27. Bahagia dan kecewa

797 136 8
                                    

Salima bergegas masuk ke dalam ruangan dimana dia biasanya bekerja, sudah waktunya memberi makan dan minum susu para balita yang jumlahnya mencapai 20 orang itu

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Salima bergegas masuk ke dalam ruangan dimana dia biasanya bekerja, sudah waktunya memberi makan dan minum susu para balita yang jumlahnya mencapai 20 orang itu.

Mereka ditempatkan dalam satu ruangan khusus, dimana para balita itu bebas bermain dengan yang seusianya. Tidak sulit menemukan ruangan itu, karena tempat itulah yang paling berisik. Suara tangis dan tawa tak pernah lepas dari sana.

"Miss Utari" ucap Salima reflek begitu masuk ke ruangan balita dan melihat Utari sedang menggondong Raka.

Merasa ada yang menyebut namanya wanita bertubuh mungil itupun berbalik. "Salima kan?" Tanya Utari memastikan salah satu mahasiswi yang tadi ia lihat di kelasnya.

"Ia Miss, kok bisa ada disini? Apa Miss juga salah satu relawan?"

"Iya, cuma minggu lalu, saya ke luar kota mengunjungi keluarga, makanya kita baru ketemu" jawab Utari sambil membelai kepala Raka yang bergelayut manja padanya.

"Raka terlihat nyaman sekali sama Miss, biasanya dia aktif dan susah diam, sekarang kok anteng" Salima mencuil hidung Raka dengan gemas dan dibalas kekehen lucu dari balita tampan itu.

"Mungkin karena saya yang merawatnya sejak dia datang ke panti asuhan ini, jadi dia merasa nyaman, saya juga sudah menganggap Raka seperti anak saya, cuma karena saya belum berkeluarga, jadi proses adopsi tidak bisa dilakukan" balas Utari dengan raut kecewa.

"Wah sayang sekali, apa karena itu Miss betah jadi relawan disini?"

"Itu salah satunya, tapi saya juga senang mengajar mereka, berada di tengah anak-anak membuat saya bahagia"

Utari tersenyum, apa yang dikatakannya adalah isi hati yang sebenarnya. Raka yang masih ada dalam gendongannya dikecupnya dengan sayang sambil sesekali mengajaknya bercanda. Namun hal yang mengejutkan Salima adalah ketika Raka memanggil Utari dengan sebutan mama.

Sosok Rukmini tampak terharu dan bahagia karena ada orang yang begitu menyayangi putranya, meski demikian dia tetap ingin Raka bertemu dengan ayahnya. Salima jadi serba salah sekarang, antara janjinya pada Rukmini dan kebahagian Utari yang sepertinya sudah menganggap Raka sebagai pengganti bayinya yang meninggal.

"Sepertinya ini akan Sulit Imar"

"Iya kau benar, tapi kita tidak boleh ingkar janji" Shalimar mengingatkan.

🌺

"Satria!! Apa yang dikatakan Nurmala itu benar, kau ingin menceraikannya karena perempuan yang tidak jelas asal-usulnya itu sudah kembali?"

Bukanya menanyakan kabar putranya, Sucitra lansung meneror Satria dengan pertanyaan yang terkesan mengintimidasi.

"Namanya Salima Ma" balas Satria masih mencoba bersabar.

"Mama tidak perduli, pokoknya kalian tidak boleh bercerai karena alasan apapun, Nurmala adalah menantu pilihan Mama, dia yang terbaik untukmu, kalau kau sampai menceraikannya, Mama tidak akan pernah memaafkanmu!" Hardik Sucitra dengan nada tegas.

Twin S (End)Kde žijí příběhy. Začni objevovat