6. Setelah kehilangan

1K 157 25
                                    

Shalimar menatap takjub rumah besar dan mewah yang mereka datangi "pacarmu ternyata sangat kaya, kau pandai memilih pasangan"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Shalimar menatap takjub rumah besar dan mewah yang mereka datangi "pacarmu ternyata sangat kaya, kau pandai memilih pasangan"

"Aku menyukainya bukan karena dia kaya, tapi karena dia baik padaku"

"Satpam Bank juga baik dan ramah, kenapa tidak menyukai mereka saja" Shalimar mencoba mengusili adiknya dan dia tertawa senang saat mendapati Salima menatapnya dengan sinis.

"Lalu mana dia? Ini sudah malam, seharusnya dia sudah di rumah kan?"

Keduanya menatap sekeliling, hanya ada dua orang paruh baya yang tengah bercengrama di ruang keluarga. Tak lama suara langkah kaki memasuki ruangan. Tampak sosok Satria dengan wajah lelahnya, lengan kemejanya sudah di gulung hingga ke siku dan jas yang disampirkan di lengan.

"Kau sudah makan Satria?" tanya ibunya mendekat dan mengambil jas dan tas putranya.

"Sudah ma, aku mau lansung istirahat saja" Satria lalu melangkah naik ke lantai 2 menuju kamarnya dikikuti oleh Shalimar dan Salima.

"Pa! kasihan Satria, harusnya papa tidak membebani dia dengan begitu banyak pekerjaan, biarkan dia menikmati masa mudanya"

"Ini proses ma, dia akan jadi pemimpin perusahaan, memang sudah selayaknya dia bekerja keras karena banyak karyawan yang bergantung padanya.

🌺

Satria membuka kancing kemejanya satu persatu, membuat Salima histeris dan lansung menutup mata saudarinya.

"Kau egois, kau ingin menikmatinya sendiri bukan, cih dasar maniak" tuduh Shalimar sengit.

"Aku juga menutup mataku, asal kau tau, lagipula kenapa kita harus mengkutinya?"

"Bukankah kau rindu dan ingin tahu keadaannya, makanya kita disini" keduanya berhenti berdebat saat terdengar suara pintu di tutup, lalu tak lama kemudian terdengar suara kucuran air. Keduanya pun membuka mata dan tidak menemukan lagi sosok Satria di dalam kamar.

"Tidak ada satupun fotomu disini, sepertinya dia sudah melupakanmu" Shalimar mengelilingi kamar bernuansa abu-abu dan putih itu, mencoba mencari apa ada hal menarik yang bisa dia pakai untuk menggoda adiknya.

"Ini sudah setahun Imar, lagian kedua orang tuanya tidak begitu menyukaiku, jadi mungkin dia sungkan menaruh fotoku disini"

Salima mencoba berpikir positif, namun hati kecilnya tidak menyangkal bahwa dia berharap Satria masih menunggunya.

Tak lama pintu kamar mandi terbuka menampilkan sosok Satria yang sudah tampak segar dangan kaos putih dan celana boxer selutut, dia berjalan ke ranjang dan duduk menyandarkan dirinya disana.

"Kau benar-benar pintar memilih, dia tampan, tubuhnya bagus dan tak ketinggalan dia juga kaya"

"Sudahlah, ayo kita pergi! aku sudah melihatnya, dia terlihat baik-baik saja" Salima menarik tanggan Shalimar agar segera pergi namun Shalimar tidak bergeming.

Twin S (End)Where stories live. Discover now