32. Awal yang baru

838 131 8
                                    

Salima berlari begitu turun dari mobil yang mengantarnya ke rumah sakit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Salima berlari begitu turun dari mobil yang mengantarnya ke rumah sakit. Dia baru saja sampai di rumah saat mendapatkan telepon dari Satria yang mengabarkan bahwa Nurmala mengalami kecelakaan dan dalam kondisi kritis.

Tiba di depan ruang operasi dia melihat Satria yang tampak gelisah. Salima mendekat dan lansung menyapanya, tapi balasan yang di dapatnya adalah sebuah pelukan erat.

"Meski aku marah padanya, aku tidak ingin ini terjadi Salima, apa yang harus kulakukan sudah lama dia di dalam sana" Satria meluapkan rasa frustasinya, masalah datang bertubi-tubi dalam sehari menguras semua emosinya.

"Sabar Kak, Nurmala wanita yang kuat, dia pasti bisa melewati ini" meski sama-sama cemas Salima tetap mencoba menenangkan Satria dengan menepuk pelan punggungnya.

"Ekhemm"

Bima tiba-tiba datang di antara mereka, menarik Salima dengan lembut dan menyembunyikannya di balik punggungnya.

"Bagaimana kondisi Nurmala Bang?" tanya Satria tampa memperdulikan wajah kecut Bima.

Karena sikap profresionalitasnya Bima terpaksa menelan kekesalannya.

"Pendarahan di otaknya sudah berhasil ditangani dengan baik, dokter bedah tulang juga sudah melakukan tugasnya semaksimal mungkin. Tapi untuk tahu hasilnya kita harus menunggunya sadar terlebih dahulu, tapi ada kemungkinan Nurmala akan suilt berjalan karena luka di kakinya cukup parah, butuh waktu dan observasi lebih lanjut. Sebantar lagi dia akan dipindahkan ke ruang ICU. Tapi jika ingin melihatmya sebaiknya besok saja"

Bima mengakhiri penjelasan panjangnya yang ditanggapi dengan nafas lega dari kedua orang yang tadi dipergokinya sedang berpelukan, mengingat itu Bima rasanya ingin mencekik Satria saat ini juga.

"Terima kasih Bang, aku akan menunggunya sampai ia keluar dari ruang operasi"

"Baiklah, lalu kau apa yang akan kau lakukan?" tanya Bima pada Salima yang ekspresi wajahnya sudah tidak secemas tadi.

"Aku juga akan menunggu Nurmala Kak" jawab Salima cepat.

"Tidak, kau ikut denganku, temani aku makan, lalu kita pulang, sudah ada Dokter ahli dan suaminya disini, sebantar lagi keluarganya juga pasti datang, kehadiranmmu tidak terlalu dibutuhkan"

Bima lalu menarik tangan Salima begitu saja tampa menunggu jawaban gadis itu, ataupun pamit pada Satria. Saat baru beberapa langkah berjalan, tampak kedua orangtua Nurmala setengah berlari mendekati Satria dan melewati mereka begitu saja.

"Kau ikut kak Bima saja, biarkan mereka sekeluarga yang menemani Nurmala kau juga sudah lelah adikku"

Shalimar lalu menarik jiwa Salima agar bisa beristirahat dan tidak dibantah sama sekali, dia memang butuh tidur. Begitu Shalimar sudah mengambil alih, tangan bima yang tadinya mengenggam kini dibalas dengan rangkulan di lengan kokohnya. Bima pun tersenyum.

Twin S (End)Where stories live. Discover now