnya tersenyum senang.

"Padahal niat ibu mau nyembunyiin itu dari kamu," ucap Akifah.

Kening Zaina mengernyit. "Kenapa dirahasiakan lagi, Bu? Kenapa banyak yang dirahasiakan?" tanyanya terdengar sedikit kesal.

Tangan Akifah mengusap pipi anak bungsunya itu yang nampak mengembung lucu karena kesal.

"Ibu mau kamu belajar mencintai sisi Zayden, bukan dari sisi kakak coklat kamu," ucap Akifah.

𝐙𝐈𝐍𝐍𝐈𝐀 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang