7. Penghianat

1K 157 9
                                    

"Kau mengenalnya?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kau mengenalnya?"

"Kalau tidak salah ingat, pria itu adalah putra dokter Aksan, dia juga seorang dokter dan ikut merawatku" jelas Salima.

Pertengkaran Bima dan kekasihnya yang bernama Jenita makin memanas, satunya kekeh menuduh, satunya lagi sibuk membela diri. Orang-orang makin banyak yang menonton, tapi tidak ada yang berusaha melerai, malah sebaliknya mereka tampak menikmati. Ternyata bukan hanya Shalimar yang suka keributan.

Shalimar sendiri masih menatap antusias, terutama kepada Bima, selama dia bergentayangan, baru kali ini ada pria yang menarik di matanya.

Pria klimis berkacamata, dengan badan yang tampak kekar dan sehat, bukannya seram, dia tampak semakin macho saat sedang marah.

"Target sudah dikunci" gumam Shalimar sambil menyeringai

"Imar kita pergi saja! Disini sangat berisik" ajak Salima menoleh ke samping namun Shalimar sudah tidak ada di sana.

"Iya aku memang selingkuh, karena aku bosan padamu, aku muak, kau pria membosankan, aku mau kita putus sekarang! raung Jenita tiba-tiba, padahal sebelumnya ia masih memelas minta dimaafkan oleh Bima.

Semua yang menyaksikannya bingung dan terkejut, namun tidak dengan Bima, dia malah tertawa dengan keras.

"Memang itu yang kumau, selamat tinggal Jenita! Bima pergi begitu saja tampa menoleh meski Jenita masih berteriak dengan kata-kata kasar menghina dirinya.

Salima mengabaikan pertengkaran itu, dia sibuk mencari kembarannya yang tiba-tiba menghilang.

"Imar kau dimana? Jangan membuatku takut, Imar..! Shalimar..!

Salima mulai panik dan cemas matanya mulai berkaca-kaca, takut Shalimar meninggalkannya sendirian.

"Lima aku disini"

Tepukan di pundaknya sontak membuat Salima berbalik dan menatap sengit kepada saudarinya. Tak perlu menunggu sedetik, dia lansung menumpahkan seluruh amarahnya. Dirinya masih dalam kondisi sedih karena patah hati tapi saudari usilnya itu malah membuatnya takut dan cemas.

"Sudahlah berhenti mengomel, telingaku sakit, aku hanya bermain sebentar itupun tidak jauh, bahkan aku ada di depanmu tadi"

"Maksudmu?" Salima melipat kedua tangannya meminta penjelasan.

"Lihat itu!" Shalimar menunjuk ke arah Jenita yang tampak kebingungan dan sedang ditenangkan oleh pria yang menemaninya ke bioskop.

"Aku tadi merasukinya supaya dia meminta putus dari dokter tampan itu, wanita genit sepertinya bahkan tidak layak untuk menjadi pelayan si tampan" sinis Shalimar menatap jengah Jenita yang kini berjalan menjauh. Kerumunan orang sudah dibubarkan sejak tadi oleh security.

"Katanya kau tidak suka ikut campur urusan orang, lalu yang kau lakukan tadi apa?" Ejek Salima pada saudarinya yang menurutnya tak berpendirian.

"Karena si tampan itu adalah dokter yang merawatmu, tentu saja aku harus menolongnya dan menjauhkannya dari rubah betina itu, bagaimana kalau dia stress dan mengobatimu asal-asalan kan bahaya, lagipula..."

Twin S (End)Where stories live. Discover now