〰
Suka gak sih sm cerita ini?
Kuingatin dulu, ini alurnya lambat, jadi harap bersabar menunggunya ya
Happy Reading💕
〰
✿ Our Fate ✿
.
.
Mark yang mendengar cerita dari Jeno tak bisa menyembunyikan ekspresi syoknya. Kedua mata bulat Mark mendelik lebar, melihat itu Jeno mengantisipasi apa yang akan kakaknya lakukan setelah ini.
"Berani-beraninya mereka.." Kedua tangan Mark yang diletakkan di atas pegangan kursi gamingnya mengepal kuat sampai otot-otot tangannya menonjol jelas.
"Mark hyung.." Jeno mulai merasakan aura Mark semakin mengintimidasi. Atmosfir di antara mereka terasa menegangkan.
"Kau tau di mana anak itu berada sekarang?" Suara Mark terdengar begitu rendah. "Di rumah sakit―sepertinya." Jeno menjawab dengan gidikkan pundak acuh.
"Kurasa pukulan di hidung saja tidak cukup untuk orang seperti dia. Bagaimana kalau kita sobek saja sekalian mulut besar anak itu?" Mark menatap Jeno dengan mata merah menyalanya dan senyum lebar bak seorang psycho. Jeno sudah menyiapkan diri bila sewaktu-waktu kakaknya itu murka.
"Tidak. Yang ada kau akan membuat mom kecewa dan sedih, dan bahkan lebih parahnya kau akan di cap sebagai pembunuh jika anak itu sampai mati." Jeno menolak mentah-mentah ide Mark. Meski sejujurnya ia juga ingin melakukan hal serupa pada si bajingan kecil Yojin.
Mark mendecih kecewa. Ia mengatur nafasnya berulang kali, berusaha menenangkan diri agar emosinya mereda. "Aku tidak pernah memikirkan ini sebelumnya, tetapi ternyata orang berhati jahat dan bermulut kotor tidak memandang umur." Lalu Mark terkekeh miris, pandangannya semakin terbuka lebar akan dunia yang keras dan kejam ini.
"Jangan sampai Mom mengetahui hal ini. Dia akan terluka setelah mendengarnya," pesan Mark pada sang adik.
Dengan cepat Jeno menganggukkan kepalanya mengiyakan. "Tentu saja! Aku tidak setega itu memberitahukan Mom yang sejujurnya. Maka dari itu aku hanya membeberkan semua ini kepadamu."
Satu alis Mark terangkat, tidak begitu percaya dengan penuturan Jeno. "Lalu Dad?" tanyanya.
Jeno kelihatan agak frustasi sebelum menjawab, namun akhirnya pemuda itu menganggukkan kepala mengiyakan. "Dad tau. Dia memaksaku untuk mengatakan yang sejujurnya. Jadi, yah..."
Kalau Jaehyun sudah tau persoalan apa yang telah memicu emosi Jeno yang terkenal paling pendiam di antara anggota keluarga mereka, ada kemungkinan besar Jaehyun akan mengambil tindakan sendiri kepada anak sialan bernama Park Yojin itu.
Park ya? Dari Klan Park pula. Pantas saja anak itu membanggakan dirinya setinggi langit.
"Rasanya mengesalkan sekali." Mark mengusap wajahnya gusar. "Ini pasti berat untukmu." lalu memandang Jeno dengan empati.
Mark tau jelas bagaimana sulitnya menjalani kehidupan sekolah dengan berusaha untuk tidak menonjolkan diri serta menutupi identitas asli sebagai anggota dari Klan Jung. Ini juga yang menjadi salah satu senjata yang sering digunakan oleh para pembully dengan mengecap dirinya一dan mungkin Jeno juga一berasal dari Klan kecil yang tidak memiliki kedudukan penting: yang mana di pandang rendah dalam tingkatan sosial.
"Yah...lumayan juga. Tapi setidaknya, aku tidak dikelilingi oleh orang-orang bermuka dua yang berusaha mencari muka didepanku." Bibir tipis Jeno menyunggingkan senyum sinis.
YOU ARE READING
Our Fate 「 The Jung 」
FanfictionSequel of My Mate "Jaehyun, aku takut terjadi sesuatu pada anak-anak kita." "Jangan khawatir, okay? Kita hanya cukup percaya kepada mereka. Anak-anak kita kuat dan tau cara mengendalikan diri mereka sendiri. Jika suatu saat nanti 'mana' itu mulai m...
