〰
Jangan lupa vote dan komen ya mate~
〰
✿ Our Fate ✿
.
.
“Jeno, aku ingin kau ikut bersamaku.” Jaehyun tiba-tiba pulang ke mansion pada siang hari, tepat sebelum jam makan siang tiba.
Jeno yang sedang duduk didepan meja komputernya hanya mengangguk mengiyakan. Ia tak punya pilihan lain. Melihat raut wajah Jaehyun begitu serius, Jeno dapat menebak mereka berdua akan menghadiri suatu acara penting.
“Sayang, kenapa pulang jam segini?” Suara lembut Taeyong terdengar. Ibu muda itu pasti mengetahui kepulangan suaminya yang tiba-tiba ini.
Jaehyun yang berdiri dibingkai pintu kamar Jeno mengalihkan atensinya pada sang istri. Taeyong terlihat masih mengenakan pakaian khas berkebunnya, pasti mate cantiknya itu baru selesai mengurus taman bunga miliknya di belakang Mansion.
Tanpa rasa jijik sedikitpun, Jaehyun memberikan sebuah kecupan basah pada bibir ranum Taeyong. Walaupun tubuh Taeyong masih bermandikan keringat sama sekali tak menghalangi niat Jaehyun untuk menyentuh sang istri.
“Jangan dicium, ih! Aku masih kotor!” Kedua lengan kurus itu berusaha mendorong dada bidang Jaehyun supaya menjauh darinya. “Kenapa pulang?” Ia pun mengulangi pertanyaannya yang belum dijawab oleh Jaehyun.
Jaehyun menghela nafasnya sekali. “Dad tiba-tiba menghubungiku dan meminta bertemu dengan Jeno. Jadi aku buru-buru pulang untuk menjemput anak kita.” Jaehyun menjawab secara ringkas.
Sementara Jeno sibuk mengganti pakaian rumahannya dengan pakaian semi formal. Ia akan bertemu dengan kakeknya―seperti yang ia dengar dari mulut Jaehyun barusan, jadi ia tidak boleh sembarangan mengenakan pakaian. Sesuai kata ibunya, dirinya dan Mark harus selalu tampil sopan dan rapi setiap kali bertemu dengan grandpa-grandmanya.
Jadi pilihan Jeno jatuh pada kemeja berwarna baby blue lengan panjang serta celana jeans berwarna hitam favoritenya.
“Ada apa?” Perasaan Taeyong sedikit khawatir sekarang. Takut ini ada kaitannya dengan pelanggaran yang Jeno lakukan tempo hari lalu.
Jaehyun paham istrinya mengkhawatirkan putera mereka. Tapi ia berani menjamin, ayahnya itu tidak akan macam-macam terhadap cucunya. “Mungkin hanya ceramahan singkat. Tenanglah, Dad tidak akan menghukumnya.” Berharap jawabannya dapat mengurangi kekhawatiran Taeyong.
“Apa aku ikut saja?” Kalau Yunho benar-benar akan menghukum Jeno, biar ia maju meminta maaf untuk mengurangi hukuman yang akan Yunho berikan. Taeyong sadar, ulah Jeno itu bisa mencoreng nama baik Klan Jung.
“Taeyong, Jeno akan baik-baik saja, sayang..” Jaehyun memegangi kedua pundak Taeyong dan menatap manik mata Taeyong dengan teduh. “Dad hanya ingin bertemu dengan Jeno. Dia merindukan cucunya. Jangan berpikir aneh-aneh dulu, oke?”
Namun tetap saja, Taeyong tidak akan percaya begitu saja. “Biar aku yang meminta maaf padanya, Jaehyunie.”
Jaehyun menggeleng keras menolak permintaan Taeyong. “Dad akan marah bila kau bersikap seperti ini kepadanya, Taeyong. Dad hanya ingin menghabiskan waktu luangnya dengan Jeno serta aku sebelum terbang ke Amerika lagi nanti malam,” jelasnya panjang lebar.
Mulut Taeyong sudah terbuka hendak bertanya lagi, namun keduluan Jeno yang keluar dari kamarnya. “Dad, aku sudah siap,” kata remaja itu dengan wajah datar khas seorang Jung.
YOU ARE READING
Our Fate 「 The Jung 」
FanfictionSequel of My Mate "Jaehyun, aku takut terjadi sesuatu pada anak-anak kita." "Jangan khawatir, okay? Kita hanya cukup percaya kepada mereka. Anak-anak kita kuat dan tau cara mengendalikan diri mereka sendiri. Jika suatu saat nanti 'mana' itu mulai m...
