36. Hasil tes

815 128 3
                                    

"Ingatan anda sangat bagus, ini pertemuan kita yang ke tiga, mungkin anda sudah lupa, tapi saya pertama kali melihat anda saat di Rumah Sakit, saya adalah Pasien Dokter Bima" jelas Ridwan ramah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ingatan anda sangat bagus, ini pertemuan kita yang ke tiga, mungkin anda sudah lupa, tapi saya pertama kali melihat anda saat di Rumah Sakit, saya adalah Pasien Dokter Bima" jelas Ridwan ramah.

"Oh benarkah, lalu apa yang bisa saya bantu Tuan?" sebenarnya Salima merasa heran dan kurang nyaman tapi tetap berusaha bersikap sopan.

"Tidak ada, tapi jika anda tidak keberatan, saya hanya ingin mengajak anda minum teh dan sedikit berbincang"

"Tapi.."

"Itu rumah saya, disana ada istri saya juga dan beberapa orang pekerja, anda jangan sungkan apalagi merasa tidak aman, ingat kan, saya ini seorang Hakim" Ridwan berusaha meyakinkan.

Salima melihat ke arah rumah yang ditunjuk oleh Ridwan, itu tepat berada di depan rumah Nurmala, hanya pagarnya agak tinggi dan ada pohon mangga besar di depannya, sehingga rumah itu terkesan tertutup.

"Imar bagaimana menurutmu?"

"Ikut saja, menurutku dia bukan orang yang berbahaya, kita juga bisa cari tahu apa niat sebenarnya" jawab Shlimar memberikan usulnya.

"Baiklah Tuan, saya menerima undangan anda"

Ridwan tersenyum puas mendegar ucapan gadis di depannya, dengan santun diapun memandu Salima.

Rumah Ridwan ternyata tak sesuram yang terlihat dari luar, justru kebalikannya rumahnya terlihat sangst asri dengan banyak tanaman hias dan bunga-bunga di bagian halaman depannya.

Keduanya terus masuk hingga ke bagian belakang rumah yang lagi-lagi dipenuhi dengan tanaman bunga. Sepertinya istei dari Ridwan sangat menyukai tanaman.

Mereka duduk  di kursi taman dengan meja bundar dan berhadapan lansung dengan air mancur buatan yang di bawahnya terdapat kolam ikan. Sangat indah, Salima menyukainya mengingatkan dengan kolam ikan Aksan di rumah, dia pun mulai merasa nyaman.

Tidak lama seorang Bibi setengah baya datang membawa dua cangkir teh dan puding coklat yang terlihat menggiurkan. Di dalam sana Shalimar sudah meronta ingin menikmatinya.

"Silahkan nona...?"

"Ya ampun saya sungguh tidak sopan belum meperkenalkan diri, nama saya Salima tuan, Putri Salima Pratama" ucap Salima mengulurkan tangannya.

"Jadi nona adalah adik Dokter Bima?" tanya Ridwan sambil menerima uluran tangan Ridwan.

"Bisa dibilang begitu Tuan" jawab Salima singkat dan enggan menjelaskan lebih jauh. Namun sayang Ridwan sepertinya tidak akan berhenti bertanya.

"Tapi setahu saya, keluarga Pratama tidak punya seorang Putri, atau mungkin saya yang salah, maaf tolong jangan tersinggung"

"Tidak apa-apa Tuan, saya hanya putri angkat mereka, saya asalnya dari Panti Asuhan dan tidak memiliki keluarga, tapi mereka menerima saya dan memperlakukan saya dengan sangat baik" Salima memilih berterus terang agar pembahasan tentang dirinya selesai.

Twin S (End)Where stories live. Discover now