03 || Kembali Sadar

61.7K 6.1K 862
                                    


“Kesehatan adalah kebahagiaan. Jadi, jangan sia-siakan masa sehatmu.”

≪•≪•◦ ❈ ◦•≫•≫

Sepasang mata indah milik seorang gadis yang hampir enam bulan tertutup akhirnya mulai mengerjap dengan perlahan.

Jari-jarinya mulai bergerak dengan sangat kaku. Netra indah tersebut mulai terbuka lebih lebar. Namun, lampu yang menyala di langit-langit ruangan sedikit mengganggu penglihatannya, hal itu membuat netranya kembali tertutup karena tak kuasa menahan cahaya yang menyilaukan. Setelah beberapa detik, netra itu kembali terbuka dan bergerak ke kiri. Dilihatnya seseorang yang berlari menjauh kemudian menghilang dari pandangannya.

Tak lama kemudian ia mendengar samar-samar beberapa orang berbicara dan mendekat ke arahnya. Dapat ia lihat kembali ada satu sosok perempuan yang sedang mengontrol selang infus yang yang terhubung dengan tangannya.

Tubuhnya terasa sangat lemas, kaku, dan sulit digerakkan.

Satu sosok perempuan lagi mengecek matanya menggunakan lightpen secara bergantian. Sepertinya sosok itu adalah dokter saraf. Karena tidak mendapatkan respons, dokter tersebut melakukan pengecekan di jemari. Namun, respons gadis tersebut masih sangat kecil.

Perempuan itu kemudian mengamati wajah gadis yang merupakan pasiennya tersebut yang masih tertutup ventilator.

"Apa Anda bisa melihat ini?" tanya dokter saraf tersebut. Tangannya terangkat, kemudian ia menggerakkannya ke kanan dan ke kiri. Mata gadis tersebut mengikuti gerak jari perempuan itu.

"Dokter Linda, respons matanya cukup bagus untuk pasien yang baru bangun dari koma selama berbulan-bulan."

"Benar, Dokter Rana. Saya akan periksa kembali," jawab dokter Linda atau sosok perempuan yang tadi mengontrol selang infus.

Dokter Linda kembali melakukan serangkaian tes untuk mengukur seberapa jauh perkembangan pasiennya.

"Alhamdulillah, kondisinya perlahan akan stabil kembali," ucap dokter Linda tersenyum. Perempuan itu terlihat lega.

"Alhamdulillah, Anda berhasil melewati masa koma. Butuh sesuatu?" Suara lembut dokter Linda masuk ke dalam rungu gadis yang masih terbaring lemah itu.

Beberapa detik kemudian barulah gadis itu bisa merespon. Matanya mengerjap berkali-kali untuk memberi isyarat.

"Respons yang bagus," celetuk dokter Rana.

"Sus, tolong ambilkan minum," pinta dokter Linda.

Suster yang berada di sana langsung paham. Dengan sigap ia mengulurkan satu gelas air kepada dokter Linda.

Dokter Rana membuka terlebih dahulu ventilator yang menutupi wajah sang gadis. Kemudian ia menyuapi setengah sendok air ke mulut sang gadis.

"Sus, segera kabari keluarga pasien," pinta dokter Rana kepada suster di sampingnya.

"Baik, Dok."

***

Seorang wanita paruh baya menggunakan hijab syar'i berjalan terburu-buru di lorong rumah sakit. Di belakang wanita itu ada pemuda tampan berpakaian rapih yang setia mengikutinya.

𝐙𝐈𝐍𝐍𝐈𝐀 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang