44 || Double Date

27.3K 3.4K 2K
                                    


jangan pernah lupa vote:)
komen juga

.
.
.

"Istri ...."

"Hm? Kenapa, Kak?"

"Menurut kamu, yang tadi kita rencanakan baik nggak?" Elvano bertanya kepada Alara, sekilas ia melirik istrinya yang duduk di samping.

"Bener kok, memang sepantasnya mereka dikasih jarak, Kak. Walau bagaimanapun itu untuk kebaikan mereka," jawab Alara, kemudian tersenyum.

Elvano menggenggam jemari tangan Alara dengan tangan kirinya. "Kita jahat nggak?'

Kening Alara sedikit berkerut. "Jahat? Emangnya kita ngapain?" tanyanya.

"Sama aja kita misahin mereka," jawab Elvano.

"Kak Elvan, kita nggak misahin mereka, hanya memberi sedikit jarak di antara mereka. Kamu tau sendiri hubungan mereka gimana, 4 tahun dan aku cuma takut Sabil hidupnya ketergantungan sama Rayyan," jelas Alara.

"Udah ketergantungan, La. Ada apa-apa Sabil selalu hubungi si Ray, dan sepertinya Rayyan mulai gitu juga. Buktinya tadi," ucap Elvano.

Terjadi keheningan beberapa saat.

"Bukannya aku doain yang buruk, aku cuma takut kisah mereka kayak Dylan sama Nila--"

"Istighfar, Kak," potong Alara. Wanita itu tau arah pembicaraan Elvano.

"Bukannya mau doain, aku cuma takut, Sayang. Nila dulu ternyata sangat ketergantungan sama Dylan, dan waktu Dylan pergi ... Nila kehilangan arah dan jalan hidupnya."

Alara mengusap bahu Elvano dari samping.

"Kenapa malah pusing mikirin mereka, ini kita mau dinner berdua loh, jadi hanya ada kita berdua, bahas kita berdua," ujar Elvano.

Alara terkekeh.

Saat ini mereka sedang berada di dalam perjalanan menuju ke suatu tempat yang Alara sendiri juga tidak tau. Entah ke mana Elvano akan membawanya.

Dan di sepanjang perjalanan, Alara terus memperhatikan Elvano, walau sesekali melihat ke arah jalanan.

"Kira-kira mereka ke mana, ya?" tanya Elvano.

"Mereka siapa, Kak?"

"Zayden sama Zaina. Gimana kalo misal ketemu sama mereka?"

"Ya nggak gimana-gimana," jawab Alara.

"Hm, kok tumben kamu ngebet banget pergi cuma gara-gara liat postingan si Zainab itu?" tanya Elvano. Karena tidak biasanya Alara seperti demikian.

"Enggak apa-apa, sih, aku kangen aja gitu sama kamu, berduaan gitu," jawab Alara mengulum senyum.

"Kangen? Tumben banget istri gue kangen," ledek Elvano.

"Nggak boleh, ya?"

"Boleh banget, wajib hukumnya untuk Alara kangen sama Elvano."

***

Zaina terus memperhatikan makanan di hadapannya tanpa niat menyentuh.

"Kamu kenapa?" tanya Zayden. Ia heran dengan sikap Zaina yang mendadak jadi pendiam. Apa tadi ia berbuat salah?

"Aku nggak apa-apa, kok, emangnya aku kenapa?" tanya Zaina. Wanita itu justru balik bertanya karena tidak mengerti maksud dari pertanyaan Zayden.

"Makanannya dianggurin? Nggak suka, Ay?"

"Bukan nggak suka, tapi aku nggak suka," jawab Zaina. Suaranya sengaja ia kecilkan.

Alis tebal Zayden terangkat sebelah. "Nggak suka, tapi nggak suka?"

𝐙𝐈𝐍𝐍𝐈𝐀 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang