O6. Aram, gue akan bantu lo

18 7 3
                                    

Natsuki menumpukan sikutnya pada kusen jendela kamar yang dia buka. Pria itu menyangga pipinya dengan kepalan tangan, menatap bulan nyaris penuh jauh di langit sana. Sebuah headphone berwarna oranye terpasang di kepala, membuat lagu still loving you dari Scorpions yang dinyanyikan ulang olehnya mampu dia dengar.

Natsuki lahir tahun 2005, tapi musik favoritnya adalah lagu-lagu yang lahir sebelum dia ada. Tahun 90an ke bawah. Tak hanya dia, tapi semua anggota Element juga memiliki selera musik yang sama. Itulah alasan mereka terbentuk, alasan mereka bersatu. Mereka tidak peduli orang lain suka ataupun tidak, orang lain tertarik ataupun tidak, mereka hanya ingin bermusik. Membawakan lagu yang mereka suka dan tenggelam dalam emosi yang sama. Element terbentuk saat mereka bertemu di Lentera Launa hampir tiga tahun lalu, grup musik yang hobinya mencover lagu-lagu di masa lalu dan membangkitkan kenangan lama para orang tua. Yah, kalau mereka mengadakan penampilan jalanan di lokasi-lokasi tertentu, yang berkumpul kebanyakan adalah orang-orang di atas usia 50an. Beberapa anak muda yang tertarik juga kadang menonton mereka, para perempuan yang terpikat dengan fisik tanpa mengerti musik mengangkat kamera dan merekam aksi kelimanya.

Sedang asyik-asyiknya menenangkan diri dari bayangan interogasi polisi, Natsuki harus melepas headphone kala samar-samar mendengar orang berteriak disertai gebrakan pintu yang cocok disebut barbar. Kini, teriakan dan gebrakan itu makin jelas dia dengar, buru-buru keluar dari kamarnya, lelaki yang mengenakan kaos putih itu mulai menuruni tangga. Berhubung rumah yang ditempatinya bisa dikatakan luas, Natsuki jadi memerlukan waktu yang cukup lama guna sampai di pintu utama. Kala membukanya, sosok Rick dengan penampilan acak-acakan mampu dia lihat. Temannya itu hanya melihatnya singkat, tanpa berkata apa-apa menerobos masuk dan lari ke lantai dua.

"NAT, GUE PINJEM BAJU LO." Itu teriakan Rick saat dia sudah ada di lantai dua. Natsuki duga dia pasti ada di kamarnya. Mungkin tengah mandi. Beruntung, kakek Natsuki sedang tidak ada di rumah, katanya ingin healing setelah dibuat overthinking  oleh dirinya. 

Setelah menutup dan mengunci pintu, Natsuki kembali ke kamarnya. Menunggu Rick selesai mandi seraya meraih salah satu manga pada rak yang tersedia.

Meski Natsuki tak sadar, tapi setelah beberapa saat Rick muncul dari balik pintu kamar mandi sebelah Utara dengan handuk putih kecil di atas kepalanya. "Gila banget, gila banget, gila banget. Baru kali ini gue nyicipin gas air mata," ucapnya membuat Natsuki menoleh juga.

"Gas air mata?" ulang Natsuki merasa janggal. Ayolah, apa yang dilakukan Rick sampai gas air mata harus turun?

Menggosok-gosok rambut basahnya, Rick berkata, "Abis nginep di kantor polisi, ya, gini. Ku de e det, KUDET. Lo balik lewat jalan belakang apa gimana, sih? Orang sore tadi polisi bubarin unjuk rasa di depan polres pake gas air mata. Untung aja gue gesit meski berakhir di culik satpol PP."

Bahu Natsuki jadi melemas. "Ck, unjuk rasa buat Oliv. Gue juga pengen ikut, tapi malah ditahan," ucapnya.

Rick mulai merapikan rambut kepirangannya dengan tangan tanpa bercermin. Membawa kakinya untuk berdiri agar bisa melihat area luar. Kolam ikan dan halaman luas rumah Natsuki selalu pantas untuk cuci mata. Terlebih, setelah matanya perih dan panas luar biasa. Sekarang saja matanya jadi berwarna kemerahan. Panas itu bahkan masih ada. "Lo mencurigakan," ucapnya.

"Lo nggak akan ke sini kalau gue mencurigakan, Nyet," balas Natsuki melemparkan bantal kecil berbentuk awan oranye pada bokong temannya.

•••

Tadi, setelah mengatakan satu kalimat singkat, Aram turun dari kasurnya. Pergi keluar kamar hingga Oliv jadi seorang diri. Dipikir seperti apapun, dia merasa ada yang aneh dengan manusia bernama Aram Biru itu. Aram bisa melihatnya dan Aram tahu dia sudah meninggal, tapi kenapa bisa dia tidak terkejut? Apa Aram sejenis indigo yang sudah sering melihat arwah orang mati? Rasanya dia tidak pernah mendengar desas-desus semacam itu selama satu sekolah dengan Aram.

I Need Your LifeTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon