「 25 : Out Of Control 」

3.1K 377 26
                                        

Jangan lupa Vote nya man teman

Happy readingヽ(*´з`*)ノ

✿ Our Fate ✿

.

.




“DIA LEBIH DULU YANG MEMULAI!! DIA MEMBAKAR BUKU-BUKU KAMI, AHN SSAEM!”

Jodae menggebrak meja cukup keras sambil menuding ke arah mark, ketika menjelaskan penyebab dari perkelahian antara dirinya dan kawanannya dengan Mark yang kini sedang menundukkan kepala di kursi seberang.

Dalam hati Mark tak berhenti mengumpat kesal, ia sudah lelah dan ingin segera pulang cepat ketimbang membahas persoalan ini lebih lama. Mark menangis dalam hati, berharap ada seseorang yang baik hati datang dan membantunya keluar dari ruangan yang penuh sesak itu.

“Untuk apa kau membakar buku-buku itu, Mark Jung?” Guru Ahn melempar pertanyaan pada Mark.

Sebelum menjawab alasannya, Mark justru menegur gurunya lebih dulu, “Sebelum ssaem bertanya kenapa saya melakukan itu, alangkah baiknya Anda menanyai anak-anak itu terlebih dahulu, mengapa mereka memaksa saya untuk mengerjakan tugas mereka dan mengancam saya ketika saya menolak perintah mereka.” Mark membongkar rencana licik ke-6 pemuda di seberangnya.

Anak-anak yang duduk di seberang meja dari Mark mulai memucat dan panik. Tak menyangka Mark seberani itu membongkar kesalahan mereka langsung di depan guru.

Guru Ahn terkejut mengetahuinya. Beliau balik memandangi ke-6 remaja di sana dengan garang, seakan hendak menyantap mereka hidup-hidup.

“KALIAN MEMANFAATKAN SESEORANG UNTUK MENGERJAKAN TUGAS KALIAN?! MAU SEBURUK APA LAGI PERBUATAN YANG KALIAN LAKUKAN?!” hardik beliau dengan suaranya yang meninggi.

Guru Kim dan wali kelas Mark yang sedang berbincang di depan ruangan bimbingan konseling sampai bisa mendengar suara guru Ahn yang menggelegar.

“Karena saya sudah lelah, ingin istirahat. Jadi saya spill saja nih ssaem, semua kejahatan mereka,” ujar Mark tiba-tiba, semakin menyiram minyak pada api yang menyala.

“Katakan saja.”

Mark menarik nafas panjang, lalu menguak semua perbuatan buruk siapa saja yang telah mengganggu atau lebih tepatnya membullynya selama ini, tidak hanya Jodae dkk saja tetapi semua nama yang ia hafal dalam kepala.

Mulai dari yang pernah memerasnya, memukulinya tanpa sebab serta perbuatan-perbuatan buruk lainnya yang pernah Mark dapatkan dari beberapa bulan belakang. Mark membongkar semua kejahatan itu dengan raut muka tanpa ekspresi alias datar.

Guru Ahn yang menyimak dengan seksama, beberapa kali membenarkan posisi kacamatanya dengan mulut menganga kecil dan ekspresi tercengang yang ditunjukkan beliau. Lantaran syok menerima fakta bahwa ternyata ada banyak anak didik di sekolah mereka adalah tukang bully.

“Kalian benar-benar minta di d.o rupanya,” celetuk guru Ahn setelah Mark selesai bercerita.

Jodae dan yang lainnya kembali dibuat luar biasa panik. “Tidak, ssaem! Kenapa ssaem percaya saja dengan cerita konyol itu?! Di sini kamilah korbannya!” Jodae masih saja membela diri.

Mark sudah memperkirakan Jodae akan membela dirinya mati-matian, atau lebih nekatnya lagi anak itu akan menggunakan kekuasaannya di sekolah untuk balik menuduhnya. Maka dari itu Mark sudah mempersiapkan diri, ia merogoh kantong celananya hendak mengeluarkan ponsel miliknya yang sengaja tidak diaktifkan sejak pagi tadi.

Our Fate 「 The Jung 」Where stories live. Discover now