Our Fate 「 The Jung 」

「 55 : Between Us 」

Renjun dibaringkan secara perlahan di atas ranjang yang diselimuti bed cover berwarna kuning kesukaannya.

Tanpa Renjun sadari, warna mata Jeno berubah menjadi ungu, jika Jeno tidak mempertahankan kewarasannya, bisa saja hal tak diinginkan terjadi detik ini juga.

Jeno menggeram halus. Mati-matian berupaya mengontrol hawa nafsunya yang terpicu gara-gara feromon Renjun yang begitu memikat dan menggoda.

"Jeno... kiss me..."

Renjun dan akal sehatnya yang sudah terkikis.

Baginya sekarang adalah saat-saat berharga yang tak boleh dilewatkan selagi Jeno masih ada di dekatnya.

Tanpa pikir dua kali, Jeno menempelkan bibirnya pada bibir kemerahan milik Renjun. Mengecup-ngecup pelan merasakan kenyalnya bibir yang begitu menggodanya sedari awal mereka berjumpa.

Hati Renjun dipenuhi bunga, ciuman pertamanya telah dia berikan pada seseorang yang memang hanya diperuntukkan dirinya.

Miliknya seorang...

Alpha-nya...

"Jenoo....my Alpha.."

Jeno menarik kepalanya sedikit dari muka Renjun dan melihat warna mata Renjun samar memancarkan warna putih yang cantik.

Ahhh...Jeno tak pernah menyangka bahwa Omega yang ditakdirkan untuknya akan secantik ini.

"Renjun...you're my Omega...my one and only..." bisik Jeno, sebelum kembali menempelkan bibir mereka untuk saling melumat satu sama lain.

Sisi serigala Renjun; Renren, ingin melolong keras sebagai bentuk kegembiraannya lantaran sang Alpha telah mengakui dirinya sebagai Omega-nya.

"Jeno....ahh..." Renjun tak bisa berhenti mendesah lirih merasakan tangan dingin Jeno menggelitik permukaan kulit tubuhnya dari balik piyama yang dia kenakan.

Sementara itu, mulut Jeno tak berhenti menguasai bibir Renjun yang menjadi kesukaan barunya sekarang.

Perang saliva tak terelakan lagi, Jeno seperti tak memberi jeda bagi Renjun untuk bernafas dengan benar.

"Jeno...uh...berhentii..."

Bisa gawat kalau Renjun hilang kendali. Dia bisa saja menyerahkan dirinya pada Jeno detik ini juga dan membuat masalah baru yang tak diinginkan.

"Jeno...kubilang berhenti!"

PUK

Kedua tangan mungil Renjun menepuk pelan wajah Jeno dari kedua sisi. Memaksa Alpha itu untuk berhenti menggerayai tubuhnya dan menatap matanya secara lurus.

Jeno mendesah berat, nafsu benar-benar membuat kesadarannya nyaris sirna.

"Maaf...aku terlalu bersemangat karena melihatmu...." ucap Jeno, seraya menundukkan kepalanya.

Tok tok tok

Pintu kamar Renjun diketuk dari luar.

Baik Renjun maupun Jeno menoleh ke arah pintu berdaun dua itu secara serempak.

"Gawat, itu Jisung! Dia pasti baru pulang! Jeno, cepat kau pergi dari sini! Dia tidak akan senang melihatmu ada di sini tanpa izin!" Renjun panik. Dia mendorong tubuh besar Jeno dari atasnya, lalu menarik Alpha itu untuk segera keluar dari kamarnya.

Gawat kalau sampai Jisung melihat Jeno di sini.

Jeno mendesah berat, lagi. Dia belum rela berpisah dengan Renjun tetapi ada saja gangguan yang datang mengusik mereka.

"Aku akan kembali lagi besok."

Renjun mengantar Jeno ke balkon yang sama dimana dia menemukan Jeno tadi.

"Kau bisa menghubungiku dulu kalau mau berkunjung, jangan datang secara tiba-tiba seperti hantu!" Omel Renjun, dengan suara yang dipelankan.

Jeno tersenyum menyeringai, sebelum mencuri satu kecupan pada bibir manis sang Omega.

Tindakan kecil yang sukses membuat Renjun merona merah lagi.

"Cepaaattt!"

"Iya, iya. Aku pulang dulu kalau begitu, sampai jumpa lagi." Jeno tersenyum manis pada Renjun sebelum dia melompat hendak menuju ke atap mansion.

"Ya, sampai jumpa lagi."

Walau hanya beberapa menit lamanya, itu sudah cukup bagi Renjun melampiaskan kerinduannya pada sang Alpha.

Renjun kira dirinya tak akan mudah menjangkau Jeno. Nyatanya Jeno tidak sedingin dan sekaku yang dia pikirkan.

Bisakah Renjun menganggap bahwa hubungannya dengan Jeno akan berjalan baik meski tidak seintense pasangan lainnya?

Selagi mereka masih punya waktu bersama, Renjun ingin mengetahui lebih banyak tentang Jeno.

♡★ TBC ☆♥︎